Carlos Alcaraz akan melawan Holger Rune pada perempat final tunggal putra Wimbledon. Laga itu menjadi persaingan bintang masa depan dengan status mereka sebagai petenis ranking sepuluh besar dunia berusia 20 tahun.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
LONDON, SELASA - Salah satu dari empat pertandingan perempat final tunggal putra Wimbledon mempertemukan petenis berusia 20 tahun yang telah menembus ranking sepuluh besar dunia, Carlos Alcaraz dan Holger Rune. Dari bermain sebagai partner pada sembilan tahun lalu, kini mereka akan bersaing di ajang Grand Slam untuk pertama kalinya.
Alcaraz, yang lahir 5 Mei 2003, dan hanya enam hari lebih muda dari Rune adalah pemuncak ranking dunia tunggal putra. Petenis asal Spanyol ini memasuki jajaran peringkat sepuluh besar sejak April 2022, lebih dulu dibandingkan Rune yang mulai berada pada posisi tersebut sejak awal 2023. Alcaraz juga telah memperoleh gelar juara Grand Slam, yaitu dari Amerika Serikat Terbuka 2022.
Namun, laga yang akan berlangsung di Lapangan Utama All England Club, London, Inggris, pada Rabu (12/7), memiliki status yang sama bagi kedua petenis, yaitu perempat final pertama di Wimbledon. Alcaraz tampil di ajang Grand Slam lapangan rumput ini sejak 2021 dengan hasil terbaik babak keempat pada 2022, sementara Rune, petenis Denmark dengan ranking keenam dunia, tersingkir pada babak pertama dalam debutnya di tahun lalu.
Menjelang pertemuan di Wimbledon, muncul video saat mereka berpasangan dan bertanding dalam sebuah turnamen untuk kategori petenis di bawah usia 13 tahun (U-13) di Mallorca, Spanyol, pada 2014. Dengan gaya main Alcaraz yang agresif, seperti yang diperlihatkannya hingga saat ini, serta Rune yang lebih tenang, mereka memenangi pertandingan tersebut.
“Saya bertemu Rune untuk pertama kalinya saat kami berusia 11 tahun. Saat itu, kami bertanding di Mallorca. Untuk pertama kalinya, kami bermain berpasangan di sana,” tutur Alcaraz, bercerita tentang momen itu.
Memasuki arena tenis profesional, mereka bertemu untuk pertama kalinya dalam babak penyisihan grup turnamen Final ATP Next Gen di Milan, Italia, pada 2021. Ini adalah turnamen akhir tahun yang diikuti delapan petenis terbaik sepanjang tahun untuk petenis berusia di bawah 21 tahun. Alcaraz memenangi laga itu dengan skor 4-3, 4-2, 4-0.
Setahun kemudian, persaingan mereka terjadi pada level lebih tinggi, yaitu dalam perempat final ATP Masters 1000 Paris. Kali ini, Alcaraz kalah dengan tak menyelesaikan pertandingan karena cedera. Rune memenanginya 6-3, 6-6.
Meski telah dua kali bertemu di ajang ATP, pertemuan yang akan terjadi di All England Club mendapat sorotan lebih besar karena Grand Slam menjadi panggung persaingan yang lebih bergengsi. Kedua calon bintang masa depan itu memiliki kesempatan menunjukkan diri siapa yang lebih baik.
Anak-anak muda yang meraih mimpi mereka secara bersamaan adalah hal yang luar biasa.
“Anak-anak muda yang meraih mimpi mereka secara bersamaan adalah hal yang luar biasa,” komentar Alcaraz tentang perempat final yang akan terjadi melawan Rune.
Rune, juga, antusias menanti pertemuannya dengan Alcaraz. “Saya sangat menantikannya. Saya tidak takut menghadapi tantangan itu,” ujar Rune.
