Langkah Arsenal mengincar David Raya semakin memperkuat kesan Mikel Arteta yang ingin meningkatkan persaingan antarpemain. Pengalaman sebagai pemain dan asisten Pep Guardiola membentuk pemikirannya itu.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Arsenal berminat mendatangkan kiper Brentford, David Raya, dalam jendela transfer musim panas tahun ini. Raya sebelumnya telah menolak penawaran raksasa Jerman, Bayern Muenchen, dan lebih memilih Arsenal. Manuver itu semakin menunjukkan upaya Manajer Arsenal Mikel Arteta untuk meningkatkan atmosfer kompetitif di antara para pemainnya.
Arsenal sebetulnya tidak sedang membutuhkan kiper baru. Klub dari London Utara itu telah memiliki Aaron Ramsdale sebagai kiper utama. Ia pun tidak sedang cedera atau tengah diincar klub lain.
Perburuan Arsenal atas Raya, menurut The Athletic, Senin (31/7/2023), ditengarai merupakan upaya Arteta menghadirkan nuansa persaingan di internal skuad, yaitu dimulai dari posisi nomor satu alias kiper. Sebelumnya, Arteta telah mendatangkan tiga pemain baru, yaitu Jurrien Timber, Kai Havertz, dan Declan Rice.
Hadirnya Timber dan Havertz, secara kasatmata, juga bukan berdasarkan atas krisis pemain di Arsenal. Timber, yang berposisi sebagai bek sayap, harus bersaing dengan Takehiro Tomiyasu, Ben White, dan Oleksandr Zinchenko. Adapun Havertz akan berebut tempat di sayap kiri yang sebelumnya sudah diisi Emile Smith Rowe dan Gabriel Martinelli.
Arteta sepertinya sengaja ingin menciptakan persaingan di internal timnya untuk memacu para pemain mengeluarkan kemampuan terbaik saat sesi latihan ataupun laga. Langkah ini dipengaruhi oleh pengalaman Arteta saat masih aktif bermain sebagai gelandang. Arteta sempat menjadi bagian dari Barcelona pada 2000-2001 sebelum hijrah ke Liga Inggris.
Saat itu, Barcelona dihuni sejumlah gelandang kelas dunia, seperti Emmanuel Petit, Luis Enrique, Pep Guardiola, Xavi, Thiago Motta, dan Phillip Cocu. Arteta menyadari, menyulut api persaingan di dalam diri para pemain akan membantu tim menjadi lebih kuat.
Dipelajari dari City
Persaingan internal sekaligus kedalaman skuad yang tinggi juga Arteta pelajari dari Manchester City, yaitu saat masih menjadi asisten Pep Guardiola. Musim lalu, misalnya, City punya lima bek tengah berkualitas, yaitu John Stones, Ruben Diaz, Nathan Ake, Manuel Akanji, dan Aymeric Laporte.
Mereka bersaing memperebutkan tempat untuk dua posisi bek tengah. Seiring berjalannya waktu, perbedaan kualitas di antara kelima bek tengah itu tidak terlampau jauh. Kondisi itu memaksa Guardiola melakukan penyesuaian taktik.
Maka, lahirlah formasi empat bek tengah yang dimainkan secara bersamaan. Dalam satu laga, City bisa menurunkan Stones, Akanji, Ake, dan Diaz bersamaan alias tidak menggunakan satu pun bek sayap. Saat menyerang, Stones akan maju ke posisi gelandang jangkar, sementara tiga bek tengah lainnya berjaga di lini belakang.
Pendekatan taktik itu membuat pertahanan City menjadi lebih kuat, terutama menghadapi transisi serangan cepat lawan. Hasilnya, City meraih tiga gelar sekaligus, yaitu Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions Eropa, pada musim lalu.
Arteta berniat meneruskan formula serupa di Arsenal. Setelah merekrut Havertz, Timber, dan Rice untuk meningkatkan persaingan di pos gelandang, kini posisi kiper juga tidak luput dari bidikan Arteta. Kehadiran Raya dipandang bisa memacu Ramsdale untuk meningkatkan performanya yang sempat menurun musim lalu.
Jangkauan umpan lambung Raya yang luar biasa memungkinkan Brentford untuk mendiversifikasi serangan mereka dan tidak mudah diprediksi lawan.
Di sisi lain, kehadiran pemain baru dengan karakteristik khas bisa memperkaya opsi taktik. Raya tampil di semua, yaitu 38 laga Brentford pada Liga Inggris musim lalu. Penampilan impresifnya mengantarkan Brentford menjadi tim kelima dengan pertahanan terbaik di Liga Inggris. Raya hanya kebobolan 46 gol musim lalu.
Dalam asuhan Manajer Thomas Frank musim lalu, Raya sering memainkan bola pendek ke bek tengah. Dia juga unggul dalam hal melakukan bola lambung ke lini tengah lawan. Jangkauan umpan lambung Raya yang luar biasa memungkinkan Brentford untuk mendiversifikasi serangan mereka dan tidak mudah diprediksi lawan.
Selain itu, berdasarkan data The Athletic, nilai antisipasi kebobolan (prevented goal) Raya cukup tinggi, yaitu 5,77. Raya berada di bawah Bernd Leno dari Fulham (11,46); kiper kawakan Liverpool, Alisson Becker (10,52); dan kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga (5,96).
Namun, hingga kemarin malam, Brentford belum menerima tawaran resmi dari Arsenal. Menurut jurnalis pakar transfer, Fabrizio Romano, diskusi antara Arsenal dan Raya terus berlangsung. Diskusi, antara lain, membahas soal gaji.
Pembicaraan antara Arsenal dan Raya, ungkap Romano, tidak menghadapi kendala. Akan tetapi, persoalan yang mungkin bisa menghadang adalah kesepakatan soal biaya transfer. Kubu Brentford bersikukuh mematok harga Raya sebesar 40 juta pound sterling (Rp 775 miliar).