Napoli Tanpa Beban, "Karpet Merah" untuk Inter Milan Amankan Empat Besar
Setelah juara Serie A, Napoli tak lagi ngotot menjalani laga yang tersisa. Itu jadi peluang besar Inter Milan untuk menang atas Napoli di pekan ini agar bisa lebih cepat mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
NAPOLI, SABTU – Setelah memastikan scudetto alias juara Serie A Liga Italia, Napoli tak lagi bermain ngotot, bahkan mereka takluk 0-2 dari klub promosi AC Monza dalam laga tandang pada pekan lalu, Minggu (14/5/2023). Faktor psikologis Napoli sudah tanpa beban itu akan menjadi keuntungan untuk Inter Milan saat kedua tim berjumpa dalam laga di kandang Napoli pada pekan ke-36, Minggu (21/5).
Selain itu, Inter memiliki sejumlah alasan untuk bisa menaklukan Napoli. Setidaknya, ”Il Biscione” alias ”Si Ular Besar” tercatat sebagai tim pertama yang memberikan kekalahan untuk Napoli di Serie A musim ini, ketika mereka menang 1-0 dalam laga kandang pada pekan ke-16.
Di sisi lain, Inter sedang berada di puncak kepercayaan diri usai menang agregat 3-0 (2-0, 1-0) atas rival sekotanya, AC Milan dalam dua laga semifinal Liga Champions. Berkat itu, ”I Nerazzurri” alias ”Si Hitam-Biru” melaju ke final untuk pertama kali sejak mereka mengangkat trofi itu pada musim 2009/10.
Mantan penyerang Inter Karl-Heinz Rummenigge dilansir Football-Italia, Jumat (19/5), mengatakan, Inter terus mengalami kemajuan hari demi hari dan mencapai puncak dalam dua laga semifinal Liga Champions kemarin. Pertahanan ”La Beneamata” kian solid. Demikian lini tengahnya, para pemain terus berlari, bekerja keras, dan rela berkorban untuk tim.
Adapun di lini depan, tiga penyerang yang mereka miliki bisa diandalkan dengan keunggulan masing-masing. Ada penyerang Argentina Lautaro Martinez yang menularkan mental juara Piala Dunia Qatar 2022, ujung tombak Bosnia Edin Dzeko dalam puncak kebugaran meski sudah berusia senja, dan ujung tombak Belgia Romelu Lukaku yang sempat terpuruk mulai menemukan kembali bentuk permainan terbaiknya.
Inter adalah tim yang bisa merugikan Manchester City (calon lawan di final Liga Champions) sekali pun.
Lukaku bahkan mencetak tiga gol dalam dua laga Serie A terakhir. ”Inter adalah tim yang bisa merugikan Manchester City (calon lawan di final Liga Champions) sekali pun. Di liga, mereka bisa berbuat lebih baik, tentu saja. Mereka bisa lolos ke Liga Champions musim depan (dari jalur normal dengan menembus empat besar liga). Kalau berhasil, mereka akan lebih nyaman untuk tampil di final (Liga Champions),” ujar Rummenigge yang bermain untuk Inter tahun 1984-1987.
Dua jalur
Inter sejauh ini memiliki dua jalur untuk meraih tiket ke Liga Champions musim depan, yakni dengan berada di empat besar Serie A atau menjuarai Liga Champions musim ini. Namun, ”Si Ular Besar” tidak bisa melewatkan begitu saja tiket dari jalur empat besar Serie A guna mengantisipasi kemungkinan terburuk takluk dari City pada final Liga Champions kali ini di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki, 11 Juni mendatang.
Kini, Inter berada di urutan ketiga dengan 66 poin dari 35 laga. ”I Nerazzurri” tertinggal tiga poin di bawah Juventus di peringkat kedua, sebaliknya mereka unggul satu poin atas Lazio di tempat keempat. Dengan tiga pekan yang masih tersisa, mereka patut mengumpulkan poin penuh di semua laga, termasuk atas Napoli.
Kalau menang atas ”I Ciucciarelli” alias ”Si Keledai Kecil”, Inter akan mengumpulkan 69 poin dari 36 laga. Maka itu, pada pekan berikutnya, mereka praktis hanya butuh tambahan satu poin untuk mengunci tiket ke Liga Champions musim depan.
Inter memang harus sesegera mungkin mengunci tiket ke ajang terelite antarklub Eropa itu agar mereka tidak perlu menguras energi dan konsentrasi hingga akhir musim. Apalagi Inter akan dihadapkan dengan jadwal padat di pengujung musim, yaitu kontra Fiorentina di final Piala Italia pada 25 Mei, meladeni tim tamu Atalanta di pekan ke-37 Serie A pada 28 Mei, lawan tuan rumah Torino di pekan ke-38 pada 4 Juni, dan bersua City di final Liga Champions.
Direktur Inter Beppe Marotta dikutip La Gazzetta dello Sport sangat mengkhawatirkan jadwal padat tersebut. Bahkan, dia protes karena operator Serie A seolah kurang mendukung persiapan Inter untuk menjalani partai puncak Liga Champions. ”Keselamatan pemain terancam karena dipaksa memainkan tiga pertandingan dalam seminggu, termasuk final Piala Italia yang bisa berlanjut ke perpanjangan waktu (babak tambahan),” tegas Marotta.
Intrik internal Napoli
Akan tetapi, untuk laga kali ini, Inter tampaknya berada di atas angin untuk merebut kemenangan atas Napoli. Salah satu faktor lain, yakni intrik internal yang sedang melanda Napoli yang bisa membuat mereka tidak bermain seperti biasanya walaupun di kandang sendiri.
Menurut laporan Football-Italia, Jumat, di tengah euforia scudetto yang masih hangat-hangatnya, ketegangan terjadi antara pelatih Napoli Luciano Spalletti dan Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis. Hal itu dipicu oleh keputusan De Laurentiis mengaktifkan secara diam-diam klausul perpanjangan kontrak satu tahun Spalletti, yang sejatinya berakhir bulan depan.
Spalletti merasa tidak dihargai, lagi pula pelatih berusia 64 tahun itu sangat mengharapkan kenaikan gaji sebagai bentuk apresiasi sukses mengakhiri paceklik juara Serie A Napoli dalam 33 tahun terakhir. Bahkan, Spalletti dikabarkan siap untuk membayar denda 8 juta Euro (Rp 129 miliar) guna meninggalkan ”Gli Azzurri” alias ”Si Biru” pada musim panas ini.
Bukan cuma dengan Spalletti, De Laurentiis pun bersitegang dengan Direktur Olahraga Napoli Cristiano Giuntoli yang menjadi otak transfer skuad juara Napoli musim ini. Tuttosport melaporkan, Giuntoli akan meninggalkan Napoli musim panas ini, setahun sebelum kontraknya habis. Dia dikabarkan akan melanjutkan karirnya di Juventus.
Akhirnya, De Laurentiis disibukkan dengan upaya untuk membujuk Spalletti dan Giuntoli bertahan lebih lama bersama klub yang bermarkas di Stadion Diego Maradona tersebut. Terlebih, De Laurentiis berniat untuk melanjutkan dominasi Napoli di pentas Eropa.