Sinar Terang Bezzecchi di Puncak Klasemen MotoGP
Marco Bezzecchi sempat hilang harapan karena hujan menjelang balapan MotoGP seri Argentina. Namun, dia justru bersinar terang dan meraih kemenangan pertama di MotoGP dan memuncaki klasemen, menggusur Francesco Bagnaia.
TERMAS DE RIO HONDO, MINGGU – Marco Bezzecchi meraih kemenangan pertamanya di kelas MotoGP berkat performa brilian dalam balapan basah di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, Minggu (2/4/2023) atau Senin dinihari WIB. Pebalap tim Mooney VR46 itu pun menggusur pebalap Ducati Lenovo Francesco Bagnaia dari puncak klasemen. Dalam balapan seri kedua ini, tidak ada pebalap tim pabrikan yang meraih podium. Podium kedua dan ketiga diraih pebalap Prima Pramac Racing Johann Zarco, dan pebalap Gresini Racing Alex Marquez.
Bezzecchi mengawali balapan dengan sangat bagus, di mana dia langsung memimpin balapan di lap pertama. Dia pun mampu langsung mencetak ritme pace untuk memisahkan diri dari rombongan pebalap terdepan yang ditempati oleh Alex Marquez, Franco Morbidelli, Francesco "Pecco" Bagnaia, dan Johann Zarco.
Bezzecchi yang biasanya tidak terlalu bagus dalam balapan di trek basah, mampu menemukan feeling pengendalian sejak putaran pemanasan menjelang balapan. Itu menghadirkan sensasi aneh, karena dia sempat merasa putus asa begitu hujan mengguyur.
"Saya tidak tahu (bisa secepat ini) karena (ternyata) saya merasa bagus dengan motor (di trek basah) dan itu memberi saya sensasi yang sulit dijelaskan. Jujur, pagi ini saya putus asa karena begitu melihat hujan saya mengatakan, 'oh, tidak'," ungkap Bezzecchi kepada BT Sport.
"Saya bagus dalam kondisi kering, tetapi dalam kondisi hujan saya sangat kesulitan. Pada bagian terakhir (musim lalu), khususnya di Thailand, saya bisa kuat (saat kering), tetapi saat hujan balapan saya jelek. Jadi saya mengatakan, "tidak, kami sudah bekerja dengan sangat bagus, sayang itu tidak akan berjalan bagus hari ini'," lanjut Bezzecchi.
"Namun, pagi ini, begitu saya mengendarai motor, rasanya luar biasa. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan itu, tetapi sensasinya sama dengan saat balapan. Jadi, saya start dan saya sangat kompetitif. Saya hanya berusaha fokus serta menikmati di atas motor, menikmati setiap gerakan saya, semuanya itu fantastik," jelas pebalap Italia itu.
Pebalap yang meraih gelar rookie terbaik 2022 itu, kini memuncaki klasemen pebalap dengan 50 poin, unggul sembilan poin atas Bagnaia yang gagal meraih poin karena terjatuh di tikungan 13, putaran ke-18. Bagnaia bisa melanjutkan balapan, tetapi dia hanya bisa finis di posisi ke-16.
Hasil balapan di Argentina ini menjadi sumber motivasi bagi Bezzecchi untuk meraih hasil bagus dalam balapan di Austin, 14-16 April. Namun, dia menilai, persaingan di Amerika akan sangat sulit, karena treknya sangat menuntut kondisi fisik dan tingkat kesulitannya tinggi.
Baca juga : Binder Puncaki Sprint dari Posisi Ke-15
Pagi ini, begitu saya mengendarai motor, rasanya luar biasa. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan itu, tetapi sensasinya sama dengan saat balapan.
"Austin merupakan trek yang sangat berbeda, sangat berat secara fisik, dan menurut saya paling berat terkait itu. Sudah pasti akan sangat sulit saat balapan, karena itu trek yang lengkap, ada pengereman keras, tikungan lambat, serta perubahan arah. Namun, apapun itu, saya merasa bagus, meskipun tahun lalu bukan yang terbaik karena saat balapan saya melakukan kesalahan," ujar Bezzecchi.
Manajer ttim VR46 Pablo Nieto menilai, kemenangan Bezzecchi ini sangat penting karena menjadi kemenangan pertama tim VR46 di ajang MotoGP. Ini merupakan buah dari perjalanan panjang tim milik Valentino Rossi itu yang merintis langkah sejak kelas Moto3 dan Moto2. Kemenangan ini juga berkat kerja tim yang solid dan semakin baik, setelah pada musim debut di MotoGP mengalami kesulitan.
"Ini balapan yang sangat sulit, karena dalam kondisi seperti ini akan sangat mudah kehilangan konsentrasi, tetapi dia luar biasa, dia bisa menyempurnakan akhir pekan ini. Saya senang untuk dia, untuk tim, untuk sponsor, dan semua orang, karena kami memenangi balapan MotoGP. Saya tidak memercayai ini, tetapi itu yang terjadi, jadi saya harus mengucapkan selamat kepada Marco karena ini luar biasa," ungkap Nieto.
