Marquez Menempuh Jalan Berbeda
Marc Marquez menerapkan pendekatan lain saat menjalani akhir pekan balapan dalam paruh kedua MotoGP 2023. Dia kini berusaha mengontrol insting menyerangnya saat balapan, menyesuaikan kondisi motor RC213V.
NORTHAMPTONSHIRE, SENIN — Jeda balapan selama lima pekan membuat Marc Marquez menyadari bahwa pendekatannya untuk memaksimalkan performa motor Honda RC213V terlalu ambisius. Itu membuat dirinya sering berkendara melebihi limit pengendalian dan hasilnya adalah berulang kali kecelakaan dan cedera. Bahkan, dia menjadi pebalap dengan jumlah kecelakaan terbanyak di paruh pertama MotoGP 2023, dengan 14 kali terjatuh, lima di antaranya di Sachsenring. Kini, Marquez memilih jalan berbeda, mengikuti apa maunya motor.
”Dalam jeda musim panas, saya memiliki waktu untuk memikirkan itu. Kesimpulan saya adalah pendekatan kami dalam paruh pertama musim ini tidak tepat. Kami berusaha untuk memenangi balapan, bertarung untuk gelar juara. Tetapi, kami tidak siap. Kami perlu bekerja sama supaya siap ke depan,” ujar Marquez.
Dalam paruh kedua musim ini, kami akan melakukan pendekatan yang berbeda. Saya akan berusaha untuk lebih realistis. Kami akan bekerja bersama untuk memperbaiki proyek ini.
”Dalam paruh kedua musim ini, kami akan melakukan pendekatan yang berbeda. Saya akan berusaha untuk lebih realistis. Kami akan bekerja bersama untuk memperbaiki proyek ini,” ucap juara enam kali MotoGP itu di Silverstone, Inggris, akhir pekan lalu.
Baca juga : Hujan Membuka Jalan Espargaro
Marquez membuktikan itu dengan menjalani sesi latihan MotoGP seri Inggris dengan lebih moderat. Dia bahkan tidak memaksakan diri untuk bisa mendapat posisi start di depan, seperti dalam paruh pertama musim ini. Akhir pekan lalu di Silverstone, dia start dari posisi ke-14.
Dalam balapan-balapan sebelumnya, Marquez sering membuntuti para pebalap papan atas untuk mendapat slipstream (membuntuti motor lawan untuk mendapat kecepatan lebih akibat efek kecepatan motor lawan) sehingga bisa mencetak waktu satu putaran yang baik.
Namun, itu bukanlah solusi permanen karena dalam balapan tetap saja dirinya tidak bisa kompetitif untuk meraih podium akibat motor kurang solid. Akibatnya, dia terlibat dalam persaingan dengan para pebalap yang memiliki motor kompetitif sehingga harus memacu motornya melebihi limit. Kondisi itulah yang membuat dia terjatuh 14 kali pada paruh pertama musim ini. Dia pun cedera retak jari akibat kecelakaan pada seri pembuka di Portimao serta cedera engkel di Sachsenring.
Baca juga: Acungan Jempol Marc untuk Alex Marquez
Pendekatan yang ambisius itu juga membuat Marquez belum pernah finis dalam balapan utama musim ini. Bahkan, dalam balapan pertama paruh kedua musim ini, di Silverstone, Minggu (6/8/2023), dia belum bisa menyelesaikan balapan. Marquez terjatuh saat balapan kurang enam putaran. Kecelakaan itu dia nilai bukan karena pendekatan yang agresif, tetapi lebih karena tidak beruntung bersenggolan dengan pebalap Ducati, Enea Bastianini.
”Saya bisa mengendalikan diri saya. Benar bahwa Anda akan mengatakan, ’Anda terjatuh dalam balapan’. Itu benar, tetapi itu situasi yang sangat tidak beruntung yang bisa terjadi dalam balapan,” ujar Marquez.
”Masalahnya adalah, saya membuat sayap rusak pada lap pertama, jadi saya kehilangan banyak (waktu) saat akselerasi, dan sangat sulit menghentikan motor. Kemudian, saya berkata, ’oke, tetap tenang’. Saya tetap berkendara dalam ritme (pace) saya, tidak lebih, seperti (pace) yang saya miliki saat latihan. Pertengahan 2 menit 01 detik,” jelas pebalap tim Repsol Honda itu, dikutip Crash.
