Iga Swiatek membutuhkan satu kemenangan lagi untuk meraih gelar ketiga dari Perancis Terbuka dalam empat tahun terakhir. Lawannya adalah Karolina Muchova yang akan tampil pada final pertama di ajang Grand Slam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
PARIS, JUMAT-Perebutan trofi Suzanne Lenglen di Roland Garros akan terjadi antara Iga Swiatek dan Karolina Muchova. Ini akan menjadi persaingan antara favorit juara tunggal putri Perancis Terbuka dengan petenis “di luar radar”.
Muchova, petenis 26 tahun asal Ceko, akan berhadapan dengan Swiatek di Lapangan Philippe Chatrier, Paris, Sabtu (10/6/2023), setelah menggagalkan final ideal antara Swiatek dengan unggulan kedua, Aryna Sabalenka. Muchova menghentikan Sabalenka pada semifinal dengan skor 7-6 (5), 6-7 (5), 7-5, adapun Swiatek menang atas Beatriz Haddad Maia 6-2, 7-6 (7).
Final pertama di ajang Grand Slam ini didapat Muchova setelah dia mengalami masa sulit pada 2022 karena cedera. Cedera otot perut, yang pertama kali muncul pada September 2021 ini, menggagalkannya tampil pada Grand Slam awal tahun, Australia Terbuka.
Pada pertengahan tahun, dia meninggalkan lapangan di Roland Garros sambil menangis karena tak bisa menyelesaikan babak ketiga melawan Amanda Anisimova. Muchova mundur karena cedera lutut.
Perjalanan kariernya pada musim lalu itu berbeda dengan 2021 ketika dia meraih hasil terbaik, yaitu mencapai semifinal Australia Terbuka dengan menyingkirkan petenis nomor satu dunia, Ashleigh Barty, pada babak delapan besar. Pada tahun yang sama, Muchova, juga, mencapai perempat final Wimbledon untuk kedua kalinya setelah 2019.
Saya mengalami satu cedera ke cedera lain hingga beberapa dokter mengatakan bahwa saya tak seharusnya menjalani karier ini lagi.
“Saya mengalami satu cedera ke cedera lain hingga beberapa dokter mengatakan bahwa saya tak seharusnya menjalani karier ini lagi,” kata Muchova setelah mengalahkan Sabalenka.
Dia berusaha berpikir positif di tengah kesulitan itu sambil menjalani terapi dan berjuang mengikuti turnamen-turnamen kecil hingga akhirnya akan merasakan final pertama Grand Slam di Roland Garros. Sabalenka pun menyebut Muchova sebagai petenis “di luar radar”.
“Meski demikian, dia selalu bermain dengan baik. Permainannya membuat lawan tak mudah untuk mendapatkan poin karena pilihan pukulannya sulit ditebak,” kata Sabalenka.
Satu faktor lagi yang dimiliki Muchova saat berhadapan dengan Sabalenka dan amat dia butuhkan untuk melawan Swiatek adalah nyali. Dia tak terpendam dalam tekanan meski Sabalenka menjadi salah satu favorit juara dan memiliki permainan agresif dengan groundstroke keras.
Keberanian itu dibutuhkan Muchova, apalagi dengan berbagai reputasi yang dimiliki Swiatek. Tunggal putri nomor satu dunia itu hanya dua kali kalah dari 23 pertandingan di Roland Garros pada 2019-2022. Persentase kemenangannya di lapangan tanah liat, yaitu 86 persen, paling tinggi dibandingkan di jenis lapangan lain.
Mantan petenis Amerika Serikat, Pam Shriver, bahkan, menilai, tak ada petenis putri yang bisa menyaingi permainan Swiatek di Roland Garros. Swiatek memiliki kecerdasan dalam memilih jenis pukulan yang tepat. Ini didukung dengan pergerakannya yang natural di atas licinnya lapangan tanah liat.
