Satu Minggu Jelang SEA Games, Tim Karate Tingkatkan Kepercayaan Diri
Satu minggu menjelang pertandingan, para karateka nasional lebih memantapkan kepercayaan diri untuk meraih target SEA Games 2023. Jika mereka percaya diri, mereka akan lebih mudah mengalahkan pada lawan.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tersisa waktu satu minggu lebih untuk para atlet karate menuju pertandingan SEA Games Kamboja 2023. Mendapat jadwal bertanding pada 6-8 April 2023, para karateka mulai menggenjot kepercayaan dirinya. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menaklukkan lawan.
Cok Istri Agung Sanistyarani (28) merupakan salah satu karateka disiplin kumite yang akan ikut berlaga pada kejuaraan tingkat Asia Tenggara tersebut. Datang dari Bali ke Jakarta, ia telah mengatur kepercayaan diri dan segala persiapan untuk meraih target yang diinginkan.
"Karena sekarang sudah mendekati pertandingan, jadi lebih menjaga fisik. Yang utama, yakni meningkatkan kepercayaan dan keyakinan diri untuk menaklukkan lawan. Selain itu, harus tahu tujuan mengikuti pertandingan," tutur perempuan yang akrab disapa Coki itu, Rabu (26/4/2023).
Bersama 11 karateka lain, Coki berlatih secara intensif di GOR Benhil, Jakarta Pusat. Mereka bergantian saling melawan satu sama lain. Para atlet pun merasakan melawan semua temannya satu persatu. Setiap bertanding, para pelatih memberikan masukan dan mengarahkan para atlet.
Menjalani SEA Games kelima, Coki merasakan ada perbedaan pada setiap latihan dan persiapannya. Apalagi, aturan bertanding pada karate setiap tahunnya bisa berbeda karena karate merupakan olahraga yang berkembang setiap saat.
”Saat ini, kami dituntut untuk lebih agresif dan juga lebih berani untuk berinisiatif mencari poin. Setiap pertandingan memiliki aturan yang berbeda, seperti dalam segi teknik dan pelanggaran,” ujar Coki.
Atlet asal Bali ini mengatakan, dia belum tahu akan bermain di kelas berapa pada SEA Games kali ini. Adapun pada SEA Games Vietnam 2021, Coki berlaga pada nomor perorangan putri -55 kilogram dan beregu putri. Ia berharap minimal perolehannya setara dengan pencapaian tahun lalu, yaitu satu emas dan satu perak. Namun, tidak menutup kemungkinan ia bisa membawa pulang dua emas meskipun tanpa adanya training camp dan try out.
“Meskipun lawan memiliki kesempatan untuk try out, tetapi hal tersebut bukan menjadi alasan atlet untuk down. Kami percaya kemampuan para pelatih di sini. Semua tergantung atletnya, apakah bisa mengeksekusi materi latihan yang diberikan atau tidak,” ujar Coki.
Tidak hanya berlatih bersama, kesadaran diri untuk berlatih secara mandiri juga sangat penting bagi karateka. Untuk mengasah kemampuan, Coki biasanya melakukan latihan mandiri di hotel. Selain itu, ia juga senantiasa menjaga pola makan, fisik, dan pola tidur.
"Kalau menjelang tanding, latihan tambahan lebih ke reaksi-reaksi yang ringan-ringan yang dibutuhkan. Istirahat dan latihan harus seimbang," kata Coki.
Saat ini, kami dituntut untuk lebih agresif dan juga lebih berani untuk berinisiatif mencari poin.
Bagi Coki, lawan terberat karateka pada SEA Games kali ini ialah Kamboja karena memiliki hak istimewa menjadi tuan rumah. Selain itu, karateka Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Thailand juga tidak kalah bagus dan harus diwaspadai.
Berbeda dengan Coki, Atlet Sulawesi Utara Faisal Halomoan Siahaan (25) baru pertama kali debut pada SEA Games pada tahun ini. Menjalani pemusatan latihan sejak Februari 2023, mental dan kepercayaan diri Faisal sudah mulai terbentuk. Apalagi, ia baru saja berlaga pada Kejuaraan Federasi Karate Asia Tenggara atau SEAKF ke-10 di Manila Maret lalu.
