Tenis Beregu Putri Indonesia Memecah Kebuntuan Belasan Tahun
Setelah belasan tahun tak pernah masuk final dan mendapatkan emas, akhirnya tim beregu putri Indonesia bisa memecah kebuntuan itu. Medali emas mereka dapat dan menjadi modal besar untuk medali emas lainnya.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO dari Phnom Penh, Kamboja
·5 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS — Sejarah ditoreh tim tenis Indonesia nomor beregu putri yang setelah 18 tahun lamanya tak pernah mendapatkan medali emas. Emas didapat dengan kerja keras tim putri Indonesia selama lebih kurang delapan jam pertandingan melawan tim Thailand. Kemenangan itu menjadi modal kebangkitan tim putri tenis Indonesia.
Indonesia terakhir kali mendapatkan emas pada SEA Games Filipina pada tahun 2005 di mana tim diperkuat oleh Wynne Prakusya, Romana Tedjakusuma, Ayu Fani Damayanti, dan Septi Mende. Sejak saat itu nomor beregu putri selalu gagal menyumbang emas. Kesempatan pertama pernah didapat saat SEA Games Jakarta Palembang 2011, tetapi Thailand menghadang Indonesia mendapatkan emas.
Kini di SEA Games Kamboja 2023, misi balas dendam terbayar sudah. Aldila Sutjiadi, Priska Madelyn Nugroho, dan Jessy Rompies akhirnya berhasil membawa pulang medali emas. Kali ini mereka dipimpin oleh kapten tim Wynne Prakusya.
Di partai pertama, Aldila harus menyerah di tangan petenis muda Thailand, Aunchisa Chanta, dua set langsung 6-7, 3-6. Beberapa kali Aldila melakukan protes pada wasit yang memberikan keputusan buruk untuk Aldila. ”Wasit dua kali memberikan bad call, itu memang biasa dalam pertandingan. Namun, ini bad call di momen krusial,” kata Aldila saat ditemui usai pertandingan di Morodok Techo National Stadium, Kamboja, Selasa (9/5/2023).
Aldila tak kecewa, ia yakin pada Priska bisa memenangi pertandingan berikutnya. ”Peluangnya ada, mereka kemarin main tiga set bisa letih juga,” kata Aldila.
Priska Madelyn Nugroho pun bersiap di pinggir lapangan. Ia menjalani partai single kedua melawan Lanlana Tararudee (18). Kedua petenis muda itu bertarung begitu ketat.
Priska tertinggal di set pertama dengan skor 6-7. Beberapa kali Lanlana memberikan pukulan keras yang tak mampu dikembalikan Priska. Set kedua pun permainan masih begitu ketat, tetapi Priska mampu menguasai pertandingan dan bisa dimenangi dengan skor 6-3.
Aku memang sempat ketinggalan di set pertama. Di set kedua untungnya aku bisa membalik momentum. Lalu set ketiga meski di awal ketat banget, beruntungnya masih bisa.
”Aku memang sempat ketinggalan di set pertama. Di set kedua untungnya aku bisa membalik momentum. Lalu set ketiga meski di awal ketat banget, beruntungnya masih bisa,” kata Priska.
Kemenangan Priska (6-7, 6-3, 6-3) membuka peluang Indonesia mendapatkan emas karena pertandingan terpaksa dilanjutkan ke partai ganda putri. Di partai ganda putri, Aldila kembali bermain berpasangan dengan Jessy Rompies. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, padahal nomor beregu putri bermain pada pukul 09.00 waktu setempat.
Sesuai dugaan, Aldila dimainkan kembali dalam ganda putri Indonesia. Petenis berusia 28 tahun itu memiliki pengalaman tampil di ajang WTA 1000 dan Grand Slam. Bersama petenis Jepang, Miyu Kato, Aldila mencapai babak ketiga Grand Slam Australia Terbuka dan semifinal WTA 1000 Indian Wells pada tahun ini. Saat ini, Aldila menempati peringkat ke-31 dunia ganda (Kompas, Selasa 9/5/2023).
Aldila dan Jessy bertemu dengan Peangtarn Plipuech dan Luksika Kumkhum. Kedua pasangan andalan Thailand itu bermain begitu baik dan beberapa kali merepotkan Aldila/Jessy. Walakin, Aldila dan Jessy bisa mengatasi tekanan pemain Thailand dan memenangi pertandingan itu dua set langsung, 6-3, 7-5.
