Aldila Ingin Lebih Konsisten Melawan Pemain Top Dunia
Perjalanan fenomenal Aldila Sutjiadi bersama pasangannya, Miyu Kato (Jepang), pada turnamen tenis WTA 1000 Indian Wells terhenti di semifinal. Aldila akan membawa pengalaman itu ke ajang berikutnya, WTA 1000 Miami.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
AP PHOTO/MARK J. TERRILL
Petenis Jepang Miyu Kato (kanan) melakukan servis di belakang petenis Indonesia Aldila Sutjiadi pada laga semifinal WTA 1000 Indian Wells di Indian Wells, California, AS, Jumat (17/3/2023) sore waktu setempat atau Sabtu dinihari waktu Indonesia. Aldila/Kato lahah dari pasangan Beatriz Hadad Maia (Brasil)/Laura Siegemund (Jerman) dengan skor 1-6, 2-6
INDIAN WELLS, JUMAT - Langkah petenis putri Indonesia, Aldila Sutjiadi, bersama partnernya Miyu Kato (Jepang), pada turnamen WTA 1000 Indian Wells terhenti pada semifinal. Aldila, yang memburu ranking 30 besar dunia ganda, berharap bisa lebih konsisten di ajang besar, termasuk pada turnamen berikutnya, yaitu WTA 1000 Miami, Florida, Amerika Serikat, pada 22 Maret – April.
Momen membanggakan Aldila di Indian Wells, yang disebut sebagai “Grand Slam Kelima”, dihentikan duet petenis asal Brasil/Jerman, Beatriz Hadad Maia/Laura Siegemund. Pada pertandingan di Indian Wells Tennis Garden, California, AS, Jumat (17/3/2023) sore waktu setempat atau Sabtu dinihari waktu Indonesia, mereka kalah dengan skor 1-6, 2-6. Pada final, Hadad Maia/Siegemund akan berhadapan dengan unggulan teratas, Barbora Krejcikova/Katerina Siniakova.
Berbeda dengan tiga babak sebelumnya, ketika bisa memberi perlawanan ketat pada lawan, kali ini, Aldila/Kato kesulitan mengimbangi Hadad Maia/Siegemund. Seperti dikatakan Aldila, Hadad Maia memiliki memiliki servis dan permainan dari baseline yang bagus.
“Lawan tampil jauh lebih bagus hari ini, sedangkan permainan kami tidak berkembang. Kami tidak bisa keluar dari tekanan sejak awal,” kata Aldila tentang penyebab kekalahan mereka.
AP PHOTO/MARK J. TERRILL
Petenis Jepang Miyu Kato (kiri) melakukan servis di belakang petenis Indonesia Aldila Sutjiadi pada laga semifinal WTA 1000 Indian Wells di Indian Wells, California, AS, Jumat (17/3/2023) sore waktu setempat atau Sabtu dinihari waktu Indonesia. Aldila/Kato lahah dari pasangan Beatriz Hadad Maia (Brasil)/Laura Siegemund (Jerman) dengan skor 1-6, 2-6
Meski tak bisa mencapai babak akhir, tahap semifinal WTA 1000 menjadi hasil terbaik yang dicapai Aldila sejak bersaing di arena tenis profesional pada 2010. Petenis berusia 27 tahun itu mendapat tempat bersaing pada level WTA 1000 untuk pertama kalinya pada tahun ini, yaitu di Dubai, Uni Emirat Arab. Bersama Kato, dia mencapai babak kedua sebelum dikalahkan pasangan top dunia, Cori “Coco” Gauff/Jessica Pegula.
Aldila/Kato membalas kekalahan tersebut, juga kekalahan pada babak ketiga Grand Slam Australia Terbuka, saat bertemu pada babak kedua di Indian Wells. Mereka menang di hadapan pendukung Coco/Pegula, 6-4, 4-6, 12-10.
Meski masih bermain pada nomor tunggal dalam beberapa turnamen, Aldila fokus pada ganda putri pada musim kompetisi 2023 ini karena memiliki ranking ganda lebih tinggi. Itu membuka jalan untuk tampil pada turnamen WTA Tour level tinggi, level WTA 500 ke atas. Saat ini, Aldila berperingkat ke-32 dunia pada nomor ganda dan ke-609 tunggal. Posisinya pada ranking ganda bisa naik ke 30 besar dengan hasil di Indian Wells.
Pada turnamen kategori WTA Tour, Aldila memiliki tiga gelar juara bersama tiga partner berbeda. Gelar pertama didapat dari WTA 250 Copa Colsanitas, Kolumbia, pada 2022 bersama Astra Sharma (Australia). Dia menambah dua gelar dari level yang sama pada tahun ini, yaitu dari Auckland bersama Kato dan Austin saat berpasangan dengan Erin Routliffe (Selandia Baru).
Kami sudah tahu level kami ada di mana. Kami bisa bersaing dengan pemain top dunia, tetapi harus bisa konsisten.
