Italia Muda Membangun Asa Kebangkitan Sepak Bola ”Gli Azzurri"
Tim Italia U-20 memberi harapan kebangkitan sepak bola negaranya dengan lolos ke final Piala Dunia U-20 2023. Pada final, Italia U-20 akan ditantang Uruguay U-20.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
TOLOSA, JUMAT – Datang bukan sebagai unggulan, Italia U-20 justru melangkah pasti untuk menyingkirkan tim-tim yang lebih diperhitungkan hingga menembus final Piala Dunia U-20 Argentina 2023. Kesuksesan Gli Azzurrini alias ”Si Biru Kecil” menembus partai puncak perdana dalam ajang dua tahun itu membangkitkan asa sepak bola ”Negeri Spageti” setelah para senior mereka gagal lolos ke Piala Dunia dua edisi terakhir.
Dalam semifinal di Stadion Ciudad de La Plata, Kota Tolosa, La Plata, Argentina Jumat (9/6/2023), Italia menyingkirkan runner-up Piala Dunia U-20 edisi sebelumnya di Polandia 2019, Korea Selatan dengan skor 2-1. Gol Italia dilesatkan oleh gelandang Cesare Casadei di menit ke-14 dan penyerang pengganti, Simone Pafundi di menit ke-86. Gol Korea Selatan dilesatkan oleh gelandang serang Lee Seung-won dari titik penalti di menit ke-23.
Italia akan berjumpa dengan Uruguay pada final yang berlangsung di arena yang sama, Senin (12/6/2023). Uruguay melaju ke final usai menundukkan tim debuan Piala Dunia U-20 yang penuh kejutan, Israel 1-0. Gol kemenangan Uruguay disarangkan oleh gelandang Anderson Duarte di menit ke-61.
”Para pemain memberikan segalanya dalam pertandingan ini dan sekarang kami berada di final. Para pemain mendapatkan kepercayaan diri, kini saatnya untuk beristirahat dan bersiap untuk final,” ujar pelatih Uruguay Marcelo Broli dilansir situs berita en.as.com seusai laga tersebut.
Bagi Italia, itu adalah final perdana mereka dalam delapan kali partisipasi dari 23 edisi sejak yang perdana di Tunisia 1977. Sebelumnya, prestasi terbaik Italia meraih tempat ketiga Piala Dunia U-20 Korea Selatan 2017 dan urutan keempat Piala Dunia 2019.
Keberhasilan itu bermakna besar untuk sepak bola Italia. Itu adalah final pertama untuk sepak bola ”Negeri Spageti” di segala kelompok usia dalam dua tahun terakhir sejak tim senior mereka juara Piala Eropa 2020 di 2021. Itu sekaligus mengobati kegagalan tim senior lolos ke Piala Dunia dua edisi terakhir, di Rusia 2018 dan Qatar 2022.
Tim U-20 bisa menjadi jembatan regenerasi untuk memulai era baru Italia. Sejauh ini, mereka adalah generasi terbaik setelah rentetan kegagalan kelompok usia lainnya, seperti tim U-21 yang puas mencapai perempat final Piala Eropa U-21 terakhir di Hongaria-Slovenia 2021, tim U-19 mencapai semifinal Piala Eropa U-19 terakhir di Slovakia 2022, dan tim U-17 tidak lolos Piala Dunia U-17 Peru 2023 serta tersingkir dari Piala Eropa U-17 terakhir di Hongaria 2023.
Kesuksesan tim U-20 menambah daftar berita positif dari sepak bola Italia pasca tiga klub Serie A Liga Italia lolos ke final tiga kompetisi Eropa musim ini. Pelatih timnas senior Italia Roberto Mancini dikutip Football-Italia, Rabu (7/6) menilai, sepak bola mereka telah berkembang walau belum bisa menyamai level 20 tahun lalu ketika sepak bola Italia masih menjadi kiblat Eropa, bahkan dunia.
Saya tidak memikirkan sepatu emas (gelar pencetak gol terbanyak). Yang saya pikirkan hanyalah bagaimana membantu tim untuk memenangkan setiap pertandingan.
