”Biru Langit” adalah Batas
Manchester City hanya perlu satu trofi lagi untuk mencatatkan sejarah sebagai klub terbaik dalam sejarah Liga Inggris. Arsenal dan Manchester United adalah pesaing utama City.
LONDON, KAMIS — ”Above us, only sky”. Penggalan dari lirik lagu mendiang John Lennon yang dirilis pada 1971, ”Imagine”, menjadi gambaran persaingan Liga Inggris musim 2023-2024. Sekuat apa pun usaha sebuah tim untuk mengejar trofi juara, mereka harus mampu melampaui batas ”Biru Langit” alias Manchester City.
Setelah sukses mengangkat tiga trofi mayor, akhir musim lalu, City belum kehilangan hasrat untuk menjaga hegemoni. Di tahun ini, Kevin De Bruyne dan kawan-kawan masih berpeluang meraih gelar Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.
Manajer City Pep Guardiola berkelakar, salah satu misi utamanya di kompetisi edisi 2023-2024 adalah mencetak gol serta mengalahkan Tottenham Hotspur di laga tandang. Lebih dari ambisi menghapus nasib buruk setiap jumpa Spurs, Guardiola dan City ingin mengejar satu rekor baru dalam sejarah kompetisi profesional Inggris.
Baca juga: Semarak Regenerasi Skuad Liga Inggris
Biru Langit berpeluang menjadi tim pertama yang bisa meraih empat gelar Liga Inggris beruntun dalam 135 tahun kompetisi sepak bola di Negeri Monarki itu. Setelah mengalahkan Arsenal dalam perburuan gelar liga musim 2022-2023, City telah menyamai rekor tiga gelar beruntun milik Huddersfield, Arsenal, Liverpool, dan Manchester United.
Untuk mempertahankan gelar juara Inggris musim ini, City bakal mengalami perjalanan serupa dalam dua edisi terakhir. Memulai permulaan perjalanan liga dengan lambat bahkan berpotensi menderita kekalahan di awal-awal musim, lalu tancap gas setelah pergantian tahun.
Guardiola mengakui, timnya akan sulit langsung dominan dalam bersaing di papan atas. Sebab, skuad City memiliki masa persiapan yang singkat setelah hanya memiliki waktu latihan dan uji coba pramusim kurang dari satu bulan jelang laga perdana Liga Inggris kontra Burnley, Sabtu (12/8/2023) pukul 02.00 WIB, di Stadion Turf Moor.
Di sini (Inggris) bukan seperti NBA yang memiliki waktu tiga bulan istirahat dari kompetisi. Anda harus beradaptasi untuk menyiasati masa jeda kompetisi yang singkat.
”Di sini (Inggris) bukan seperti NBA yang memiliki waktu tiga bulan istirahat dari kompetisi. Anda harus beradaptasi untuk menyiasati masa jeda kompetisi yang singkat. Bagi saya, penting melihat sikap pemain menghadapi laga-laga di awal musim ini,” ujar Guardiola dilansir Daily Mirror, Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Ilkay Guendogan, “Dinamo” Mesin Juara Manchester City
Dalam sepekan ke depan, City akan menjalani tiga pertandingan yang bakal berjalan ketat. Setelah jumpa Burnley, skuad Biru Langit akan terbang ke Athena, Yunani, untuk menghadapi Sevilla di Piala Super Eropa, Kamis (17/8/2023), kemudian mereka akan kembali ke Manchester untuk menjamu Newcastle United, Minggu (20/8/2023).
Selain menyiasati kondisi fisik pemain agar perlahan mencapai puncak performa di paruh kedua musim, Guardiola juga memerlukan waktu untuk menemukan taktik terbaik bagi skuadnya. Setelah kehilangan Ilkay Guendogan dan Riyad Mahrez, juru taktik asal Spanyol itu perlu menyatukan pemain baru berkualitas, seperti Mateo Kovacic dan Josko Gvardiol, ke dalam skema tim.
Guardiola juga memberikan sinyal masih perlu pemain baru untuk meningkatkan kualitas skuadnya. Lucas Paqueta (West Ham United) dan Kaoru Mitoma (Brighton & Hove Albion) menjadi incaran City sebelum jendela transfer musim panas ini ditutup, 1 September nanti.
Harry Redknapp, peraih Manajer Terbaik Liga Inggris 2009-2010, menyebut City tetap menjadi kandidat terkuat menjadi juara Liga Inggris 2023-2024. Sebelum membicarakan trofi, ujar Redknapp, Guardiola memiliki tugas mempertahankan hasrat skuadnya untuk terus mengejar trofi.
Baca juga: Liga Inggris Bakal Berdurasi 100 Menit
”Pep Guardiola selalu menyukai tantangan. Empat gelar Liga Inggris beruntun dengan City di musim ini akan menjadi salah satu capaian terbesar dalam kariernya,” ujar Redknapp kepada The Sun.
