Penjualan ”Merchandise” Piala Dunia U-20 Tetap Digencarkan untuk Penuhi Target
Juaraga telah memproduksi sekitar 700.000 ”merchandise” resmi Piala Dunia U-20 dan membeli 510 hologram FIFA. Berbagai cara pun dilakukan untuk menjual habis seluruh produk, seperti dengan memberi potongan harga.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemegang lisensi merchandise Piala Dunia U-20, PT Juara Raga Adidaya atau Juaraga, tetap berusaha menjual 700.000 cendera mata yang sebagian telah diproduksi. Untuk menggaet pelanggan, Juaraga pun memberi potongan harga hingga 20 persen pada setiap pembelian poduk Piala Dunia U-20 yang diproduksi di Indonesia.
Chief Executive officer (CEO) Juaraga Mochtar Sarman mengatakan, penjualan merchandise Piala Dunia U-20 pada minggu ini, baik di toko daring maupun luring, masih meningkat. Hal ini tidak lepas dari dukungan masyarakat kepada Juaraga.
”Kami masih tetap berjualan karena banyak sekali masyarakat yang mendukung. Barang yang paling banyak dicari masyarakat ialah pouch karena murah dan kualitasnya bagus,” kata Mochtar di FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (8/42023).
Cendera mata termurah produksi Juaraga adalah pouch atau tas kantong kecil yang dibanderol dengan harga sekitar Rp 59.000. Adapun produk lainnya mencapai harga ratusan ribu rupiah. Menurut Mochtar, peningkatan penjualan merchandise akan lebih banyak lagi jika Piala Dunia U-20 2023 tetap digelar di Indonesia.
Mochtar menyampaikan, total merchandise yang diproduksi sebanyak 58 item, di antaranya topi, jaket, jersei, maskot, gantungan kunci, dan tas. Juaraga merekomendasikan 80 desain merchandise kepada FIFA dan sekitar 70 desain disetujui.
Banyaknya dukungan masyarakat terbukti dengan masih ramainya masyarakat yang berdatangan untuk membeli merchandise Piala Dunia U-20 di toko Juaraga. Dukungan itu juga dilakukan beberapa anggota tim nasional hoki es. Mereka berkunjung untuk membeli beberapa suvenir Piala Dunia U-20, Sabtu (8/4/2023).
Kapten timnas hoki es, Jonathan Sudharta, dan teman-temannya di tim hoki es telah mengoleksi beberapa merchandise Piala Dunia U-20. Menurut Jonathan, masyarakat harus tetap mendukung produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia.
Ia mengatakan, pernak-pernik Piala Dunia U-20 harus tetap terjual untuk meningkatkan ekonomi negara. Meskipun Indonesia batal menjadi tuan rumah, setidaknya masyarakat masih mendukung melalui pembelian produk UMKM. Apalagi, cendera mata yang dijual juga memiliki kualitas yang bagus dengan beragam pilihan.
Chief Operating Officer (COO) Juaraga Henri Santoso Winata menyampaikan, pihaknya telah memproduksi sekitar 700.000 merchandise resmi Piala Dunia U-20 dan telah membeli 510 hologram FIFA sebagai bukti produk resmi.
”Karena sudah diproduksi, jadi mau tidak mau harus dijual sampai habis. Kami mendapat bantuan dari PSSI dan beberapa instansi untuk menjual produk-produk Piala Dunia U-20 ini,” kata Henri.
Henri menyebut, pihaknya telah menganggarkan Rp 100 miliar untuk memproduksi suvenir resmi Piala Dunia U20 2023. Sebanyak Rp 68 miliar sudah digunakan untuk memulai produksi dan menyediakan tambahan bahan untuk mengantisipasi kekurangan. Selain itu, pihaknya juga sudah mempersiapkan distribusi merchandise resmi Piala Dunia U-20 2023 kepada 13.800 gerai Alfamart yang merupakan pihak mitra distributor resmi.
”Bahkan, beberapa minggu sebelum pembatalan, kami mulai bersiap untuk membuka toko di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali; Bandara Soekarno-Hatta, Banten; dan juga Gelora Bung Karno. Jadi, dampak pembatalan ini sangat luar biasa,” ujar Henri.
Ia melanjutkan, sebanyak 95 persen dari suvenir yang akan dijual merupakan produksi dari dalam negeri dengan melibatkan 18 pelaku UMKM. Selama proses produksi, UMKM tersebut juga telah diberi pelatihan untuk membuat produk sesuai standar internasional dari FIFA.