Petenis yang mencapai puncak peringkat dunia untuk pertama kalinya pada 1 April 2022, dalam usia 20 tahun, itu sering membuat lawannya tak berkutik hingga tak bisa memenangi satu gim pun. Istilah “Iga’s Bakery” pun muncul di media sosial karena Swiatek sering menang dengan skor 6-0 atau 6-1. Di arena tenis, angka 0 sering disebut bagel, sementara angka 1 disebut breadstick.
Berdasarkan reputasi itulah, Muchova menilai bahwa dia bukanlah favorit juara meski pernah mengalahkan Swiatek pada satu-satunya pertemuan, yaitu babak pertama WTA 250 Praha pada 2019. Kemenangan dengan skor 4-6, 6-1, 6-4 itu didapat ketika Swiatek belum menjadi siapa-siapa seperti saat ini.
Namun, Muchova bisa tetap percaya diri karena punya statistik selalu menang dalam lima pertemuan dengan petenis peringkat tiga besar dunia, salah satunya saat mengalahkan Sabalenka. “Itu menunjukkan bahwa saya bisa bersaing dengan mereka. Saya juga memiliki peluang menang saat berhadapan dengan petenis top. Itu tentu meningkatkan kepercayaan diri saya untuk final nanti,” tutur Muchova.
Swiatek, yang memiliki tiga gelar Grand Slam, menilai, Muchova bisa melakukan banyak hal yang bisa mempersulit lawan. Dia mendapatkan pengalaman itu karena sering berlatih bersama sejak 2019.
“Kebetulan, saya sering menonton permainan Karolina dibandingkan petenis lain. Saya sangat menghormati dan menyukai permainannya. Dia bisa bergerak dengan bebas dan memiliki teknik yang sangat baik. Saya mengenal permainannya, tetapi tentu rasanya akan berbeda saat pertandingan nanti,” tuturnya.
Persaingan finalis Grand Slam
Semifinal tunggal putra yang berlangsung Jumat malam hingga Sabtu dini hari waktu Indonesia menjadi persaingan empat finalis Grand Slam. Semifinal pertama, antara Novak Djokovic dan Carlos Alcaraz, bahkan, mempertemukan dua juara Grand Slam. Djokovic adalah pemilik 22 gelar Grand Slam, sementara Alcaraz adalah juara AS Terbuka 2022. Pada semifinal lain, Alexander Zverev (finalis AS Terbuka 2020) berhadapan dengan Casper Ruud (Perancis Terbuka 2022).
Semifinal Djokovic melawan Alcaraz, yang menjadi laga paling dinanti pada Perancis Terbuka 2023, menjadi persaingan dua generasi dengan kemampuan berbeda. Mereka berbagi dua set pertama dengan cara bermain yang berbeda dalam waktu dua jam 13 menit.
Djokovic bisa mengatasi kekuatan pukulan dan kecepatan Alcaraz dalam bergerak dengan pukulan yang membuat bola jatuh tipis di sekitar baseline. Dropshot petenis Serbia itu, juga, mematikan.
Tak hanya saat servis, Djokovic pun bisa menekan lawan melalui pengembalian servis. Bola yang dipukul datar dan jatuh di baseline membuat Alcaraz sulit mengembalikannya, demikian pula dengan pengembalian servis yang dilakukan dengan slice, sehingga bola memantul dengan tinggi.
Di sisi lain, Alcaraz benar-benar mengandalkan permainan fisik dengan usia yang lebih muda 16 tahun dari Djokovic. Petenis berusia 20 tahun itu berusaha mendikte lawannya dengan pukulan keras yang konsisten serta kecepatannya dalam menjangkau bola dari satu sudut ke sudut yang lain. Tak jarang, dia melakukan sprint dari sisi backhand ke forehand atau dari belakang baseline ke dekat net.
Sebelum semifinal berlangsung, Djokovic pun menyebut gaya bermain Alcaraz mengingatkannya pada petenis Spanyol lainnya, Rafael Nadal, sebagai rival utamanya. Nadal absen di Perancis Terbuka 2023 karena cedera pinggul hingga harus menjalani operasi. (AFP/REUTERS)