Iga Swiatek selalu kesulitan menaklukkan turnamen lapangan rumput, termasuk ajang Grand Slam Wimbledon. Namun, dia percaya diri menjalani perempat final tahun ini berbekal kemenangan sulit pada babak keempat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Kemenangan yang didapat setelah menggagalkan dua match point Belinda Bencic di babak keempat menjadi bekal tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, menjalani perempat final Wimbledon 2023. Kemenangan sulit itu menambah kepercayaan dirinya di Wimbledon, arena Grand Slam lapangan rumput yang selama ini sulit ditaklukkannya.
Swiatek akan melawan Elina Svitolina pada perempat final di All England Club, London, Inggris, Selasa (11/7/2023), seusai mengalahkan Bencic dengan skor 6-7 (4), 7-6 (2), 6-3, Minggu (9/7/2023). Ia menghadapi match point lawan sebanyak dua kali sebelum akhirnya menang dalam pertandingan selama tiga jam tiga menit itu. Adapun Svitolina mengalahkan Victoria Azarenka 2-6, 6-4, 7-6 (9).
”Babak keempat sudah pasti bukan laga yang mudah. Saya tidak tahu apakah pernah menggagalkan dua match point lawan sebelumnya. Namun, saya membutuhkan kemenangan seperti itu untuk menambah kepercayaan diri bermain di lapangan ini,” tutur Swiatek.
Lapangan rumput, seperti di All England Club, adalah jenis lapangan yang paling menantang bagi Swiatek. Dia telah tiga kali menjuarai Grand Slam di lapangan tanah liat, yaitu Perancis Terbuka, dan sekali berjaya di jenis lapangan keras di Amerika Serikat. Di Australia Terbuka, meski belum pernah juara, petenis Polandia itu mencapai semifinal pada 2022.
Namun, di Wimbledon, Swiatek (22) kesulitan melewati babak keempat, hingga akhirnya tahap itu dilewati pada tahun ini. Tahun lalu, dia kalah dari Alize Cornet pada babak ketiga, tiga pekan setelah menjuarai Perancis Terbuka.
Untuk menghadapi Wimbledon tahun ini, Swiatek berusaha mengubah pola pikirnya tentang turnamen lapangan rumput. Dia berpikiran lebih terbuka dan rileks, selain fokus ke perbaikan hal-hal teknis untuk tampil lebih nyaman di lapangan berkarakter cepat itu. ”Saya bisa merasakan kian menyukai lapangan rumput,” ujarnya setelah mengalahkan Bencic.
Berbekal kenyamanan itu, Swiatek akan menghadapi Svitolina untuk kedua kalinya setelah mengalahkannya pada perempat final WTA 1000 Roma pada 2021. ”Saya rasa, Svitolina adalah pemain yang sabar. Dia punya pengalaman dan kemampuan yang berimbang dalam menyerang dan bertahan,” ujar Swiatek.
Svitolina, yang pernah menjadi petenis peringkat ketiga dunia pada September 2017, pernah mencapai semifinal Wimbledon pada 2019. Dalam tahun yang sama, dia tampil pada semifinal AS Terbuka.
Wimbledon 2023 menjadi Grand Slam keduanya saat mulai bertanding kembali sejak April, setelah melahirkan anak pertamanya, Skai, pada Oktober 2022. Pada Grand Slam sebelumnya, yaitu Perancis Terbuka, Svitolina dihentikan Aryna Sabalenka pada perempat final.
Svitolina menjadi petenis wild card pertama yang mencapai perempat final Grand Slam sejak Sabine Lisicki menembus semifinal Wimbledon 2011. Sebelum memulai penampilan di All England Club, dia masih termotivasi untuk menjuarai Grand Slam. Pemenang laga Swiatek versus Svitolina akan melawan pemenang persaingan antara Jessica Pegula dengan Marketa Vondrousova.
Pada persaingan di paruh atas undian, langkah petenis remaja, Mirra Andreeva (16), dihentikan Madison Keys pada babak keempat. Andreeva, yang menyingkirkan juara Perancis Terbuka 2021, Barbora Krejcikova, di babak kedua, berpeluang melanjutkan perjalanan gemilang pada debutnya di Wimbledon. Dia memenangi set pertama dan unggul 4-1 pada set kedua. Namun, Keys bertahan hingga akhirnya menang 6-3, 6-7 (4), 6-2.
Dibandingkan kekalahan dari lawan yang sama pada babak kedua WTA 1000 Madrid, April lalu, Aldila/Kato tampil lebih baik. Namun, mereka kalah siap pada momen-momen menjelang akhir setiap gim.
Sementara juara bertahan Elena Rybakina melaju ke perempat final setelah lawannya, Beatriz Haddad Maia, mundur karena cedera ketika tertinggal 1-4 pada set pertama. Mulai gim keempat, Maia selalu memegang pinggangnya dan berjalan dengan raut wajah kesakitan.
Maia menjalani medical time out setelah skor 1-3 dan sempat melanjutkan laga. Namun, setelah bermain hanya satu gim, semifinalis Perancis Terbuka itu lantas memutuskan untuk mengundurkan diri.
Aldila/Kato kalah
Pada persaingan ganda putri, perjalanan satu-satunya petenis Indonesia di Wimbledon, Aldila Sutjiadi, bersama rekannya, Miyu Kato (Jepang), dihentikan Su Wei Hsieh/Barbora Krejcikova (Taiwan/Ceko) pada babak ketiga, Senin. Mereka kalah dengan skor 5-7, 6-7 (4).
Dalam laga selama satu jam 38 menit itu, Aldila/Kato selalu tertinggal pada awal setiap set lalu menyamakan skor. Pada set pertama, ganda unggulan ke-13 itu tertinggal 2-5, lalu mengubah skor menjadi 5-5. Adapun pada set kedua, Aldila/Kato menyamakan skor menjadi 3-3 setelah tertinggal 1-3.
Dibandingkan kekalahan dari lawan yang sama pada babak kedua WTA 1000 Madrid, April lalu, Aldila/Kato tampil lebih baik. Namun, mereka kalah siap pada momen-momen menjelang akhir setiap gim.
Pada set pertama misalnya, Aldila/Kato berpeluang mematahkan servis lawan pada skor 5-5 (0-40). Namun, mereka justru kehilangan servis pada gim ke-12 hingga Hsieh/Strycova memenangi set pertama. Lawan Aldila/Kato, yang memiliki pengalaman menjuarai Grand Slam pada nomor ganda, merebut sembilan poin beruntun setelah tertinggal 0-40 pada gim ke-11. Adapun saat tie break, Aldila/Kato kalah setelah unggul 4-2.
Selain ganda putri, Aldila bermain pada ganda campuran bersama petenis Belanda, Matwe Middelkoop. Mereka menjalani babak kedua pada Senin tengah malam waktu Indonesia melawan unggulan kedelapan, Jean-Julien Rojer/Ena Shibahara (Belanda/Jepang). (REUTERS)