Barcelona mengakhiri paceklik gol setelah tiga pertandingan. Walau membasuh dahaga dengan hanya menyarangkan satu gol, itu lebih dari cukup untuk mengamankan posisi dari kejaran Real Madrid
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BARCELONA, MINGGU – Catatan 13 laga tanpa kekalahan Atletico Madrid harus terhenti setelah kalah tipis 0-1 dari tuan rumah Barcelona di Stadion Camp Nou, Minggu (23/4/2024) malam. Laga ini menandai mengalirnya kembali keran gol Barca di waktu yang tepat. Walau belum aliran gol belum deras, kemenangan tipis 1-0 atas Atletico sangat berarti untuk melepaskan tekanan dari kejaran Real Madrid di peringkat kedua Liga Spanyol.
Barcelona menatap laga kontra Atletico dengan penuh tekanan. Pertama, mereka dihadapkan pada kritik bertubi-tubi atas melempemnya performa lini serang setelah gagal mencetak satu gol pun dalam tiga laga sebelumnya. Adapun tekanan kedua datang dari rival abadi, Real Madrid, yang di laga lainnya mampu memangkas jarak dengan Barca di puncak klasemen menjadi delapan poin. Real mampu mengatasi perlawanan Celta Vigo dengan skor 2-0 di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, belasan jam sebelumnya.
Bila paceklik gol Barca tetap berlanjut, tidak tertutup kemungkinan Real akan terus memperpendek jarak. Untuk itulah laga melawan Atletico di hadapan pendukung sendiri menjadi sangat krusial bagi Barca. Namun, tekanan untuk mencetak gol dan menang melawan Atletico yang menghuni peringkat ketiga liga bukanlah perkara mudah. Sejak menit awal, Atletico ternyata tidak mengambil inisiatif menyerang.
Pelatih Atletico, Diego Simeone, memasang formasi dasar 5-3-2 untuk memperkuat pertahanan dan mengantisipasi dua sayap lincah Barca, Raphinha dan Alejandro Balde, yang rajin menggempur lewat manuver dari tepi lapangan. Pendekatan melawan lawan dengan formasi 5-3-2 ini bukan hal baru bagi Barca. Di laga sebelumnya, Barca gagal mencetak gol saat Getafe juga menggunakan formasi serupa.
Tidak ayal lagi-lagi formasi yang menggunakan lima bek ini kembali menyulitkan Barca. Penguasaan bola memang didominasi Barca, tetapi mereka gagal menemukan ruang yang cukup nyaman untuk melepaskan tembakan. Sepanjang babak pertama, Barca mengancam gawang Atletico dengan empat tembakan, yang hanya satu mengarah tepat sasaran. Satu tembakan lainnya melenceng dan dua sisanya diblok para pemain bertahan Atletico.
Satu tembakan tepat sasaran itu berbuah gol bagi Barca di menit ke-44. Ferran Torres yang di pertandingan kali ini dipercaya turun sejak menit awal membuktikan nalurinya sebagai penyerang belumlah habis. Menerima umpan dari Raphinha, Torres mengontrol bola dengan tenang dan melepaskan tembakan ke pojok kiri bawah gawang Atletico yang tidak mampu dijangkau kiper Jan Oblak.
“Saya sangat senang dengan Ferran karena dia tidak pernah menyerah. Dia telah dikritik beberapa kali dan malam ini dia merespons dengan lebih baik karena dia menentukan nasib pertandingan,” kata pelatih Barca, Xavi Hernandez, setelah pertandingan.
Menurut catatan Opta, gol itu cukup spesial karena merupakan yang pertama kalinya lahir dari hasil kerja sama Torres dan Raphinha setelah keduanya bermain bersama dalam 19 laga. Lebih spesial lagi, gol itu ternyata mampu menyudahi paceklik gol Barca dalam tiga laga.
Saya sangat senang dengan Ferran karena dia tidak pernah menyerah.
Memancing Atletico
Walau terbentur kebuntuan di babak pertama, Barca selalu mampu menciptakan peluang emas saat bisa memancing pemain Atletico naik dan kemudian melepaskan umpan lambung terukur. Gol Torres tercipta dari skema tersebut. Di saat barisan bek Atletico naik, palang pintu Barca, Ronald Araujo melihat ada ruang terbuka cukup lebar di antara bek dan kiper Atletico. Segera Araujo mengirimkan umpan lambung ke area tersebut dan mampu dikejar Raphinha untuk mengirim umpan matang kepada Torres.
Melalui skema serupa, penyerang Barca, Robert Lewandowski, sempat mendapat peluang emas menit ke-75. Namun, sepakannya saat berhadapan satu lawan satu dengan Oblak masih melenceng. Lewandowski yang sempat sangat tajam di awal musim, kini belum mencetak gol sejak 1 April atau ketika melawan Elche. Sejak terakhir kali mencetak gol itu, Lewandowski sudah melepaskan 14 tembakan secara beruntun tapi belum ada yang berbuah hasil.
“Dia telah sukses untuk sebagian besar musim ini. Namun, saat ini dia tidak melakukannya. Gol akan datang,” ucap Xavi ketika disinggung mengenai performa Lewandowski.
Setelah tertinggal, Atletico bermain lebih agresif di babak kedua. Kondisi tertinggal memaksa pemain Atletico untuk bertahan sembari berusaha merebut bola secara cepat. Dalam beberapa kesempatan ketika sedang tidak menguasai bola, dua hingga tiga pemain Atletico menekan Barca yang sedang berusaha membangun serangan dari bawah.
Akan tetapi upaya itu gagal karena dengan cepat para pemain Barca membuang bola ke depan yang beberapa kali berubah menjadi peluang. Simeone berusaha mengubah jalannya laga dengan memasukkan Alvaro Morata dan Pablo Barrios di menit ke-59. Morata dengan manuvernya beberapa kali menciptakan umpan matang. Satu peluang emas berasal dari umpan silang Morata kepada Antoine Griezmann, tetapi sepakannya masih bisa diamankan kiper Barca, Marc-Andre ter Stegen.
“Kekalahan ini memang pantas karena mereka lebih efektif. Efektivitaslah yang membuat Anda jadi juara,” kata Simeone.
Tambahan tiga poin kembali memperlebar jarak antara Barca dan Real menjadi 11 poin. Barca sudah tersingkir di turnamen antarklub Eropa dan Piala Raja Spanyol. Peluang besar untuk meraih trofi hanya tersisa di Liga Spanyol. Kembalinya Barca ke jalur kemenangan dan akhir dari dahaga gol menjadikan angan meraih trofi Liga Spanyol pertama sejak 2019 menjadi semakin dekat. (AFP)