Pebalap MotoGP Khawatirkan Musim ”Gladiator”
Format baru MotoGP musim 2023 dengan balapan sprint mengubah atmosfer persaingan pebalap yang sudah mendidih sejak sesi latihan pertama. Para pebalap pun menjadi sangat agresif sehingga potensi kecelakaan melonjak.
TERMAS DE RIO HONDO, KAMIS —Para pebalap MotoGP bak memasuki musim ”gladiator” karena mereka berubah menjadi sangat agresif seiring dengan format baru balapan sprint. Balapan pendek itu mengubah pola kerja pebalap yang harus langsung gas pol sejak sesi latihan Jumat. Mereka pun sangat agresif saat balapan sprint yang sangat membahayakan keselamatan.
Format baru yang berlaku sejak musim 2023 ini, memang membuat balapan menjadi menarik bagi penonton, terutama dalam balapan sprint. Para pebalap menjadi sangat agresif di sepanjang putaran balapan pendek itu, 12 putaran dalam seri pertama di Portimao, Portugal, 24-25 Maret.
Namun, bagi para pebalap, risiko keselamatan sangat besar dalam balapan sprint, karena semua pebalap berada di limit pengendalian untuk finis terdepan. Manuver setiap pebalap pun menjadi sangat agresif, dan berpotensi menyebabkan kontak, bahkan kecelakaan. Dalam balapan sprint perdana di Portimao, pebalap Ducati Enea Bastianini menjadi korban persaingan agresif itu. Dia terjatuh karena sepeda motornya tertabrak motor pebalap VR46 Luca Marini yang terjatuh lebih dahulu. Bastianini cedera tulang belikat kanan dan harus absen dalam balapan kedua di Argentina.
Baca Juga: Oliveira Pebalap Keempat yang Absen di Argentina
Sebelumnya, pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, kehilangan lima posisi karena disenggol oleh pebalap Repsol Honda Joan Mir yang agresif masuk ke ruang tipis saat berusaha mendahului di tikungan. Mir terjatuh, keluar dari balapan, dan dijatuhi long lap penalty untuk balapan utama karena dinilai oleh steward FIM berkendara dengan berbahaya.
Format balapan sprint itu juga mengubah pola kerja pebalap dan tim berubah sepenuhnya, menjadi lebih padat dan penuh tekanan. Dalam musim-musim sebelumnya, sesi Jumat lebih santai karena sesi latihan bebas pertama (FP1) menjadi sesi adaptasi dengan trek dan mencoba kompon ban. Mereka melanjutkan adaptasi dalam FP2 yang diakhiri dengan time attack untuk mengamankan posisi di kualifikasi kedua (Q2). Para pebalap baru berada dalam mode menyerang dalam FP3, pada Sabtu, karena ini menjadi kesempatan terakhir untuk memperbaiki waktu putaran supaya lolos langsung ke Q2.
Dengan format baru balapan sprint mulai musim ini, para pebalap harus langsung agresif sejak sesi latihan pertama dan kedua, Jumat. Dua sesi itu menjadi kesempatan mereka untuk mencetak waktu tercepat supaya bisa lolos langsung ke Q2. Kondisi ini yang berkontribusi pada jumlah kecelakaan di kedua sesi itu. Kecelakaan terparah dialami oleh pebalap Gasgas Tech3 Pol Espargaro dalam sesi latihan Jumat. Dia mengalami cedera retak tulang rahang, telang tulang belakang, serta memar paru-paru. Espargaro absen dalam balapan perdana itu dan kini masih dirawat intensif di rumah sakit di Barcelona. Dia dipastikan absen dalam balapan di Argentina, 31 Maret-2 April.
Kakak Pol Espargaro, pebalap tim pabrikan Aprilia Aleix Espargaro, menjadi salah satu pebalap yang sangat mengkhawatirkan risiko keselamatan pebalap dengan format balapan sprint. Selama balapan, dia merasa banyak pebalap yang tidak peduli dengan risiko itu, dan tetap balapan dengan sangat agresif.
Baca Juga: Marquez Absen Balapan pada MotoGP Argentina
”Film favorit saya adalah Gladiator. Menurut Anda apakah para gladiator ingin berada di sana? Menurut Anda mereka menyukai itu? Menurut saya tidak,” ungkap Aleix Espargaro.
”Saya melihat lima kecelakaan di depan saya, itu gila. Ketegangan sangat tinggi, ini yang saya sampaikan. Mungkin kira harus membiasakan diri dengan itu, saya tidak tahu,” lanjut Espargaro.
Quartararo juga menilai balapan sprint membuat risiko terjadi kecelakaan besar sangat tinggi, karena para pebalap menjadi sangat agresif.
Kami tidak di dalam mobil, yang jika terjadi senggolan itu bukan masalah. Itu sama bagi semua orang. Saya tidak ingin mengeluh, tetapi pada akhirnya ini tentang keselamatan.