Terkait dengan startegi balapan, Nieto mengakui, tim membahas detail strategi, terutama bagaimana mengelola ban, karena akan sangat mudah tergelincir di trek basah.
Baca juga : Joan Mir Absen Balapan di Argentina
"Kami membahas itu sebelum balapan karena akan sangat sulit mengelola ban. Kami juga sedikit khawatir ini akan menjadi balapan flag-to-flag. Namun, hujan mulai turun di sebelum balapan dan sangat penting untuk menjaga ban karena daya cengkeram trek tidak besar dan sangat mudah kehilangan cengkeraman ban di tikungan," ujar Nieto.
"Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepada para pebalap karena kami sekarang memimpin kejuaraan. Menurut saya, ini baru awal musim dan kedepan akan sulit bagi kami. Kami perlu tetap tenang, kaki tetap menapak ke tanah, dan fokus menjalani balapan demi balapan, karena menurut saya Pecco juga (Fabio) Quartararo mereka akan datang. Banyak pebalap yang akan masuk dalam persaingan, tetapi pada saat ini kamilah pemimpinnya," tegas Nieto.
Balapan dalam trek basah ini juga menghadirkan kejutan dengan kebangkitan Johann Zarco yang sempat berada di posisi ketujuh, tetapi kemudian menyusul hingga finis di posisi kedua. Pebalap asal Perancis itu mulai menyerang dalam lima lap terakhir untuk mendahului rekan setimnya, Jorge Martin, kemudian Franco Morbidelli, dan di lap terakhir mendahului Alex Marquez untuk meraih podium kedua.
"Sangat senang. Kondisinya basah di sepanjang balapan, tetapi trek memiliki daya cengkeram yang bagus dalam kondisi basah, sehingga para pebalap lain super cepat di awal. Namun, sekitar pertengahan balapan, saya mulai mendapatkan feeling yang lebih baik dan bisa menggunakan gaya berkendara saya," jelas Zarco.
Baca juga : "Perjudian" Marquez Berbuah "Pole Position"
"Awalnya saya tertinggal terlalu jauh, di posisi tujuh atau delapan, dan saya tidak bisa melihat para pebalap di depan. Namun, setelah Pecco terjatuh, saya naik satu posisi, dan kemudian saya berpikir jika bisa mendahului tiga pebalap, saya akan berada di podium. Untungnya balapan tidak hanya menyisakan satu putaran, jika tidak, saya tidak akan bisa meraih posisi kedua. Saya akhirnya memiliki pace yang bagus dan bisa berkendara dengan bagus serta membuat perbedaan. Jadi ini poin yang bagus, 20 poin, saya ambil itu. Rasanya bagus, saya sangat senang bisa berada di podium," pungkas Zarco yang kini di posisi ketiga klasemen dengan 35 poin.
Performa solid juga ditunjukan oleh Alex Marquez seiring pemahaman dia pada karakter motor Ducati. Pebalap andalan tim Gresini itu sudah bersinar sejak kualifikasi, di mana dia meraih posisi start terdepan. Dalam balapan utama, dia mampu memaksimalkan potensi Desmosedici GP untuk meraih podium pertamanya musim ini.
"Saya sangat senang dengan podium hari ini. Kami melakukan yang terbaik dan kami meraih banyak poin, ini juga sesuatu yang penting. Sangat mudah melakukan kesalahan dalam kondisi ini dan saya sangat kesulitan di akhir balapan dengan daya cengkeram ban belakang. Johann datang dengan sangat cepat, saya tidak bisa menahan dia," ujar Marquez.
"Apapun itu, saya sangat senang karena bisa berada di podium lagi setelah Aragon 2020, sangat lama. Ya, hanya menikmati ini untuk diri saya, tim, mereka orang-orang yang luar biasa. Kami memiliki motor yang sangat bagus, dan perlu terus menikmati dan terus bekerja keras, karena hasil bagus akan tiba," pungkas adik Marc Marquez itu.
Baca juga : Pebalap MotoGP Khawatirkan Musim ”Gladiator”
Dalam balapan ini, pebalap tim Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo menjalani balapan dengan kesulitan besar. Dia yang start dari posisi ke-10, sempat turun ke posisi ke-16 karena terdorong melebar oleh manuver pebalap LCR Honda Takaaki Nakagami. Namun, juara MotoGP 2021 itu mampu bangkit dan finis di posisi ketujuh. Quartararo kini di posisi ke-10 klasemen pebalap dengan 18 poin.
Sedangkan, rekan setim Quartararo, Franco Morbidelli, melanjutkan momentum positif di Argentina. Setelah finis di posisi keempat dalam balapan sprint, dia kembali finis keempat dalam balapan utama. Pebalap asal Italia itu bahkan sempat berada di posisi kedua, tetapi kemudian turun ke posisi keempat karena digusur oleh Bagnaia dan Marquez. Dia sempat kembali ke posisi ketiga setelah Bagnaia terjatuh. Namun, Morbidelli tidak bisa menahan Zarco yang melesat dari belakang, saat balapan menyisakan tiga putaran.