Sanksi Pengurangan Poin Kembali Menghantui Juventus
Di tengah persaingan empat besar Liga Italia, Juventus terancam kembali disanksi pengurangan poin. Kalau terjadi dalam waktu dekat, Juve berpotensi terlempar dari empat besar dan absen dari Liga Champions musim depan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
TURIN, SELASA – Di tengah persaingan memperebutkan posisi empat besar klasemen akhir Serie A Liga Italia, Juventus justru terancam kembali mendapatkan sanksi pengurangan poin sedikitnya sembilan poin yang menjadi dampak kasus skandal laporan keuangan palsu yang belum tuntas. Kalau terjadi dalam waktu dekat, klub asal Kota Turin, Italia itu bisa terlempar dari empat besar dan berpotensi absen dari Liga Champions musim depan.
”Proses kasus capitalgain (keuntungan modal) telah dibuka kembali, kami (Juventus) bergerak menuju penalti pengurangan poin,” terang surat kabar La Gazzetta dello Sport membahas laporannya dalam akun Twitter resmi mereka, Selasa (9/5/2023).
Juventus awalnya mendapatkan sanksi pengurangan 15 poin karena kasus laporan keuangan palsu yang diputuskan oleh pengadilan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) pada 21 Januari 2023. Namun, ”La Vecchia Signora” alias ”Si Nyonya Besar” mendapatkan kembali poin itu usai banding mereka ke Komite Olimpiade Nasional Italia (CONI) diterima pada Kamis (20/4). CONI meminta sanksi itu dibatalkan untuk sementara sambil menunggu banding dari FIGC yang prosesnya semula diperkirakan tidak selesai hingga musim ini berakhir pada 4 Juni mendatang.
Akan tetapi, dalam laporan terbaru Footbal-Italia, Senin (8/5), para ahli bergerak cepat mempelajari 75 halaman penjelasan hukum untuk melihat apa artinya untuk Juventus di masa depan. Kuasa hukum Juventus dikabarkan menggunakan beberapa frasa yang dapat menghadirkan masalah besar.
Asumsi umum, Juventus disinyalir secara sistematis dan berulang menggelembungkan biaya transfer untuk meningkatkan perolehan modal sehingga bisa menyeimbangkan pembukuan keuangan dan memungkinkan mereka membentuk skuad yang lebih kuat. Intinya, itu turut mempengaruhi partisipasi I Bianconeri alias ”Si Putih-Hitam” dalam kompetisi.
FIGC menganggap itu sebagai perilaku terlarang dan bisa mengubah hasil kompetisi. Maka itu, Juventus masih berpotensi terkena sanksi pengurangan poin. Kendati demikian, kemungkinan besar nilai penaltinya sembilan poin bukan 15 poin seperti putusan sebelumnya. Itu sesuai dengan tuntutan awal jaksa FIGC, Giuseppe Chine sejak awal proses pengusutan skandal tersebut dilakukan.
Kalau sanksi itu diberikan lebih cepat sebelum berakhirnya musim ini, posisi Juventus di urutan kedua dengan 66 poin dari 34 laga dalam klasemen sementara Serie A akan anjlok ke peringkat ketujuh dengan 57 poin dari 34 laga. Lima tim di bawahnya masing-masing akan naik satu peringkat, yakni Lazio kedua dengan 64 poin, Inter Milan ketiga dengan 63 poin, AC Milan keempat dengan 61 poin, Atalanta kelima dengan 58 poin, dan AS Roma keenam dengan 58 poin.
”Sekarang, proses dipersingkat untuk mengatur sidang baru di hadapan Pengadilan Banding Federal: sebelum penutupan kejuaraan (Serie A),” ujar wartawan olahraga dari Radio 24 Italia, Giovanni Capuano dalam keterangan dua foto terkait dokumen yang memberatkan Juventus di akun Twitter resminya, Selasa (9/5).
Sekarang, proses dipersingkat untuk mengatur sidang baru di hadapan Pengadilan Banding Federal: sebelum penutupan kejuaraan (Serie A).
Skenario itu turut dipengaruhi oleh keterangan dari beberapa mantan direksi Juventus yang akhirnya terbebas dari sanksi, antara lain Pavel Nedved, Paolo Garimberti, Assia Grazioli-Venier, Caitlin Mary Hughes, Daniela Marilungo, dan Francesco Roncaglio. Itu sekaligus memastikan sejumlah mantan petinggi Le Zebre alias ”Si Zebra” harus bertanggung jawab penuh atas skandal tersebut, yaitu Andrea Agnelli, Fabio Paratici, Federico Cherubini, dan Maurizio Arrivabene. Keempat mantan petinggi itu tidak bisa lagi mengajukan banding.
Namun, sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Juventus mengenai ancaman pengurangan poin tersebut. Mereka tampaknya memilih fokus menyiapkan diri meladeni tim tamu Sevilla dalam laga pertama semifinal Liga Europa, Jumat (12/5). (DRI)