”Akan ada kecelakaan besar. Maksud saya, ini rimba (terlalu banyak yang bersaing dengan agresif). Kami tidak di dalam mobil, yang jika terjadi senggolan itu bukan masalah. Itu sama bagi semua orang. Saya tidak ingin mengeluh, tetapi pada akhirnya ini tentang keselamatan. Tidak masalah bersenggolan dengan Alex (Marquez) di lap terakhir, kami bersenggolan tiga, empat kali, ini balapan. Tetapi (banyak senggolan) dalam putaran pertama, itu mulai menjadi gila,” ungkap Quartararo.
Baca Juga:Quartararo Temukan Letak Masalah pada Yamaha M1
”Hari ini, lap pertama menjadi seperti putaran terakhir. Itu wajar karena Anda tidak ingin kehilangan posisi. Ke depan, semua orang harus bertarung seperti itu, dan itulah yang menurut saya berbahaya. Hari ini hanya Marini dan Bastianini yang kecelakaan. Sudah pasti ke depan akan ada lebih banyak kecelakaan,” tegas Quartararo.
Atmosfer balapan yang berubah menjadi sangat agresif itu juga berlanjut hingga balapan utama, Minggu. Aleix Espargaro menilai, banyak pebalap yang menjadi tidak peduli dengan keselamatan, memaksa menyerang padahal tidak memiliki pace yang cukup cepat.
”Saya memiliki kecepatan, tetapi saya finis kesembilan (pada Minggu). Saya tidak mendahului karena saya tidak ingin menyebabkan siapa pun berada di rumah sakit,” ujar Espargaro.
Baca Juga: Marquez Ungkap Penyebab Kecelakaan pada MotoGP Portugal
”Saya tidak bisa mengontrol mereka. Saya bukan orang terbaik di dunia. Saya juga bisa agresif, tetapi ada batasnya. Saya tahu di mana batasnya, tetapi 80 persen pebalap tidak tahu. Kami selalu memiliki agresi dalam MotoGP tetapi saya ingin melihat pebalap tercepat menang. Saya senang dengan Francesco Bagnaia, pebalap yang bersih. Kita harus balapan seperti itu,” tegas Espargaro.
Kehilangan poin
Agresivitas pebalap yang dipicu oleh perubahan format balapan itu, juga berpotensi memengaruhi persaingan juara, karena ada 37 poin maksimal di setiap seri. Jika pebalap terlibat kecelakaan dan tidak bisa melanjutkan balapan, atau harus absen dalam balapan berikutnya karena cedera, kehilangan poin menjadi sangat besar.
Bastianini dan Pol Espargaro sudah pasti akan kehilangan poin maksimal 74 poin karena tidak bisa melanjutkan balapan di Portimao, dan absen di Argentina. Pol Espargaro bisa lebih jauh tertinggal, karena perlu proses pemulihan lebih lama.
Risiko kehilangan poin lebih besar jika cedera dalam format baru ini, juga diungkapkan oleh Quartararo dalam pramusim. Pebalap pun perlu lebih presisi dalam manuver balapan, supaya tidak cedera.
Baca juga : Pecco Tegaskan Status Favorit Juara MotoGP
”Menurut saya, itu akan menjadi tantangan besar bagi para pebalap, khususnya kami perlu lebih konsisten. Saya pikir itu penting, khususnya dalam hal cedera. Jika cedera, Anda tidak hanya akan kehilangan satu balapan, tetapi akan terhitung seperti satu setengah balapan, jadi perlu sangat konsisten dan meraih hasil sebaik mungkin, tetapi secara mental dan fisik akan berada di level berbeda dibandingkan musim lalu," ujar Quartararo.
”Ada 37 poin di setiap akhir pekan, semua orang ingin meraih poin sebanyak mungkin. Anda harus berada pada limit, tetapi kemudian Anda lebih dekat dengan kesalahan. Juga, dengan dua hari tes pramusim di sini (Portimao), semua pebalap mengawali FP1 di limit. Pace pada akhir pekan ini luar biasa cepat,” tegas pebalap asal Perancis itu dikutip Crash.
Risiko keselamatan pebalap dalam format baru balapan MotoGP ini akan menjadi topik panas dalam pertemuan Komite Keselamatan MotoGP di Termas de Rio Hondo pada Jumat sore. Para pebalap akan mengungkapkan apa yang membuat mereka tidak nyaman kepada perwakilan FIM, IRTA, dan Dorna Sport. Para pebalap berharap balapan bisa lebih aman, karena saat ini situasinya kurang baik, dengan empat pebalap harus dirawat di rumah sakit setelah seri pertama, dan mereka absen dalam seri kedua.
”Ketika kami terbiasa dengan format baru semuanya akan menjadi lebih rileks. Kami, para pebalap, kami perlu memikirkan kembali akhir pekan ini. Kami semua, kami perlu rileks. Kami tidak bisa terus seperti ini. Ini bukan perang, ini balapan. Kami tidak bisa saling bersenggolan di setiap tikungan di setiap balapan, kami akan mengalami banyak banyak cedera. Olahraga ini bukan seperti itu,” kata Aleix Espargaro kepada BT Sport.