Spirit Revans Italia
Ajang Liga Nasional Eropa menjadi harapan timnas Italia untuk menyelamatkan pamor sepak bola mereka. Di sisi lain, Spanyol berambisi mengejar trofi perdana bersama pelatih baru.
ENSCHEDE, RABU — Duel semifinal Liga Nasional Eropa melawan Spanyol, Jumat (16/6/2023) pukul 01.45 WIB, di Stadion De Grolsch Veste, Enschede, Belanda, adalah momen terbaik bagi Italia untuk mendapatkan pelerai duka beruntun. Dua pekan terakhir, empat tim ”Negeri Pizza” gagal mengangkat trofi seusai tumbang di partai puncak empat turnamen berbeda.
Tiga klub Italia, yaitu Fiorentina, AS Roma, dan Inter Milan, tumbang di laga final kompetisi antarklub Eropa, awal Juni ini. Perasaan kecewa itu dipertegas dengan tumbangnya tim Italia U-20 dari Uruguay pada final Piala Dunia U-20 2023 di Argentina, Minggu (11/6/2023).
Dengan hasil buruk itu, tim nasional Italia termotivasi untuk melakukan revans ketika menjalani babak Final Liga Nasional Eropa, akhir pekan ini. Mereka hanya butuh dua kemenangan untuk bisa mengangkat trofi Liga Nasional Eropa perdana dalam sejarah.
Baca juga: Melaju ke Semifinal, Pelipur Lara bagi Italia
Pada kesempatan pertama di musim 2020-2021, Italia tumbang, 1-2, dari Spanyol di babak semifinal. Mereka akhirnya harus puas menempati peringkat ketiga berkat keunggulan, 2-1, atas Belgia pada perebutan medali perunggu.
Pengalaman menyakitkan dalam dua pekan terakhir dan pada 2021 tidak ingin diulangi skuad ”Azzurri. Mereka bertekad memberikan kado manis bagi pendukung sebelum melupakan sejenak sepak bola demi menghabiskan masa liburan musim panas sebulan mendatang.
Francesco Acerbi, bek tengah Italia, menuturkan, kekalahan tiga tim Italia di kompetisi antarklub Eropa menjadi capaian penting untuk meningkatkan level sepak bola Italia setelah terjatuh ke titik nadir akibat gagal menembus putaran final Piala Dunia Qatar 2022. Acerbi, yang membela Inter Milan, ingin menebus kekecewaannya seusai kalah dari Manchester City di final Liga Champions, akhir pekan lalu, dengan trofi untuk timnas.
”Dengan timnas, kami ingin selalu memberikan kemampuan terbaik, kami selalu berjuang untuk menjadi tim teratas. Kekalahan di tiga final antarklub Eropa memberikan kesadaran bahwa sepak bola Italia bisa tampil di level tertinggi,” kata Acerbi dilansir laman FIGC (Federasi Sepak Bola Italia), Rabu (14/6/2023).
Lihat juga: Italia Terhenti di Semifinal Liga Nasional Eropa 2021
Acerbi menambahkan, sepak bola Italia telah memberikan respons yang bagus setelah momen buruk akibat gagal lolos ke Piala Dunia. ”Kekalahan bukan sebuah kegagalan di olahraga, tetapi yang terpenting bagaimana kami bisa memulihkan diri untuk bangkit,” ujarnya.
Selain Acerbi, empat pemain Inter yang tampil pada final Liga Champions di Istanbul, Turki, juga telah bergabung dengan skuad Italia asuhan Roberto Mancini. Mereka adalah Alessandro Bastoni, Matteo Darmian, Nicolo Barella, dan Federico Dimarco.
Tiga pemain asal AS Roma, yang dikalahkan West Ham di final Liga Europa, juga telah kembali bersemangat untuk menjalani pertandingan penting bersama Azzurri. Ketiganya adalah Bryan Cristante, Lorenzo Pellegrini, dan Leonardo Spinnazzola.