Kedua petenis akan menghadapi perempat final dengan kepercayaan diri yang didapat dari kemenangan penting pada babak keempat, Senin. Alcaraz, menang atas finalis Wimbledon 2021, Matteo Berretini, dengan skor 3-6, 6-3, 6-3, 6-3, adapun Rune mengalahkan Grigor Dimitrov 3-6, 7-6 (6), 7-6 (4), 6-3.
“Grigor adalah petenis yang luar biasa. Dia mendorong kemampuan saya hingga batas tertinggi. Saya fokus berjuang keras hingga akhir karena itulah yang harus dilakukan pada momen sulit. Saya senang bisa memenangi persaingan seperti itu,” ujar Rune yang memiliki gelar juara ATP Masters 1000 Paris 2022 sebagai prestasi tertingginya.
Selain Rune dan Alcaraz, perempat final tunggal putra memiliki petenis muda lainnya, Jannik Sinner. Petenis Italia berusia 21 tahun ini berhadapan dengan salah satu pembuat kejutan, Roman Safiullin, pada Selasa tengah malam waktu Indonesia.
Sinner, petenis peringkat kedelapan, mencapai perempat final kedua di Wimbledon setelah 2022. Dia telah mencapai perempat final di semua Grand Slam meski belum pernah menang pada empat perempat final sebelumnya. Adapun, bagi Safiullin, laga melawan Sinner menjadi perempat final pertamanya dalam turnamen tenis berlevel tertinggi di arena profesional tersebut.
Persaingan lain tunggal putra yang berlangsung Selasa adalah antara Novak Djokovic dan Andrey Rublev. Adapun pada Rabu, Daniil Medvedev, berhadapan dengan Christopher Eubanks yang menyingkirkan unggulan kelima, Stefanos Tsitsipas, pada babak keempat.
Pada tunggal putri, persaingan perempat final pada Selasa terjadi antara Iga Swiatek dan Elina Svitolina serta Jessica Pegula melawan Marketa Vondrousova. Vondrousova menjadi semifinalis pertama tunggal putri tahun ini setelah menyingkirkan Pegula yang menjadi unggulan keempat 6-4, 2-6, 6-4. Dalam perjalanan ke semifinal, petenis Ceko itu mengalahkan petenis unggulan dalam empat babak beruntun.
Adapun pada Rabu, salah satu perempat final, yaitu antara Elena Rybakina melawan Ons Jabeur, menjadi ulangan final 2022 yang dimenangi Rybakina. Pemenang dari laga itu akan berhadapan dengan Madison Keys atau Aryna Sabalenka.
Sementara, petenis Indonesia, Aldila Sutjiadi, menjalani perempat final pertamanya di Wimbledon. Dia mencapai tahap itu pada nomor ganda campuran bersama petenis Belanda, Matwe Middelkoop, pada Selasa malam. Mereka unggul dengan skor 6-5 (40-40) atas Marcelo Arevalo/Marta Kostyuk (El Salvador/Ukraina) sebelum pertandingan ditunda karena hujan.
Aldila/Middelkoop mencapai perempat final setelah menyingkirkan unggulan kedelapan, Jean-Julien Rojer/Ena Shibahara (Belanda/Jepang) pada babak keempat, Senin. Mereka menang 3-6, 6-3, 6-4.
Perempat final tersebut memperbaiki kekalahan pada babak ketiga yang dialami Aldila pada ganda putri bersama pemain Jepang, Miyu Kato. Mereka kalah dari petenis senior yang memiliki pengalaman menjuarai Grand Slam, yaitu Hsieh Su Wei/Barbora Krejcikova (Taiwan/Ceko), 5-7, 6-7 (4).
“Performa kami memang belum optimal, terutama pada poin-poin kritis. Lawan bermain bagus dan sangat berpengalaman, tetapi, kami sudah mencoba memberikan yang terbaik dan tidak menyerah saat tertinggal,” komentar Aldila tentang kekalahan pada ganda putri. (AFP/Reuters)