Menjadi ibu bukan halangan bagi banyak petenis putri untuk tetap bertanding. Mereka ingin menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak untuk bisa mewujudkan mimpi dalam kondisi apa pun.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Menikah dan melahirkan tak menjadi halangan bagi banyak petenis putri untuk tetap bersaing di arena profesional. Elina Svitolina melakukan itu setelah memiliki anak pada Oktober 2022, hingga dia pun berbagi tugas dengan suaminya yang juga petenis, Gael Monfils.
Saat tampil di All England Club, London, untuk mengikuti Grand Slam Wimbledon, Skai, putri pertama mereka, dijaga oleh Monfils karena petenis Perancis itu tak ikut bertanding. Sementara itu, Svitolina menjaga Skai ketika Monfils bertanding di California dan Florida, Amerika Serikat, pada Maret.
Saat itu, Svitolina belum kembali ke turnamen meski telah mempersiapkan diri sejak 2 Januari dengan berlatih bersama Monfils. “Teman latihan yang pas. Kami saling memotivasi untuk latihan keras, setiap hari,” kata Svitolina dalam unggahan pada akun media sosialnya, awal 2023.
Petenis Ukraina itu akhirnya kembali bertanding pada turnamen tanah liat, WTA 500 Charleston, 3-9 April. Momen itu berselang 13 bulan setelah dia dikalahkan Heather Watson pada babak kedua WTA 1000 Miami, yang menjadi laga terakhirnya sebelum menepi dari turnamen karena hamil.
“Dari faktor fisik, tak mudah bagi saya untuk menjalani pertandingan tadi. Saya belum sampai pada tahap permainan terbaik, tetapi selalu berusaha menuju ke sana,” ujar Svitolina setelah dikalahkan Yulia Putintseva pada babak pertama di Charleston.
Setelah hanya empat kali menang dari sepuluh pertandingan pada enam turnamen, petenis yang saat ini menempati peringkat ke-76 dunia itu menjadi juara di WTA 250 Strasbourg, menjelang Grand Slam Perancis Terbuka. Di Roland Garros, dia mencapai perempat final, salah satu hasil terbaiknya di Paris selain perempat final 2015, 2017, dan 2020.
Beralih ke lapangan rumput, persiapannya menuju Wimbledon tak begitu baik karena kalah pada babak pertama WTA 250 Birmingham dari Linda Fruhvitova, 2-6, 0-6.
Namun, hasil itu tak menghalangi Svitolina untuk tampil lebih baik di lapangan rumput All England Club. Melawan sesama petenis yang mendapat wild card pada babak pertama Wimbledon, dia mengalahkan Venus Williams, 6-4, 6-3. Mantan petenis ranking ketiga dunia itu melanjutkan langkah ke babak ketiga setelah menang atas unggulan ke-28, Elise Mertens, 6-1, 1-6, 6-1, pada Kamis (6/7/2023).
“Saya sangat menikmati momen di sini, mendapat kesempatan tampil kembali di hadapan penonton yang luar biasa dalam turnamen besar,” kata Svitolina, yang mendapat sambutan hangat penonton begitu dia memasuki Lapangan 2.
Dia merasakan momen yang sudah berada di benaknya sejak berhenti sesaat dari turnamen, setahun lalu. Sejak menjalani laga terakhirnya sebelum istirahat karena hamil, Svitolina sudah memiliki tekad untuk bertanding kembali.
Rekan-rekan yang selama ini menjadi pesaingnya, seperti Ons Jabeur dan Paula Badosa, terinspirasi olehnya. “Sangat menyenangkan melihatnya kembali. Elina adalah orang yang menyenangkan dan selalu menjadi sumber inspirasi saya karena dia adalah pejuang. Saya selalu menyukai orang dengan karakter seperti itu,” tutur Badosa dalam ESPN.
Saya sangat menikmati momen di sini, mendapat kesempatan tampil kembali di hadapan penonton yang luar biasa dalam turnamen besar.
Tampil kembali dalam persaingan tenis profesional bukan hal yang mudah bagi perempuan yang baru melahirkan. Perubahan fisik menjadi tantangan terbesar seperti yang diakui Serena Williams saat awal berlatih kembali setelah melahirkan putrinya, Olympia, pada September 2017. Serena hanya mendapat satu gelar juara setelah melahirkan, yaitu pada WTA 250 Auckland 2020, tetapi dia bisa empat kali menembus final Grand Slam.
Tuntutan untuk selalu melakukan perjalanan internasional juga menjadi tantangan lain. Saat berada jauh dari Skai, Svitolina tetap berhubungan dengan putrinya itu. “Dia sangat menyukai telepon. Benda itu selalu dipegangnya. Skai sudah terbiasa dengan FaceTime,” kata Svitolina.
Sebelum Svitolina dan Serena, banyak petenis yang kembali bertanding setelah menjadi ibu. Margaret Court, yang aktif pada 1960-1977, menjadi ibu pertama yang menjuarai Grand Slam. Kim Clijsters menjuarai AS Terbuka 2009 dan 2010 setelah melahirkan anak pertamanya, Jada, pada 2008.
Petenis Jepang, Naomi Osaka, yang mengumumkan hamil pada Januari 2023, telah menyatakan tekadnya untuk kembali ke lapangan pada 2024. Begitu pula dengan pemilik tiga gelar Grand Slam, Angelique Kerber.
“Saya merasa aneh karena tak bisa mengikuti Wimbledon. Namun, saya akan kembali saat merasa benar-benar siap,” tutur Kerber yang melahirkan anak pertamanya pada Februari.
Caroline Wozniacki turut terinspirasi oleh rekan-rekan dan para seniornya. Ibu dari dua anak ini mengumumkan akan bertanding kembali pada Agustus. Dia melakukan itu setelah pensiun pada 2020. Sosok berusia 32 tahun tersebut ingin mencapai target yang hanya bisa diwujudkan setelah menjadi ibu.
“Saya ingin memperlihatkan pada anak-anak saya, bahwa kita bisa mewujudkan mimpi berapa pun usia dan apa pun peran kita. Saya memutuskan untuk bermain kembali bersama keluarga. Saya akan kembali bermain dan sangat menantikannya,” katanya. (AFP/REUTERS)