Aldila langsung membuang raketnya dan memeluk Jessy. Keduanya kemudian berlari ke arah Wynne Prakusya yang menunggu di pinggir lapangan.
”Dari awal kami main all out karena kami semua pengin dapat emas. Sudah lama banget tim beregu enggak pernah dapet emas jadi rasanya bangga banget untuk Indonesia,” ungkap Jessy.
Ia menambahkan, tidak ada tekanan kepada dirinya dan Aldila. Ketegangan justru datang di poin terakhir saat Indonesia unggul 6-5. Pukulan terakhir Jessy tak mampu ditahan dan dikembalikan oleh Kumkhum.
Aldila yang kalah di partai pertama menemukan energi positif dari Jessy. Menurut Aldila, berpasangan dengan Jessy mendorong performanya lebih baik. ”Dia (Jessy) memberikan saya energi positif jadi bisa mengangkat saya di ganda ini,” ujar Aldila.
Wynne Prakusya mengungkapkan rasa harunya. Ia mengenang kembali saat terakhir kali dirinya mendapatkan emas pada 2005. Setelah pensiun, ia sempat dipanggil bermain lagi pada 2007, yang saat itu berpasangan dengan Christopher Rungkat. Setelah itu ia benar-benar pensiun.
Wynne kini kembali lagi sebagai kapten tim tenis putri Indonesia dan mendapatkan emas pertamanya sebagai kapten. ”Haru sekali ya. Saya bangga dengan anak-anak bisa berjuang dan memberikan semuanya,” katanya.
Wynne percaya dirinya optimis target tiga emas bisa diraih tim tenis Indonesia baik putra maupun putri. Emas pertama dari cabang tenis ini bisa menjadi motivasi untuk semua nomor tenis.
”Kemenangan hari ini, cuma hari ini. Besok sudah harus fokus bertanding lagi. Tentunya kemenangan ini memotivasi nomor lainnya,” ungkap Wynne.
Sementara itu, perjalanan tim putra beregu Indonesia harus terhenti di semifinal. Mereka tumbang oleh tim beregu Vietnam. Indonesia meraih poin pertama ketika Christopher mengalahkan Linh Giang Trinh 1-6, 7-5, 6-1. Christopher menang setelah menggagalkan match point lawan pada posisi 3-5 set kedua. Adapun pada partai kedua, Muhammad Rifqi Fitriadi kalah dari pemain terbaik Asia Tenggara, Hoang Nam Ly, 3-6, 5-7.
Pertandingan partai pertama dan kedua selesai pada Senin (8/5/2023). Partai ketiga dilanjutkan pada Selasa pagi antara Christopher ”Christo” Rungkat/David Agung Susanto melawan Hoang Nam Ly/Van Phuong Nguyen. Petenis Vietnam menang dengan skor 6-4, 3-6, 3-6.
Christo sempat cedera di tengah pertandingan. Ia bahkan harus diperiksa tim medis saat itu. Tim beregu pun kalah dan Vietnam maju ke final bertemu dengan Thailand. Rifqi Fitriadi yang dijumpai di sela-sela pertandingan tim beregu putri mengungkapkan, dirinya sudah siap menjalani pertandingan tunggal putra. Ia merasa memiliki peluang untuk bisa mendapatkan medali emas.
”Semua pemain yang datang itu punya peluang dan kesempatan yang sama untuk bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” ungkap Rifqi.
Rifqi selama ini menjalani berbagai turnamen sebagai bekal. Sebelumnya ia mengikuti turnamen MedcoEnergi International Tennis M25K di Jakarta selama tiga minggu, lalu sebelumnya ia mengikuti turnamen internasional di Tunisia selama empat minggu. Setidaknya ia menjalani sembilan turnamen sebelum menghadapi SEA Games Kamboja 2023.
”Performa yang meningkat mungkin dari segi pengalaman bertanding ya karena ikut banyak turnamen di dalam dan di luar,” kata Rifqi.
Rifqi berharap dirinya bisa mendapatkan emas di nomor tunggal putra. ”Di individualnya kami ingin memberikan yang terbaik. Saya tidak merasa beban karena ini kesempatan untuk bisa naikin level apalagi mewakili Indonesia,” ungkapnya.