PSM Makassar mengukuhkan diri sebagai juara Liga 1 2022-2023 di pekan ke-32. Tim ”Juku Eja” pantas menjadi kampiun karena performa stabil untuk berada di papan atas selama musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah menanti selama 23 tahun, PSM Makassar akhirnya mampu memutus penantian juara Liga Indonesia dengan menjadi kampiun BRI Liga 1 2022-2023. Kepastian gelar liga kedua tim ”Juku Eja” dipastikan seusai menumbangkan Madura United, 3-1, pada laga pekan ke-32, Jumat (31/3/2023), di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, Jawa Timur.
Meskipun masih menyisakan dua laga musim ini, perolehan 72 poin yang telah direngkuh PSM tidak bisa lagi dikejar Persib Bandung di peringkat kedua. Pada saat bersamaan, tim ”Maung Bandung” tumbang, 0-2, dalam duel klasik lawan Persija Jakarta di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Dengan hasil itu, Persib hanya akan mengoleksi maksimal 68 poin di sisa tiga pertandingan.
PSM terakhir kali menjadi juara Indonesia pada edisi 1999-2000. Kala itu, Kurniawan Dwi Yulianto dan kawan-kawan menumbangkan Pupuk Kaltim Bontang, 3-2, di partai puncak.
Setelah meraih gelar liga perdana di era unifikasi Liga Indonesia yang dimulai pada 1994-1995, PSM sempat empat kali harus puas di posisi kedua. Hasil itu terjadi pada musim 2001, 2003, 2004, dan 2018.
Raihan gelar Liga 1 disambut semringah semua pemain PSM Makassar seusai laga yang tidak dihadiri penonton itu. Ketika mendengar wasit Thoriq Alkatiri meniupkan peluit akhir, semua pemain PSM berlari ke lapangan.
Pelatih PSM Bernardo Tavares, sembari mengenakan bendera Portugal, memeluk satu per satu pemainnya di garis tengah lapangan. Menurut Tavares, kunci juara PSM adalah kolaborasi kerja keras pemain dan anggota staf pelatih, dengan dukungan tanpa kenal lelah dari seluruh suporter.
”Setelah 23 tahun tidak memenangi liga, kami akhirnya bisa akhiri penantian ini. Pada musim lalu, PSM hampir terdegradasi, tetapi situasi sulit itu membentuk karakter kuat tim ini,” ujar Tavares dalam wawancara seusai laga.
Selain mengakhiri puasa trofi liga, Juku Eja juga memastikan kampiun Liga Indonesia tetap didominasi tim luar Pulau Jawa. Dua musim sebelumnya, 2019 dan 2021-2022, predikat juara dipegang Bali United.
Berkat hasil positif di markas Madura, PSM tidak terkalahkan dalam 12 laga terakhir di putaran kedua musim ini. Catatan itu terdiri dari 11 kemenangan dan sekali imbang. PSM pun menegaskan diri pantas menjadi tim terbaik di Liga 1 musim ini. Mereka adalah penguasa klasemen di akhir putaran pertama.
Tak ayal, Juku Eja adalah tim ketiga di era Liga 1 sejak dimulai pada 2017 yang mampu mempertahankan status pemimpin klasemen di pertengahan musim, dengan menutup musim sebagai juara. Sebelumnya, capaian itu dicatat Bhayangkara FC di musim 2017 dan Bali United pada edisi 2019.
Setelah 23 tahun tidak memenangi liga, kami akhirnya bisa akhiri penantian ini. Pada musim lalu, PSM hampir terdegradasi, tetapi situasi sulit itu membentuk karakter kuat tim ini.
Hingga pekan ke-31, PSM secara total memimpin klasemen selama 11 pekan. Anak asuhan Tavares itu mulai merasakan posisi puncak pada pekan ke-12. Setelah sempat tergusur dari posisi teratas dan berkutat di posisi tiga besar, PSM tak tergoyahkan di peringkat pertama sejak pekan ke-24.
Unggul cepat
Raihan positif PSM atas Madura dipastikan melalui dua gol cepat dalam 10 menit awal babak pertama yang diborong gelandang serang impor, Wiljan Pluim. Gol itu tercipta melalui dua peluang pertama PSM, tim yang berusia 107 tahun itu, di Ratu Pamelingan.
Pada gol pertama yang dicetak pada menit keempat, Pluim menyontek bola hasil proses transisi serangan cepat PSM yang diinisiasi pemain sayap, Yance Sayuri. Enam menit berselang, Pluim, kapten PSM, mencetak gol ke-10 di musim ini melalui sundulan setelah menerima umpan Yance dari peluang sepak pojok.
Setelah gol itu, PSM menerapkan blok pertahanan rendah dengan lima bek sejajar. PSM memanfaatkan duo Sayuri, Yance dan Yakob, di kedua sisi sayap untuk memulai serangan balik. Dalam skema bertahan, Tavares hanya menugaskan Pluim dan Everton Nascimento untuk bertahan di zona permainan Madura.
Selain menumpuk pemain di zona pertahanan sendiri, kiper, Reza Pratama, juga menampilkan performa apik. Itu ditunjukkan salah satunya dengan menepis sundulan penyerang Madura, Beto Goncalves, di muka gawang pada menit ke-15.
Ketika babak kedua baru berjalan tiga menit, Juku Eja kian menegaskan keunggulan dengan mencetak gol ketiga melalui sepakan jarak jauh gelandang Kenzo Nambu. Gol itu diawali kepiawaian Nambu mencuri bola dari penguasaan gelandang bertahan Madura, Zulfiandi, kemudian melihat posisi kiper Madura, Rendy Oscario, yang terlalu maju dari gawang.
”Laskar Sape Kerrab”, sebutan Madura, sempat mencetak gol hiburan melalui sundulan gelandang asing, Hugo Gomes, dengan memanfaatkan umpan Lulinha pada menit ke-51. Itu adalah gol keenam Gomes di musim ini.
Kemenangan atas Madura membuat PSM mampu membalaskan kekalahan di pertemuan pertama di musim ini dengan skor, 0-1. Selain itu, PSM juga kian menegaskan sebagai tim yang mampu menjaga fokus ketika unggul lebih dulu.
Dari 32 laga, mereka mencetak gol lebih dulu dari lawan pada 24 pertandingan. Dari jumlah duel itu, PSM meraih 21 kemenangan dan hanya tiga kali bisa disamakan kedudukan.
”Kami bersyukur bisa memutus penantian juara. Ini adalah kerja keras semua pemain yang menjalankan dengan maksimal setiap instruksi yang diberikan pelatih,” kata Yakob.