”Yang terpenting, mentalnya harus kuat dan harus percaya diri karena ini merupakan pengalaman pertama. Saya juga belum tahu siapa yang akan menjadi lawan nantinya. Jadi, harus tetap waspada,” ujar Faisal.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan lawan, para karateka biasanya melihat video setiap hasil pertandingan. Biasanya, mereka menganalisis video tersebut bersama pelatih untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan lawan, beserta cara untuk menghadapinya.
Hampir sepenuhnya siap
Kepala Pelatih Timnas Karate Indonesia Idris Taher Gusti mengatakan, atlet yang akan mengikuti SEA Games mayoritas berumur sekitar 25 tahun dan merupakan atlet senior. Para atlet mulai mengikuti pemusatan latihan sejak awal Februari 2023 dan sudah hampir 100 persen siap.
”Saat ini, persiapan kami sudah 90 persen. Hanya tinggal berbenah pada strategi bermain karena taktik strategi bisa berubah. Kami perlu untuk terus mengingatkan atlet akan hal itu. Kalau masalah teknik, semua atlet sudah paham,” tutur Idris.
Seperti halnya disiplin kata, tim dari disiplin kumite juga telah mengajukan training camp dan try out. Namun, hingga Maret 2023, mereka belum mendapatkan persetujuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Terbatasnya anggaran membuat mereka harus menghapus program tersebut pada tahun ini.
”Anggaran turun terlambat dan sudah tidak memungkinkan untuk mengikuti berbagai program yang telah kami usulkan. Walaupun misalnya jadi training camp dan try out, waktunya sangat mepet. Apalagi, Maret sudah mulai masuk bulan puasa,” kata Idris.
Pada SEA Games Vietnam 2021, tim karate disiplin kumite dan kata meraih empat medali emas, delapan medali perak, dan dua medali perunggu. Idris mengatakan, salah satu faktor keberhasilannya ialah karena mendapatkan program training camp dengan timnas Kazakhstan di Jakarta. Di sana, para atlet juga bertemu dengan lima atlet Olimpiade juara dunia.
Walaupun tidak mendapatkan training camp dan try out ke luar negeri, Idris dan para pelatih lain tetap senantiasa memberikan pelatihan terbaiknya. Mereka juga mengundang anggota wasit karate luar negeri, Arief, untuk memberi nasehat kepada para atlet.
Menurut Arief, teknik para atlet karate sudah bagus. Mereka hanya perlu mengasah pematangan strategi dan gerakan. Ia melanjutkan, meskipun akan ada atlet yang bermain secara beregu, setiap anggota harus memiliki strategi untuk mengumpulkan poin dan memenangkan pertandingan.
Arief juga mengingatkan agar para karateka senantiasa memiliki rasa percaya diri saat bertanding. Meskipun begitu, kepercayaan diri harus dibarengi dengan latihan yang maksimal dan tidak boleh terlalu berlebihan.
Tidak hanya teknik yang harus selalu diasah, para atlet juga harus peduli terhadap fisiknya. Mereka pun mendapat pantauan fisik dari pelatih fisik timnas karate Reza Irwansyah. Ia mengatakan, kondisi para atlet sudah mencapai ketentuan. Setiap hari, Reza memonitor kesehatan dan fisik atlet menggunakan aplikasi QRM atau Quick Recovery Monitor.
”Jika ada atlet yang kondisi fisiknya di bawah ketentuan, latihannya harus dibedakan karena perlu melakukan pemulihan. Namun, tidak ada masalah yang berarti terkait fisik para atlet. Paling hanya benturan saat sparing atau terkena flu karena cuaca,” kata Reza.
Terdapat 12 atlet karate disiplin kumite yang akan mengikuti SEA Games 2023. Mereka adalah Cok Istri Agung Sanistyarani, Faisal Halomoan Siahaan, Ceyco Georgia Zefanya, Huggies Yustisio, Sandi Firmansah, dan Tebing Hutapea. Selain itu, ada juga Muhammad Tegar Januar, Annisa Nur Anggraini, Ignatius Joshua Kandou, Ari Saputra, Devina Dea, dan Dessynta Rakawuni Banurea.