Mencari juara baru
Secara keseluruhan, pertemuan Italia dan Uruguay di final kali ini menjadi duel dua calon juara baru Piala Dunia U-20. Sama seperti Italia, Uruguay tidak pernah memenangkan gelar itu dari 16 kali partisipasi. Prestasi terbaik mereka dua kali runner-up, yakni saat kalah adu penalti 1-4 (0-0) dari Perancis pada edisi Turki 2013 dan takluk 1-2 dari Argentina pada edisi Malaysia 1997.
Di atas kertas, kedua tim memiliki peluang berimbang karena mereka menunjukkan mental tidak mau kalah yang sama kuat. Italia mengarungi kejuaraan dengan bergabung dalam grup maut yang berisi Brasil selaku negara tersukses kedua di Piala Dunia U-20 selepas Argentina, yakni dengan koleksi lima gelar juara. Italia pun bertemu Nigeria yang dikenal memiliki prestasi mentereng di tingkat yunior dan Republik Dominika yang sepak bolanya sedang berkembang.
Namun, Italia mampu lepas dari persaingan ketat dengan cukup baik. Mereka menang 3-2 atas Brasil dalam laga pertama sebelum takluk 0-2 dari Nigeria. Pada laga terakhir yang menentukan, Italia melumat Republik Dominika 3-0. Mereka pun mengunci tiket ke 16 besar sebagai runner-up Grup D.
Setali tiga uang, Uruguay tergabung dengan tim-tim kuat, antara lain Inggris yang berstatus juara Piala Eropa U-19 2022 dengan koleksi satu trofi Piala Dunia U-20 dari edisi Korea Selatan 2017. Uruguay juga berjumpa Iraq selaku runner-up Piala Asia U-20 Uzbekistan 2023 dan Tunisia yang sepak bolanya sedang berkembang.
Akan tetapi, Uruguay bisa melewati persaingan dengan baik. Mereka menang 4-0 atas Iraq dalam laga pertama sebelum kalah 2-3 dari Inggris. Pada laga terakhir, mereka menang 1-0 atas Tunisia yang memastikan mereka melangkah ke 16 besar sebagai runner-up Grup E.
Memasuki fase gugur, Italia dan Uruguay bermain dengan jiwa spartan yang nyaris sama. Italia menyingkirkan juara Grup E Inggris dengan skor 2-1 dan Uruguay menyisikan juara Grup F Gambia dengan skor 1-0 di babak 16 besar. Pada perempat final, Italia menang 3-1 atas juara Grup C Kolombia. Sedangkan, Uruguay menang 2-0 atas juara Grup B Amerika Serikat.
Performa apik Italia dan Uruguay didukung oleh penampilan luar biasa sejumlah pemain. Italia memiliki Casadei yang mencetak tujuh gol dan dua asis dari enam laga. Pemain Chelsea itu menempatkan namanya di puncak daftar top skor sementara.
Casadei menjadi orang Italia paling produktif dalam kejuaraan resmi FIFA di segala kelompok usia, mengalahkan rekor Paolo Rossi yang menjadi top skor Piala Dunia Spanyol 1982 dengan enam gol dari tujuh laga dan Salvatore Schillaci yang menjadi pencetak gol terbanyak Piala Dunia Italia 1990 dengan enam gol dari tujuh laga.
”Saya tidak memikirkan sepatu emas (gelar pencetak gol terbanyak). Yang saya pikirkan hanyalah bagaimana membantu tim untuk memenangkan setiap pertandingan dan mudah-mudahan bisa menjuarai kejuaraan ini,” ujar Casadei di laman Fifa.com, Jumat.
Italia pun memiliki Pafundi yang tercatat sebagai debutan termuda Italia dalam 100 tahun terakhir. Football-Italia melaporkan, hanya ada dua pemain yang debut untuk Italia sebelum usia genap 17 tahun. Pafundi memainkan debutnya dalam usia 16 tahun 247 hari saat Italia menang 3-1 atas tuan rumah Albania pada laga uji coba, 16 November 2022.
Pemain Udinese itu hanya kalah dari Pietro Antonio Gavinelli yang debut dalam usia 16 tahun 97 hari ketika Italia imbang 2-2 dengan Perancis pada laga uji coba, 9 April 1911. Adapun Uruguay punya Duarte. Pemain Defensor Sporting itu mengemas tiga gol dari lima laga. Maka itu, laga Italia dan Uruguay diprediksi akan berjalan sengit sepanjang waktu normal. (AFP)