Hujan mengubah persaingan podium MotoGP Inggris, hingga Aleix Espargaro (Aprilia) merebut podium tertinggi dengan mendahului Francesco Bagnaia di lap terakhir. Momen itu menjadi puncak ketegangan di Silverstone.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
NORTHAMPTONSHIRE, MINGGU — Aleix Espargaro mengambil risiko sangat besar saat memutuskan mendahului Francesco Bagnaia dalam kondisi trek basah di kompleks Maggotts, Sirkuit Silverstone. Manuver pada putaran terakhir itu menjadi puncak ”senam jantung” menyusul hujan yang turun dalam enam putaran terakhir balapan Grand Prix MotoGP Inggris itu, Minggu (6/8/2023). Espargaro pun menggagalkan kemenangan Bagnaia yang memimpin sejak putaran kedua.
”Ini gila. Sejak putaran pertama, meskipun start dari posisi ke-12, saya bisa langsung merasa bagus dengan motor. Ini salah satu dari hari saat saya merasa tak terkalahkan. Motor berbelok dengan mudah, berlimpah daya cengkeram, stabilitas yang bagus saat pengereman,” ujar Espargaro dalam wawancara di parc ferme seusai finis.
Pebalap Aprilia itu mengatakan, saat hujan mulai turun, sebenarnya dia berencana mendahului Bagnaia dan kemudian menjauh. Namun, dia mengurungkan niatnya karena lebih baik tetap membuntuti rivalnya itu daripada membuka jalur.
”Pada lap terakhir saya memiliki sesuatu yang lebih, jadi saya bisa mendahului dia. Namun, putaran terakhir itu cukup dramatis, karena banyak pebalap dari belakang maju ke depan, sangat licin. Cukup menakutkan di bagian terakhir balapan,” ungkap Espargaro seperti dikutip laman MotoGP.
Persaingan podium berubah drastis begitu hujan mulai turun di sebagian trek saat balapan memasuki putaran ke-14 dari 20 lap. Kondisi trek yang sulit membuat Bagnaia, juara dunia MotoGP 2022 yang tengah memimpin balapan, sedikit melambat. Espargaro pun bisa memangkas selisih waktu yang semula mencapai 1,5 detik.
Di belakang mereka, perebutan posisi ketiga berlangsung sengit antara pebalap KTM, Brad Binder, dan Maverick Vinales (Aprilia) dengan beberapa kali saling mendahului. Hujan juga membuat Miguel Oliveira masuk dalam persaingan podium, padahal pebalap tim satelit RNF-Aprilia itu start dari posisi jauh di belakang, urutan ke-16.
Ini salah satu dari hari saat saya merasa tak terkalahkan. Motor berbelok dengan mudah, berlimpah daya cengkeram, stabilitas yang bagus saat pengereman.
Persaingan antara Bagnaia dan Espargaro mencapai puncaknya dalam putaran terakhir, saat trek semakin basah. Espargaro menemukan momentum memasuki kompleks Maggotts dan mendahului Bagnaia saat memasuki tikungan 11. Pebalap veteran itu pun tak terkejar hingga melewati garis finis, disambut sorak-sorai anggota tim Aprilia. Bagnaia finis di posisi kedua, dan Binder di podium ketiga. Oliveira finis keempat dan Vinales kelima.
”Sungguh rumit. Saya berusaha mempertahankan posisi terdepan untuk bisa lebih mengendalikan balapan. Saya pun berusaha tancap gas, tetapi kami memilih menggunakan ban depan kompon lunak dan temperatur berada pada limit, sehingga akan sangat mudah kehilangan daya cengkeram ban depan dengan motor kami,” ujar Bagnaia.
Meski harus puas di posisi kedua, Bagnaia mengaku hasil ini cukup bagus. Apalagi sehari sebelumnya dia hanya finis di posisi ke-14 dalam balapan sprint. ”Saya senang bisa finis di posisi kedua,” ujarnya.
Tambahan 20 poin ini mengokohkan posisi Bagnaia di puncak klasemen dengan 214 poin, unggul 41 poin atas Jorge Martin (Ducati Pramac) di posisi kedua, dan 47 poin atas Marco Bezzecchi (Mooney VR46) di posisi ketiga. Bezzecchi, yang sempat bersaing ketat dengan Bagnaia, tak bisa menyelesaikan balapan karena terjatuh pada lap keenam.
Hasil mengecewakan juga diraih oleh pebalap Yamaha, Fabio Quartararo, yang finis di posisi ke-15. Sementara Marc Marquez dan rekan setimnya di Repsol Honda, Joan Mir, tidak finis.