Dari posisi memunggungi lawan, Jokic mampu ”menggenggam” seisi NBA. ”Si Joker” terlalu lengkap, bahkan untuk level pemain megabintang di liga terbaik sedunia.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
DENVER, JUMAT — Punggung dari center Denver Nuggets, Nikola Jokic, adalah teka-teki paling sulit dipecahkan di NBA saat ini. Ketika ia menggiring bola dengan posisi memunggungi keranjang lawan, tidak ada yang tahu kejadian setelahnya. Satu hal yang pasti adalah bencana menanti pertahanan lawan.
Misteri Jokic kembali tidak terjawab dalam gim pertama final NBA 2023 di markas Nuggets, Arena Ball, Jumat (2/6/2023) waktu Indonesia. Pemain berjuluk ”Joker” itu menyumbang triple double berupa 27 poin, 10 rebound, dan 14 asis ketika Nuggets menang 104-93 atas Miami Heat.
Dalam debutnya di final NBA, Jokic menjalani dua peran sekaligus, yaitu mesin skor dan fasilitator, dengan sempurna. Berbagai skema bertahan Heat tidak mampu membendung Jokic. Heat menggunakan center Bam Adebayo dan Cody Zeller secara bergantian untuk mengawal Jokic. Mereka bahkan sampai menggunakan pertahanan zonasi. Namun, Heat tetap kehabisan akal setiap kali Jokic memegang bola sambil memunggungi keranjang.
Di balik punggung luas dalam balutan tubuh setinggi 2,11 meter dan seberat 128 kilogram itu, Jokic sudah menyiapkan kejutan untuk tim lawan. Dia bisa menembak sendiri bola atau mengumpan ke rekannya.
Forward Nuggets, Michael Porter Jr, mengatakan, kelebihan terbesar Jokic adalah kemampuan membaca permainan. Dia tahu cara terbaik memecah pertahanan lawan. ”Itu hal tergila tentangnya. Dia tidak peduli cara apa pun (menghasilkan poin). Semua tergantung reaksi pertahanan lawan,” ujarnya.
Jokic, peraih dua kali Most Valuable Player NBA, tak punya tubuh atletis atau lompatan tinggi seperti kebanyakan pemain asal Amerika Serikat. Namun, dia diberkahi dengan teknik dan kepintaran bermain di level tertinggi. Jokic bisa memutuskan dengan tepat, kapan harus menembak atau mengumpan.
Kemampuan mengatur serangannya juga di atas para center NBA. Dia sudah seperti point guard raksasa sehingga dipercaya menjadi pengatur serangan utama tim. Kelebihan itu melengkapi tembakannya yang juga sangat efektif.
Malone menyandingkan Jokic dengan Tim Duncan, legenda hidup San Antonio Spurs yang mengoleksi 5 cincin juara NBA. Mereka tidak pernah menunjuk diri sendiri ketika menang.
Jokic seolah-olah memiliki banyak mata di belakang kepala. Padahal, dia sudah menghafal seluruh posisi rekan dan lawan saat memunggungi keranjang lawan. Alhasil, dia bisa mengambil keputusan dengan bijak saat membalikkan badannya.
”Nikola tidak pernah memaksakan sesuatu. Jika mereka memberikan atensi berlebihan kepadanya, dia akan membuyarkan Anda dengan satu umpan,” kata Pelatih Nuggets Michael Malone yang menganggap Jokic sebagai pemain bola basket terbaik sejagat saat ini.
Dua sesi
Pertunjukan Jokic terbagi menjadi dua sesi. Pria asal Serbia itu menampilkan sisi dermawannya pada paruh pertama. Dia menjadi fasilitator karena pertahanan Heat fokus kepadanya. Jokic menyudahi paruh babak dengan 10 asis dan membuat Nuggets unggul 17 poin.
Rekan-rekannya menikmati buah dari kreasinya. Jamar Murray mencetak 18 poin dari total 26 poin pada paruh pertama, Aaron Gordon (14 dari 16 poin) dan Michael Porter Jr (10 dari 14 poin). Adapun Jokic hanya menembak 3 kali selama dua kuarter awal. Jumlah itu sangat sedikit untuk seorang ikon tim.
Jokic baru menunjukkan kapabilitas sebagai pencetak pada paruh kedua, yaitu saat pertahanan Heat mulai terpecah. Dia menambah koleksi 12 poin pada kuarter penentu. Adapun sumbangan poin darinya datang di antara paceklik tembakan tiga angka dari Nuggets di kuarter keempat.
Tidak banyak megabintang dengan ego rendah. Jokic adalah salah satunya. Dia mengatakan, statistik cemerlangnya bukan sesuatu hal spesial. Dia hanya diberikan kesempatan lebih untuk mengatur serangan dan mengeksekusi bola. ”Itulah keindahan seorang Nikola. Dia tidak peduli 27 poin. Hanya 1-0 (kemenangan) yang dipikirkannya di laga tadi,” ucap Malone.
Sejajar Duncan
Malone menyandingkan Jokic dengan Tim Duncan, legenda hidup San Antonio Spurs yang mengoleksi 5 cincin juara NBA. Mereka tidak pernah menunjuk diri sendiri ketika menang. Tim mereka pun menjadi yang paling diuntungkan.
Alhasil, gabungan teknik tinggi, sikap rendah ego, dan keputusan tepat Jokic membuat Nuggets konsisten dalam laga final pertama dalam sejarah klub tersebut. Pelatih Heat Erik Spoelstra berkata, sosok Jokic sebagai orkestrator membuat tim lawan lebih terjaga. Nuggets pun nyaris selalu unggul dua digit angka dari awal kuarter pertama hingga akhir laga itu.
Jokic menutup laga sebagai pemain Nuggets dengan catatan tertinggi di poin, rebound, dan asis. Menurut ESPN, dia juga menjadi pemain kedua setelah Jason Kidd (2002) yang mencetak triple double pada debutnya di final. (AP/REUTERS)