Realitas berbanding terbalik dijalani Spanyol dan Portugal. Pemain Portugal membawa angin segar dari klub saat pemain Spanyol kesulitan mendapat waktu bermain.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BRAGA, SENIN — Bagi Spanyol, duel melawan Portugal lebih dari sekadar perebutan tiket final four Liga Nasional Eropa. Pelatih Spanyol Luis Enrique juga akan membuktikan efektivitas pemilihan pemain berdasarkan rasa percaya terhadap pengalaman, bukan tren penampilan. Pertaruhan itu bisa menjadi bekal untuk Piala Dunia Qatar 2022.
Skuad berjuluk ”La Roja” itu akan menantang Portugal di Estadio Municipal de Braga, pada Rabu (28/9/2022) dini hari WIB. Tertinggal dua poin di peringkat kedua Grup A2, Spanyol akan memuncaki klasemen akhir sekaligus lolos ke babak berikutnya jika menang atas tuan rumah. Portugal hanya butuh hasil imbang untuk lolos.
Terlepas dari perebutan tiket, laga ini jauh lebih penting untuk Spanyol. Tim asuhan Enrique sedang terguncang akibat kekalahan pertama di kandang dalam empat tahun terakhir, dari Swiss 1-2, pada Minggu. Enrique sampai bingung karena pemainnya terlalu sering kehilangan bola dan kurang terorganisasi.
Namun, penampilan di bawah standar itu bukanlah hal aneh jika melihat skuad Spanyol. Enrique menurunkan mayoritas pemain yang tidak bermain reguler di klub. Dia memilih skuad utama berbasis pengalaman, pemain yang sudah terbiasa dengan sistemnya.
Dua bek sayap, Cesar Azpilicueta (Chelsea) dan Jordi Alba (Barcelona), tidak menjadi pilihan utama klub seperti musim lalu. Sementara itu, trio lini serang Ferran Torres (Barca), Marco Asensio (Real Madrid), dan Pablo Sarabia (Paris Saint Germain), lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan klub.
Asensio, selalu dipanggil sejak laga pertama Liga Nasional, diturunkan sebagai starter, padahal hanya bermain 12 menit untuk Madrid di Liga Spanyol musim ini. Enrique mencadangkan Alvaro Morata yang sudah bermain 406 menit dan mencetak 3 gol untuk Atletico Madrid.
Enrique berkata, tidak akan mengubah pendekatan dalam pemilihan pemain di laga selanjutnya. Menurut dia, kurangnya kesempatan tampil para pemain utama di klub tidak berhubungan dengan performa Spanyol. Mereka dinilai sudah siap bertarung di level tertinggi pada saat sesi latihan.
Saya lebih percaya dengan apa yang telah mereka lakukan di timnas daripada penampilan di klub. Jordi (Alba) misalnya. Dia punya banyak pengalaman yang bisa berguna untuk tim ini meskipun dia tidak dapat banyak menit di klubnya.
”Saya lebih percaya dengan apa yang telah mereka lakukan di timnas daripada penampilan di klub. Jordi (Alba) misalnya. Dia punya banyak pengalaman yang bisa berguna untuk tim in meskipun dia tidak dapat banyak menit di klubnya,” ucap Enrique kepada The Athletic.
Enrique harus berpikir keras dalam jendela internasional kali ini. Sebab, penyerang andalannya pada Piala Eropa 2020, yakni Mikel Oyarzabal, Gerard Moreno, dan Dani Olmo, masih dalam pemulihan cedera.
Di sisi lain, Portugal telah memperlihatkan betapa pentingnya tren performa positif yang dibawa dari klub. Cristiano Ronaldo dan rekan-rekan menang telak atas Ceko 4-0 berkat para pemain yang sedang dalam penampilan terbaik di klub.
Salah satunya bek sayap asal Manchester United, Diogo Dalot. Dia mencetak gol pertamanya untuk Portugal dalam laga itu. Tidak tanggung-tanggung, Dalot mencetak dua gol sekaligus ke gawang Ceko.
Performa heroik itu tidak terlepas dari momentum kebangkitan Dalot di MU. Dia mendapat kepercayaan penuh dari manajer baru MU, Erik ten Hag, setelah lebih sering menghuni bangku cadangan pada musim-musim lalu. Dalot juga mendapatkan peran penting karena sistem Ten Hag bertopang kepada bek sayap.
Portugal juga ditopang tiga pemain istimewa di belakang Ronaldo, yaitu Bruno Fernandes (MU), Rafael Leao (AC Milan), dan Bernardo Silva (Manchester City). Trio itu telah menghasilkan total 6 gol dan 9 asis pada awal musim ini bersama klub masing-masing di semua kompetisi.
Alhasil, serangan Portugal selalu mampu mengancam sang lawan. Satu-satunya keraguan di lini depan hanyalah Ronaldo. Pemain berjuluk ”CR7” itu baru sekali menjadi starter di MU. Dia juga belum mencetak satu gol pun di liga.
Menurut Dalot, skuad Portugal sedang dalam motivasi tertinggi pada dua bulan menjelang Piala Dunia. Mereka ingin membawa tren positif ke Qatar. Skuad asuhan pelatih Fernando Santos itu bertekad memperbaiki hasil buruk di dua turnamen terakhir setelah menjuarai Piala Eropa 2016.
”(Laga melawan Spanyol) akan seperti partai final untuk kami. Kami ingin tiga poin dan memastikan tampil di babak selanjutnya. Untuk itu, kami butuh kemenangan. Itulah mentalitas tim ini. Kami akan bertarung untuk target tersebut,” kata Dalot.
Laga ini akan menjadi agenda terakhir untuk Spanyol dan Portugal sebelum pertandingan pembuka Piala Dunia. Di Piala Dunia edisi sebelumnya, kedua tim sama-sama kandas di babak 16 besar. (AP/REUTERS)