Optamelalui perhitungan simulasi superkomputer juga sangat mengunggulkan City. Tim yang bermarkas di Stadion Etihad itu dinilai memiliki kans juara 90,18 persen.
Pembelian besar
Untuk mengejar jarak kualitas dari City, Arsenal dan Manchester United, penghuni tiga besar musim lalu, rela merogoh kas keuangan lebih dalam untuk mendatangkan pemain incaran. Arsenal mendatangkan Declan Rice dan Kai Havertz yang masuk dalam tiga besar pembelian termahal dalam sejarah klub.
Jika ditambah dengan kedatangan Jurrien Timber dari Ajax Amsterdam, ”Si Meriam” telah menghabiskan sekitar 231 juta euro (Rp 3,86 triliun) demi membalaskan sakit hati akibat ”ditikung” City di pekan-pekan terakhir musim lalu. Arsenal menjadi tim Inggris dengan pengeluaran terbesar di musim panas ini.
Baca juga: Declan Rice dan Deretan Pemain Termahal Musim Panas 2023
Gelandang baru Arsenal, Declan Rice, mengakui alasannya hijrah ke Stadion Emirates untuk membantu Arsenal mengejar trofi. Menurut dia, Manajer Arsenal Mikel Arteta menyebarkan energi positif di dalam skuad yang mayoritas berisi pemain muda.
”Saya datang ke sini dengan rasa lapar untuk meraih lebih banyak kesuksesan dan menghabiskan masa terbaik karier saya di klub ini. Saya tertantang untuk mengembalikan Arsenal ke tempat yang seharusnya,” ujar Rice kepada Sky Sports.
Sementara itu, manajemen MU juga telah mengeluarkan 192 juta euro (Rp 3,2 triliun) demi melayani Manajer Erik ten Hag yang butuh penguatan di posisi penjaga gawang, gelandang serang, dan penyerang tengah. Andre Onana, Mason Mount, dan Rasmus Hojlund menjadi pemain anyar yang dibekali harapan untuk mengembalikan kejayaan ”Setan Merah” di Liga Inggris.
Saking terpikatnya dengan Hojlund, MU rela mengeluarkan dana besar, 75 juta euro (Rp 1,25 triliun), untuk pemain yang baru satu musim tampil bersama Atalanta di Liga Italia. Itu menjadikan penyerang asal Denmark itu sebagai penyerang termahal kedua MU setelah Romelu Lukaku.
Baca juga: Sengatan Aura Kompetitif Arteta
Manajer MU Erik ten Hag merasa lebih optimistis untuk bisa bersaing dengan City dan tim raksasa lain untuk mengejar trofi Liga Inggris musim ini. Alasannya, juru taktik asal Belanda telah memiliki fondasi skuad yang dibentuk pada musim lalu.
”Kami membangun fondasi musim lalu sehingga kami telah memiliki cara bermain dan telah menemukan pemain yang tepat sesuai kebutuhan untuk meningkatkan kualitas tim,” ujar Ten Hag.
Menguji kesabaran
Sementara itu, wajah baru ditampilkan oleh dua tim asal London, Chelsea dan Tottenham Hotspur. Mauricio Pochettino akan menguji kesabaran pemilik Chelsea, Todd Boehly, yang menuntut hasil instan.
Jika gagal membawa Chelsea meraup hasil positif di pekan-pekan awal musim perdananya di Stamford Bridge, Pochettino berpeluang merasakan kejamnya pemecatan seperti yang dialami Thomas Tuchel dan Graham Potter pada musim lalu.
Baca juga: Dilema Terpelik Tottenham Hotspur
Ange Postecoglou berpotensi menjadi ”mangsa” baru manajemen Spurs di bawah kendali CEO Spurs Daniel Levy. Dua manajer dengan bekal gelar juara sebelumnya, Jose Mourinho dan Antonio Conte, telah merasakan frustrasi dengan kurangnya dukungan Levy untuk mengembangkan tim serta minimnya spirit skuad Spurs untuk berkembang.
Empire of the Kop, wadah kelompok suporter Liverpool, juga pesimistis tim kebanggaan mereka mampu bersaing di papan atas. Kehilangan dua gelandang penting, Jordan Henderson dan Fabinho, menjadi penyebabnya.
”Klub seperti tidak punya rencana. Kami hanya menerima 52 juta pounds (Rp 868,9 miliar) dari Henderson dan Fabinho tanpa memikirkan pengganti. Itu memalukan bagi klub yang pernah tak terkalahkan di bursa transfer,” ujar Jordan Chamberlain, perwakilan Empire of the Kop, dilansir BBC. (REUTERS)