"Mentalitas monster" bintang Miami Heat, Jimmy Butler, telah mengacaukan logika "playoff" NBA. Kali ini, giliran Giannis dan rekan-rekannya di Bucks yang menderita dalam kisah heroik Butler.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
AFP/GETTY IMAGES/STACY REVERE
Ekspresi bintang Miami Heat, Jimmy Butler (kanan), saat berargumen dengan pemain Milwaukee Bucks, Jrue Holiday (kanan), pada laga gim kelima playoff NBA di Fiserv Forum, Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Bucks tersingkir di babak itu setelah kalah, 126-128.
MILWAUKEE, KAMIS – Hanya berselang dua malam, unggulan teratas Wilayah Timur NBA, Milwaukee Bucks, harus rela dua kali beruntun menjadi korban mentalitas monster bintang Miami Heat, Jimmy Butler. Akibat itu, keunggulan Bucks di atas kertas dan nyaris sepanjang laga ternyata hanya bersifat semu.
Butler kembali menjadi pahlawan Heat saat memenangi gim kelima, 128-126, lewat babak tambahan di kandang Bucks, Fiserv Forum, pada Kamis (27/4/2023). Dia mencatat 42 poin dan 8 rebound, termasuk poin penyama kedudukan di akhir kuarter keempat untuk mengantar Heat ke semifinal Wilayah Timur.
Heat menutup seri playoff itu dengan kemenangan 4-1 atas Giannis Antetokounmpo dan rekan-rekan. Hasil itu adalah kejutan terbesar dalam satu dekade terakhir. Heat merupakan tim terakhir yang lolos lewat jalur play-in, sementara Bucks pemuncak klasemen Wilayah Timur.
Heat menjadi tim unggulan kedelapan untuk kali keenam sepanjang sejarah yang mampu mengeliminasi unggulan pertama di babak playoff. Kisah kejutan serupa terakhir kali terjadi pada 2012, yaitu saat Philadelphia 76ers menumbangkan Chicago Bulls yang kehilangan ikon tim, Derrick Rose, akibat cedera.
“Tidak ada kegagalan dalam olahraga. Hanya ada hari baik dan hari buruk. Satu hari Anda sukses, satu hari tidak. Bisa giliran Anda, atau bukan. Itulah olahraga. Anda tidak akan selalu menang,” kata Antetokounmpo, sang megabintang peraih dua kali Most Valuable Player NBA.
AFP/GETTY IMAGES/STACY REVERE
Gestur kekecewaan bintang Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo, setelah dikalahkan Miami Heat, 126-128, lewat perpanjangan waktu pada gim kelima playoff NBA di Fiserv Forum, Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Bucks tersingkir di babak itu.
Semestinya, gim kelima playoff menjadi hari baik untuk Bucks. Tim tuan rumah memulai kuarter keempat dengan unggul 16 poin. Menurut ESPN, tidak satu pun tim bisa membalikkan defisit ketinggalan sebanyak itu dalam seri penentu eliminasi. Namun, Butler mengubah logika di atas kertas itu.
Butler mencetak 12 poin beruntun seusai kembali masuk pada 7 menit dan 35 detik terakhir. Skor berubah dari 99-108 menjadi imbang 111-111. Puncaknya, dia memasukkan bola ketika waktu tersisa 0,1 detik dengan tembakan akrobatik di depan penjagaan Giannis. Skor imbang lagi dan laga berlanjut ke babak tambahan.
Kami adalah kelompok yang tangguh. Kami tetap bersatu melalui segala tantangan. (Jimmy Butler)
Pelatih Heat Erik Spoestra berkata, ia telah mempersiapkan berbagai variasi untuk tembakan penentu selama latihan. Dia berencana mengeksekusi skema terakhir itu dengan pemain lain. Namun, Butler justru meminta langsung kepadanya untuk menjadi penembak penentu.
“Dia berkata, jangan khawatir. Saya akan mendapatkannya. Biarkan saya menjadi (eskekutor) pria itu. Itulah dia. Dia sering kali terlihat gila ketika berbicara keinginan menang. Dia membuat seluruh orang di gedung bisa merasakan (mental pemenangnya),” ujar Spoelstra yang pernah melatih pemain kawakan, seperti LeBron James.
Fiserv Forum hanyalah saksi dari aksi penutup Butler. Shooting guard 33 tahun itu telah mengeluarkan penampilan terbaiknya pada gim keempat di Kaseya Center, Selasa lalu. Dia menciptakan 56 poin dan 9 rebound untuk mengantar Heat menang 119-114. Adapun Heat mampu membuat laju skor 30-13 pada enam menit terakhir laga.
AFP/GETTY IMAGES/STACY REVERE
Bintang Miami Heat, Jimmy Butler (kiri), menembak bola saat dibayangi pemain Milwaukee Bucks, Wesley Matthews, pada laga gim kelima playoff NBA di Fiserv Forum, Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Bucks tersingkir di babak itu setelah kalah, 126-128.