AFP/DAVID ROWLAND
Ilustrasi : Petenis Indonesia Aldila Sutjiadi (kanan) dan petenis Jepang Miyu Kato mencium trofi setelah menjuarai nomor ganda putri turnamen WTA 250 Auckland di Auckland, Selandia Baru, Senin (9/1/2023). Aldila/Kato mengalahkan Leylah Fernandez (Kanada) yang berpasangan dengan Bethanie Mattek-Sands (Amerika Serikat).
Untuk mempertajam kemampuannya bersaing dengan petenis-petenis top dunia, sekaligus mewujudkan dua target besar pada tahun ini, Aldila akan melanjutkan perjalanan ke turnamen WTA 1000 Miami. Turnamen ini menjadi bagian dari sembilan ajang WTA 1000, yaitu turnamen pada level tinggi dalam struktur kejuaraan tenis profesional yang digelar WTA.
“Kami sudah tahu level kami ada di mana. Kami bisa bersaing dengan pemain top dunia, tetapi harus bisa konsisten. Pada ajang besar seperti ini, semua lawan bagus, tidak ada yang mudah untuk dihadapi,” tutur Aldila.
Seperti dikemukakan setelah bermain di Australia Terbuka, Aldila memiliki target memiliki ranking 30 besar pada tahun ini. Dia juga ingin tampil pada turnamen akhir tahun, Final WTA, yang hanya bisa diikuti delapan wakil terbaik (tunggal dan ganda) berdasarkan performa sepanjang tahun.
Saat ini, Aldila/Kato berada pada posisi keenam dalam daftar rankig Final WTA dan kemungkinan naik ke posisi lima pada awal pekan depan. Jika bisa bertahan pada ranking delapan besar, mereka bisa tampil pada turnamen yang akan digelar di China, pada Oktober itu.
Petenis tuan rumah Priska Madelyn Nugroho tampil energik dalam final tunggal putri PON Papua 2021 di Arena Sian Soor, Kota Jayapura, pada Kamis (7/10/2021). Sayangnya, energi besar itu belum cukup untuk mengalahkan penampilan dewasa wakil Jatim, Aldila Sutjiadi. Priska kalah, 4-6, 6-7.
Selain Aldila, Indonesia akan diwakili Priska Madelyn Nugroho di Miami. Petenis berusia 19 tahun itu mendapat wild card untuk tampil sejak fase kualifikasi.
Peraih medali perunggu tunggal putri SEA Games Filipina 2019 tersebut masih bersaing pada turnamen-turnamen ITF. Namun, Priska setidaknya memiliki bekal sebagai juara yunior Grand Slam Australia Terbuka 2020. Dia menjuarai ganda putri bersama petenis Filipina, Alexandra Eala.
Ulangan final Australia Terbuka
Final tunggal putri akan menjadi kesempatan bagi Elena Rybakina untuk membalas kekalahan dari Aryna Sabalenka. Petenis Kazakhstann kelahiran Rusia itu kalah dari Sabalenka pada final Grand Slam Australia Terbuka, pada Januari, dengan skor 6-4, 3-6, 4-6. Itu menjadi salah satu kekalahan Rybakina dari Sabalenka dari empat kekalahan.
Seperti ketika tampil di Melbourne Park, Rybakina memiliki modal untuk mengalahkan Sabalenka karena memiliki servis keras. Dia juga menjadi petenis yang mengalahkan tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, sebanyak dua kali pada tahun ini.
Petenis Kazakhstan Elena Rybakina mengembalikan bola ke petenis Polandia Iga Swiatek pada laga semifinal WTA 1000 Indian Wells di Indian Wells, California, AS, Jumat (17/3/2023) sore waktu setempat atau Sabtu dinihari waktu Indonesia. Rybakina menang dengan skor 6-2, 6-2.
Kemenangan dengan skor 6-2, 6-2 pada semifinal Indian Wells mengulang kemenangan yang diperoleh pada babak keempat Australia Terbuka. Hasil tersebut, juga, membuat Swiatek gagal mempertahankan gelar. Pada 2022, Swiatek menyandingkan gelar WTA Indian Wells dan Miami yang disebut sebagai “sunshine double”.
“Iga selalu menjadi lawan yang tangguh. Namun, saat saya bisa bermain bagus dan sesuai rencana. Bisa dikatakan, saya bermain pada level yang tinggi hari ini,” kata Rybakina, juara Wimbledon 2022.
Tentang laga puncak melawan Sabalenka, Rybakina berharap bisa mempertahankan momen baik di semifinal. Dalam persaingan antara sesama pemain dengan servis keras itu, mempertahankan servis menjadi kunci utama.
“Seringkali, kekalahan saya disebabkan satu servis saya dipatahkan dia. Saya harus bermain lebih baik dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya,” lanjutnya.
Semifinal tunggal putra dalam turnamen level ATP Masters 1000 akan berlangsung Sabtu siang waktu sempat atau Minggi dinihari waktu Indonesia. Unggulan teratas, Carlos Alcaraz, akan berhadapan dengan Jannik Sinner, sementara Daniil Medvedev melawan andalan tuan rumah, Frances Tiafoe. (AFP/Reuters)