Mancini mengatakan, motivasi timnya untuk membenahi penampilan di Liga Nasional Eropa edisi sebelumnya amat besar. Apalagi, Italia telah membuktikan mampu menjadi tim terbaik dalam persaingan di fase grup musim 2022-2023 dengan menumbangkan Jerman, Inggris, dan Hongaria.
Kekalahan di tiga final antarklub Eropa memberikan kesadaran bahwa sepak bola Italia bisa tampil di level tertinggi.
”Setelah berada di babak final, tujuan kami hanya untuk menjadi juara. Saya tahu memenangi kompetisi ini tidak mudah sehingga saya harus membuat keputusan cermat untuk menentukan pemain yang tampil pada semifinal melawan Spanyol,” ucap Mancini dilansir laman UEFA.
Di laga melawan Spanyol, Mancini sudah bisa kembali mengandalkan Federico Chiesa dan Ciro Immobile yang absen pada laga internasional, Maret lalu. Serangan Italia pun akan bertumpu dari kedua sisi sayap. Kolaborasi dua sisi bek sayap dan penyerang sayap, yang diisi Dimarco bersama Giacomo Raspadori serta Di Lorenzo dengan Wilfried Gnonto, akan menjadi senjata untuk memenuhi mimpi Italia tampil di final.
Penanda era baru
Sementara itu, Spanyol juga mengincar gelar Liga Nasional Eropa pertama yang menjadi penanda era baru di bawah kendali pelatih Luis de la Fuente. Di era Luis Enrique, pelatih sebelumnya, Spanyol tumbang pada final Piala Eropa 2020 dan Liga Nasional Eropa 2020-2021.
”Kami memainkan dua laga yang akan menentukan bagi ambisi kami meraih titel juara. Saya mengapresiasi pekerjaan yang dilakukan Luis (Enrique) untuk membawa kami di titik ini sehingga tugas saya adalah memastikan tim bisa tampil maksimal untuk mengalahkan tim tangguh, Italia,” kata Fuente seperti dikutip Marca.
Baca juga: Pertaruhan Kepercayaan ”La Roja”
Bersama Fuente, Spanyol telah menjalani dua pertandingan di babak Kualifikasi Piala Eropa 2024, Maret, dengan hasil sekali menang dan satu kalah. Era Fuente dimulai dengan kemenangan 3-0 atas Norwegia, tetapi ”La Roja” dilibas 0-2 oleh Skotlandia.
Meski permulaan era Fuente tidak cemerlang, Jordi Alba, bek sayap kiri Spanyol, menganggap Fuente memiliki filosofi sepak bola menyerang yang serupa dengan Enrique. Ia pun yakin Fuente bisa membantu Spanyol meraih kesuksesan.
”Pelatih (Fuente) sangat tenang dan memiliki kepercayaan kepada semua pemain. Saya yakin kami bisa meraih titel (Liga Nasional Eropa) ini jika bersatu untuk menjalankan instruksi pelatih," ucap Alba yang akan mengenakan ban kapten di duel semifinal itu.
Untuk menumbangkan Italia, Fuente berencana kembali memainkan strategi klasik Spanyol dengan taktik false nine. Dani Olmo, Joselu, dan Marco Asensio disiapkan Fuente untuk mengisi posisi penyerang tengah bayangan dalam formasi, 4-3-3.
Fuente pun tidak menutup kemungkinan untuk menurunkan dua pemain City, yaitu Rodri dan Aymeric Laporte, sejak menit awal di Enschede. Ia menuturkan, Rodri dan Laporte telah mengikuti latihan tim, Rabu, setelah merampungkan pesta juara bersama City hingga Selasa (13/6/2023).
Baca juga: Luis Enrique Hidupkan Jiwa "Lapar Gelar" Spanyol
”Mereka adalah pemain yang sangat profesional sehingga langsung bisa mengikuti persiapan tim dengan baik. Kehadiran mereka menyuntikkan motivasi besar dan kepercayaan diri kepada rekan setimnya,” ujar Fuente. (AFP)