Inter Milan telah memenangkan dua laga perebutan trofi di musim ini. Gelar Coppa Italia menjadi suntikan moral penting untuk menutup musim dengan kemenangan di satu final tersisa menghadapi Manchester City.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
ROMA, KAMIS – Inter Milan mempertahankan tradisi raihan medali emas di dua ajang domestik pada musim ini menyusul raihan gelar Coppa Italia. Kemenangan atas Fiorentina, 2-1, Kamis (25/5/2023) dini hari WIB, di Stadion Olimpico, menjadi bekal berharga bagi Inter jelang menghadapi Manchester City di final Liga Champions, 10 Juni mendatang.
Serupa dengan musim lalu, Inter di bawah kendali Simone Inzaghi mampu mempertahankan trofi Piala Super Italia dan Coppa Italia. Setelah menumbangkan rival sekota, AC Milan, untuk menjaga supremasi di Piala Super Italia pada duel perebutan gelar di Riyadh, Arab Saudi, Januari lalu, I Nerazzurri menyempurnakan klimaks perjalanan brilian di Coppa Italia musim ini dengan kemenangan atas Fiorentina.
Sebelum jumpa Fiorentina, Inter telah menyingkirkan dua kandidat juara lain di kompetisi level kedua di Italia, yaitu Juventus di semifinal serta Atalanta pada babak perempat final. Inzaghi menuturkan, dua gelar juara belum menghapus rasa lapar trofi bagi skuad Inter. Selanjutnya, Inter mengejar predikat juara Liga Champions keempat dalam sejarah klub.
“Kami memiliki dua laga final tersisa di Liga Italia, kemudian menuju ke Istanbul. Kami masih memiliki ambisi besar di musim ini,” ujar Inzaghi seusai laga dilansir La Gazzetta dello Sport.
Inter memiliki dua laga pamungkas di liga, yakni melawan Atalanta dan Torino. Inzaghi mengincar kemenangan di dua duel itu demi menyegel tempat di Liga Champions musim depan.
Untuk menghadapi City di partai puncak Liga Champions, Inter tidak hanya bermodal rasa lapar juara. I Nerazzurri juga telah menampilkan mental juara yang belum pernah goyah di era Inzaghi. Inter selalu menang pada empat laga final perebutan gelar juara bersama Inzaghi.
Pada laga melawan Fiorentina, mental juara itu terlihat karena Inter bisa bangkit setelah sempat tertinggal lebih dulu di awal babak pertama. Alih-alih semangat menurun akibat kebobolan gol cepat yang disumbangkan gelandang sayap Fiorentina, Nicolas Gonzalez, Inter justru mampu tampil lebih baik, sehingga bisa mencetak dua gol untuk menutup babak pertama dengan keunggulan.
Lautaro Martinez menjadi bintang kemenangan Inter. Ia mencetak gol ke-100 bersama Inter untuk menyamakan kedudukan di menit ke-29. Penyerang asal Argentina itu membantu Inter berbalik memimpin pada menit ke-37.
Kami memiliki dua laga final tersisa di Liga Italia, kemudian menuju ke Istanbul. Kami masih memiliki ambisi besar di musim ini.
“Kami memulai laga dengan buruk dan menjalani pendekatan permainan yang salah. Namun, anak-anak melakukan tugas yang baik untuk tetap di pertandingan, sehingga kami bisa membalikkan ketertinggalan,” kata Inzaghi yang telah meraih tiga gelar Coppa Italia sebagai pelatih.
Jika Inter memiliki modal penting untuk meraih gelar Liga Champions, kekalahan di final Coppa Italia juga menjadi upaya Fiorentina untuk berbenah sebelum tampil menghadapi West Ham United pada partai puncak Liga Konferensi Eropa, 8 Juni. Pelatih Fiorentina Vincenzo Italiano mengakui, anak asuhannya minim pengalaman tampil di partai besar yang memperebutkan trofi.
“Kami memulai laga dengan bagus, tetapi kami menghadapi finalis Liga Champions dan seorang juara Piala Dunia, yaitu Lautaro Martinez, yang menciptakan gol dalam situasi sulit,” ucap Italiano.
Meski kecewa akibat gagal mengakhiri penantian gelar domestik sejak musim 2000-2001, Italiano meminta anak asuhannya tidak larut dalam kesedihan. Ia mengatakan, pengalaman pahit di Roma menjadi bekal untuk bangkit dan mengalahkan West Ham.
“Kami harus tetap menjaga konsentrasi untuk mempersiapkan satu laga final. Saya katakan kepada anak-anak bahwa ketika kalian berjuang dengan hati dan keringat untuk jersei ini, kalian tidak akan pernah benar-benar kalah,” kata Italiano.
Sementara itu, gelar Coppa Italia yang diraih Inter juga membantu sang presiden, Steven Zhang, masuk dalam buku sejarah klub sebagai presiden Inter tersukses ketiga. Sejak menggantikan Erick Thohir pada 2018, Zhang, pengusaha asal China, telah mempersembahkan lima trofi untuk Inter yang terdiri dari satu scudetto, dua Coppa Italia, dan dua Piala Super Italia.
Capaian Zhang hanya kalah dari duo Moratti, yaitu Angelo Moratti dan sang anak, Massimo Moratti. Angelo yang memimpin Inter pada 1955 hingga 1968 membantu I Nerazzurri meraih tujuh trofi, yaitu tiga scudetto, dua Liga Champions, dan dua Piala Interkontinental.
Adapun Massimo, yang membantu Inter meraih 11 trofi, adalah presiden terbaik dalam 115 tahun klub itu berdiri. Dalam dua periode kepemimpinan Massimo, yaitu 1995-2004 dan 2006-2013, Inter meraih empat gelar liga, dua Coppa Italia, dua Piala Super Italia, satu Liga Champions, satu Liga Europa, dan satu Piala Dunia Antarklub.
“Tentunya, keluarga Moratti selalu di hati semua pendukung Inter. Saya senang bisa mengejar rekor mereka,” kata Zhang.
Zhang menambahkan, “Selama tujuh tahun ini, pemain kami dan klub tidak pernah menargetkan Liga Champions. Tetapi, sekarang kami telah memainkan banyak final dan memenangkan banyak piala, jadi duel perebutan trofi telah menjadi tujuan utama dari klub ini”. (AFP)