Charles Barkley, pebasket legendaris era 1990-an, menyebut penampilan Butler sebagai salah satu aksi individu paling ikonis dalam seri playoff. Butler melakukan segalanya dengan total rerata 37,6 poin, 6 rebound, dan 4,8 asis, dengan akurasi tembakan hingga 60 persen.
Rekam jejak mentalitas monster Butler sudah tidak diragukan lagi. Dia telah menunjukkannya pada musim spesial NBA, 2019-2020, yang berlangsung terisolasi di “gelembung” karena dilangsungkan di awal era pandemi Covid-19. Dia sukses mengantar Heat ke partai puncak pertama kali setelah generasi emas James dan rekan-rekan pada awal 2010-an.
Di “gelembung”, Butler tidak mau tidur di kasur nyaman fasilitas resor Disney. Dia lebih memilih sofa. Dia juga tidak menggunakan hak untuk mengajak keluarganya ke dalam “gelembung”. Butler berkata, ia datang untuk berperang bukan berlibur. Sayangya, Heat kalah dari Los Angeles Lakers di seri final.
Butler, setelah menyingkirkan Bucks, tidak mau mengambil hujan pujian untuk dirinya sendiri. Menurut dia, semua berkat tim yang memang sudah terkenal dengan kultur juara. “Kami adalah kelompok yang tangguh. Kami tetap bersatu melalui segala tantangan,” ucapnya yang akan bertemu New York Knicks di babak selanjutnya.
Di sisi lain, Giannis lagi-lagi gagal melangkah jauh setelah juara bersama Bucks pada musim 2020-2021. Masalah cedera menjadi salah satu kendala terbesar mereka. Giannis sempat absen pada gim kedua dan ketiga. Dia hanya bermain 70 menit sepanjang seri, jauh dibandingkan Butler (186 menit).
AFP/GETTY IMAGES/STACY REVERE
Bintang Miami Heat, Jimmy Butler (kanan), menggiring bola saat dihadang pemain Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo, pada laga gim kelima playoff NBA di Fiserv Forum, Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Bucks tersingkir di babak itu setelah kalah, 126-128.
Peran Curry
Pada laga lainnya, juara bertahan Golden State Warriors sukses membalikkan keadaan dalam seri versus Sacramento Kings. Sempat kalah pada dua gim pertama, Warriors kini unggul 3-2 setelah menang 123-116 dalam gim kelima di kandang Kings, Golden 1 Center, Kamis pagi WIB.
Guard megabintang, Stephen Curry, kembali menjadi sosok terpenting Warriors dengan sumbangan 31 poin dan 8 asis. Dia unjuk gigi pada kuarter penentu dengan mencetak 10 poin, meskipun sedang kurang “wangi” dari tembakan tiga angka (2 masuk dari 10 lemparan).
Pelatih Warriors Steve Kerr sangat bergantung terhadap Curry sepanjang seri ini. Rumus menghentikan pemain berjuluk penembak terhebat sepanjang masa itu belum mampu ditemukan Kings. Setiap Curry duduk di bangku cadangan, Warriors langsung kesulitan mencetak poin.
Curry merupakan satu-satunya pemain dalam seri tersebut yang selalu mencatat nilai positif dalam statistik plus minus di setiap laga. Dia mencatat rerata +9,8. Artinya, ketika Curry berada di lapangan, Warriors selalu menjadi tim yang lebih unggul.
Kontribusi pemain 35 tahun itu berpengaruh terhadap manajemen menit bermainnya. Curry bermain selama 42 menit dan 42 detik serta 41 menit dan 58 detik dalam dua laga beruntun, melebihi seluruh pemain lain. Hal itu merupakan sebuah anomali dalam kebijakan Kerr.
AFP/GETTY IMAGES/EZRA SHAW
Bintang Golden State Warriors, Stephen Curry (kanan), menyalami pelatihnya, Steve Kerr, saat menghadapi Sacramento Kings pada babak kedua gim kelima playoff NBA di Golden 1 Center, Sacramento, Amerika Serikat, Kamis (27/4/2023) waktu Indonesia. Warriors menang, 123-116.
Kerr tidak pernah memainkan Curry lebih dari 41 menit sejak final NBA 2019. Sang pelatih cukup ketat soal pengaturan menit demi menjaga kesehatan Curry yang sudah berada di usia pensiun mayoritas pebasket NBA. Namun, pengecualian terpaksa dilakukan demi melewati tim muda nan potensial milik Kings.
“Malam yang besar untuk kami. Anda bisa merasakan nuansa keberhasilan dari semua pemain di cadangan dan lapangan. Tetapi, kami masih punya tugas. Kami butuh satu lagi (kemenangan di kandang dalam gim 6),” kata Curry. (AP/REUTERS)