Melalui tiga laga tanpa berhasil mencetak satu pun gol menjadi lonceng tanda bahaya bagi Barcelona. Jarak Barca dengan Real Madrid di peringkat kedua bisa semakin pendek
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
GETAFE, MINGGU— Barcelona harus puas bermain imbang 0-0 dengan tuan rumah Getafe di Stadion Alfonso Perez, Getafe, Minggu (16/4/2023) malam WIB. Hasil ini memperpanjang catatan paceklik gol Blaugrana dalam tiga laga terakhir. Kehilangan Ousmane Dembele, Frenkie de Jong, dan Pedri benar-benar membuat tim besutan Xavi Hernandez tersebut terjebak dalam pusaran kebuntuan.
Kekalahan telak 0-4 di markas sendiri dari Real Madrid di pertemuan kedua semifinal Piala Raja Spanyol tampaknya menjadi semacam “kryptonite” bagi Barca. Dari sana problem Barca dalam mencetak gol perlahan terasa dan kini terpampang nyata.
Semenjak dipermalukan Real, Barca belum bisa mengakhiri paceklik gol. Setelah menghadapi Real, Barca ditahan imbang Girona 0-0 di markasnya, Stadion Camp Nou. Barca kembali gagal mencetak gol saat ditahan imbang Getafe yang sedang berusaha lolos dari jeratan degradasi. Menurut catatan Opta, ini adalah pertama kalinya Barca bermain imbang 0-0 dalam dua laga berturut-turut sejak Mei-Agustus 2005.
“Kami tidak dalam momen terbaik kami musim ini, baik dalam hal permainan maupun hasil. Itu jelas. Hari ini kami bermain sangat buruk,” ucap Xavi dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Di laga ini Xavi membuat kejutan dengan menurunkan bek Alejandro Balde sebagai penyerang sayap kiri dalam formasi 4-3-3. Balde dipasangkan bersama Robert Lewandowski yang berperan sebagai ujung tombak dan Raphinha di sayap kanan.
Pilihan Xavi yang memainkan Balde sebagai penyerang kiri agak aneh karena ada dua penyerang, Ansu Fati atau Ferran Torres, yang bisa bermain di posisi tersebut. Nyatanya, Xavi lebih memilih mencadangkan mereka berdua.
Kenyataannya walau ditempatkan sebagai penyerang sayap kiri, Balde lebih sering bergerak agak turun untuk menjemput bola dari lini belakang. Demikian pula dengan Raphinha yang aktif bergerak naik-turun untuk membantu serangan dan pertahanan.
Tuan rumah Getafe sempat tampil menekan di awal pertandingan. Namun, Gavi yang dipercaya Xavi untuk bertandem bersama Sergio Busquets dan Franck Kessie di lini tengah mampu menjadi peredam serangan-serangan Getafe. Setelah itu, giliran Barca yang mengambil alih kendali permainan. Hanya saja serangan-serangan yang dilancarkan Barca kerap kandas di sepertiga akhir pertahanan Getafe.
Kami tidak dalam momen terbaik kami musim ini, baik dalam hal permainan maupun hasil. Hari ini kami bermain sangat buruk.
Itu karena pelatih Getafe, Quique Sanchez Flores, menerapkan strategi bertahan dengan menurunkan lima pemain belakang sejak awal laga. Tampil dengan formasi 5-3-2, Sanchez Flores bermaksud memperkuat kelebaran timnya yang berpotensi dieksploitasi Raphinha dan Balde. Cara ini sempat berhasil membuat mereka berdua kesulitan menemukan ruang tembak atau mengiriman umpan progresi ke dalam kotak penalti Getafe.
Selain itu, pendekatan taktik Sanchez Flores juga bertujuan mempersempit ruang gerak mesin gol utama Barca, Lewandowski. Penyerang timnas Polanda itu seperti teralianeasi di lini depan lantaran jarang ada umpan-umpan memanjakan datang kepadanya. Lewandowski pun terpaksa untuk berposisi agak mundur demi melepaskan diri dari penjagaan ketat para bek Getafe.
Para pemain Getafe memang memasang kewaspadaan khusus kepada pencetak gol terbanyak Liga Spanyol itu. Pada babak pertama, bek tengah Getafe, Omar Aldarete, bahkan sampai harus mendapatkan kartu kuning karena melanggar Lewandowski. Bukan kali itu saja Lewandowski ditempel secara ketat. Aldarete dan bek Getafe lainnya berkali-kali kedapatan menjegal Lewandowski.
Membiarkan Lewandowski bergerak bebas tanpa pengawalan ketat di lini pertahanan sama saja dengan bunuh diri. Itu terbukti pada pengujung babak pertama, saat Lewandowski yang mendapat pengawalan masih bisa memenangkan duel udara. Namun, sundulannya masih mampu diamankan kiper Getafe, David Soria.
“Getafe adalah tim yang sedang berjuang dan akan melakukan segalanya untuk bertahan di Liga Spanyol. Kami tahu ini adalah pertandingan yang sangat sulit,” kata kiper Barca, Marc-Andre ter Stegen.
Saat sedang berusaha mencetak gol pembuka, bek kanan Sergi Roberto terpaksa mengakhiri laga lebih cepat akibat cedera. Ia kemudian digantikan oleh Erick Garcia.
Xavi lalu menginstruksikan Garcia untuk bertukar posisi dengan Jules Kounde yang sebelumnya berduet dengan Ronald Araujo sebagai bek tengah. Bermain sebagai bek sayap kanan, Kounde mampu menambah warna dalam upaya serangan Barca. Akan tetapi, pemain Getafe mampu tampil fokus dan hampir tanpa cela.
Frustrasi
Memasuki pertengahan babak kedua, Barca tidak kunjung mampu memecah kebuntuan. Xavi yang mulai frustrasi memasukkan Fati dan Torres untuk membantu Lewandowski. Fati kembali menempati posnya di penyerang sayap kiri. Adapun Torres dipasang sebagai gelandang kiri menggantikan Gavi yang dipindahkan ke sayap kanan.
Kehadiran Torres dan Fati mampu memecah fokus penjagaan bek Getafe terhadap Lewandowski. Meski ruang sudah mulai terbuka, para pemain Barca justru kerap salah mengambil keputusan jelang memasuki kotak penalti Getafe. Selain itu, Sanchez Flores merespons masuknya Fati dan Torres dengan mengubah formasi dari 5-3-2 menjadi 5-4-1.
Pergantian formasi itu semakin menyulitkan Barca untuk menembus lapisan pertahanan Getafe. Dari total 15 tembakan yang dilepaskan Barca sepanjang pertandingan, hanya tiga di antaranya yang membahayakan gawang Getafe. Penampilan gemilang Soria menggagalkan semua peluang emas Barca juga berperan dalam menambah dalam rasa frustrasi Xavi. Skor 0-0 tetap bertahan hingga laga usai.
Absennya tiga pemain kunci seperti Dembele, De Jong, dan Pedri begitu mempengaruhi produktivitas gol Barca. Xavi pun membenarkan hal itu, tetapi tidak ingin menjadikannya alasan atas hasil kurang maksimal dalam tiga laga terakhir timnya.
“Tentu saja ketidakhadiran mereka yang tidak ada di sini terlihat jelas. Namun, itu bukan alasan,” kata Xavi.
Dengan tambahan satu poin, Barca membuang peluang untuk memperlebar jarak dengan Real di peringkat kedua. Jarak kedua tim kini berkurang menjadi 11 poin dari sebelumnya 13 poin. Itu karena di laga lainnya Real mampu mengatasi perlawanan Cadiz dengan skor 2-0. (AFP)