”Dan, kemudian pada satu titik, hujan mulai turun. Bastianini mendahului saya, dan saya berkata, ’oke’, karena hari ini saya tidak ingin mengambil risiko lebih dalam kondisi hujan. Tetapi, begitu kami tiba di tikungan itu, saya melihat kondisinya lebih basah, dan saya mulai sedikit tergelincir,” ujar Marquez.
Baca juga: Bezzecchi "Rain Master" di Silverstone
”Jadi, saya berkata, oke, saya akan ke sisi kiri, untuk menghindari kecelakaan atau bersenggolan. Tetapi, kemudian, pada saat itu, Bastianini juga mengalami kejadian kecil dan juga bergerak ke kiri, dan kemudian saya tidak memiliki waktu untuk menghindari situasi itu. Saya pikir saya sedikit bersenggolan dengan dia. Kami kecelakaan, tetapi itu kecelakaan yang tidak membuat saya kehilangan kepercayaan diri,” ucap Marquez.
Marquez akan melanjutkan pendekatan barunya itu dalam seri berikutnya di Austria. Dia masih fokus mencari setelan dasar yang solid sehingga motor bisa mudah beradaptasi di berbagai trek. Untuk mencari setelan dasar itu, Marquez memilih kembali setelan di Portimao, di mana dia merasa bisa kencang dan relatif nyaman.
”Pendekatan akhir pekan ini sangat berbeda. Anda bisa melihat, saya melupakan catatan waktu, saya melupakan semuanya, dan saya hanya berkendara dengan feeling saya. Jika saya tidak merasakan itu, seperti dalam balapan sprint, saya tidak tancap gas. Jika saya merasakan lebih seperti hari ini, saya lebih tancap gas,” ujar pebalap asal Spanyol itu.
”Sebagai contoh, dalam sesi pemanasan, feeling tidak terlalu bagus, jadi saya tidak memaksa. Target saya adalah menjalani akhir pekan tanpa kecelakaan karena melebihi limit,” ujar Marquez.
”Kecelakaan hari ini bukan karena melebihi limit, itu karena tidak beruntung. Tetapi, saya tidak berkendara melebihi limit motor. Jadi, menurut saya, ini pendekatan yang tepat untuk membangun basis dan kemudian dari titik tersebut berusaha membangun (motor) untuk musim depan,” ungkap Marquez.
Baca juga: Aturan Tekanan Ban Mengubah Balapan MotoGP
Pendekatan Marquez ini menciptakan atmosfer yang janggal karena biasanya Marquez sangat percaya diri dan selalu bertekad menjadi yang terbaik. Bahkan, sebelum start balapan, dalam wawancara dengan TNT di lokasi start, Marquez merendah ketika menjawab peluang balapan flag-to-flag (pebalap boleh mengganti motornya ketika cuaca berubah). Marquez merupakan salah satu pebalap terbaik dalam situasi kering-basah atau sebaliknya itu.
”Saya dulu yang terbaik, ha-ha-ha,” jawab Marquez terkait statusnya sebagai pebalap terbaik dalam kondisi flag-to-flag.
Marquez kemudian juga mengatakan bahwa dirinya tidak berharap akan ada keajaiban dalam balapan di Silverstone itu. Juara dunia delapan kali di semua kelas itu benar-benar meredam seluruh ambisinya untuk menjadi yang terbaik pada saat ini. Dia fokus mencari solusi untuk membuat motor Honda kompetitif pada musim 2024 dan bisa diandalkan untuk memburu gelar juara kesembilan dalam kariernya.
”Akhir pekan ini kami kesulitan dalam kondisi kering, kesulitan dalam kondisi basah. Anda tidak bisa berharap ada keajaiban, sesuatu yang luar biasa. Saya berharap ini balapan kering, untuk melanjutkan peningkatan saya, untuk mendapatkan kepercayaan diri,” ujar Marquez.
”Benar bahwa akhir pekan ini saya berusaha membuat semuanya dalam kendali. Sekarang dalam balapan saatnya melakukan sesuatu yang lain, saatnya mengambil beberapa risiko. Saya sudah meraih apa yang saya targetkan akhir pekan ini, yaitu berusaha mendapatkan akhir pekan yang solid. Sekarang saatnya untuk melakukan yang terbaik dalam balapan, tetapi tidak mengharapkan lebih dari posisi ke-12, kurang lebih,” pungkas Marquez yang kini mengontrol insting menyerangnya saat balapan.