Dengan permainan pragmatis ala Jose Mourinho, AS Roma mampu menjaga keunggulan agregat 2-0 atas Real Sociedad sehingga berhak ke perempat final Liga Europa. Roma terus menjaga tren positif di panggung kompetisi Eropa.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
SAN SEBASTIAN, JUMAT – Usai menang 2-0 dalam laga pertama 16 besar Liga Europa di Italia pekan lalu, AS Roma menahan imbang 0-0 Real Sociedad pada laga kedua di Stadion Reale Arena, San Sebastian, Spanyol, Jumat (17/3). Dengan hasil itu, ”Serigala Roma” unggul agregat 2-0 dan berhak maju ke perempat final kompetisi kasta kedua Eropa tersebut. Mereka pun terus menjaga tren positif di pentas-pentas Benua Biru dalam sembilan musim terakhir.
”Selamat kepada para pemain, mereka pantas mendapatkan semua pujian. Liga Europa musim ini sangat sulit dan kami sudah menyingkirkan dua tim top, yakni RB Salzburg dan Sociedad. Sekarang, kami berada di perempat final dan tim top lainnya telah menunggu. Kami akan pulang ke Roma dengan lelah, tetapi bahagia dan bangga untuk apa yang kami baru lakukan,” ujar pelatih Roma Jose Mourinho di laman Asroma.com selepas pertandingan tersebut.
Mourinho menekankan, perjuangan para pemainnya sangat luar biasa. Ada gelandang Giorginio Wijnaldum yang absen selama enam bulan karena cedera patah tulang kering kaki kanan sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023. Akan tetapi, karena kebutuhan tim, antara lain gelandang Nemanja Matic yang mengalami masalah kebugaran, Wijnaldum dipaksa bermain dua laga penuh dalam tiga hari terakhir.
Kemudian, ada gelandang sekaligus kapten Lorenzo Pellegrini yang luka robek di kepala karena benturan dengan pemain lawan pada laga pertama 16 besar dan mendapatkan 30 jahitan di bagian tersebut. Ada juga penyerang Andrea Bellotti patah tulang pergelangan tangan kanan karena terjatuh pada laga pertama 16 besar tersebut.
Kendati demikian, karena kebutuhan tim, Pellegrini dan Bellotti memutuskan bermain dengan perban masih melingkari bagian tubuh mereka yang belum pulih sepenuhnya dari tindakan medis masing-masing. ”Itulah pengorbanan dan keberanian yang saya maksud. Itulah kenapa saya bertahan di sini, karena kami melalui suka-duka bersama. Kami grup yang solid. Kami memang bukan tim terbaik di dunia, tetapi semangat kami luar biasa,” ungkap Mourinho.
Meski menderita sepanjang laga, terutama karena perlawanan alot Sociedad, Roma sukses menjaga keunggulan agregat untuk meraih tiket ke delapan besar. Mereka akan bertemu salah satu dari tujuh peserta lainnya, yakni Juventus, Manchester United, Sevilla, Sporting Lisbon, Bayer Leverkusen, Feyenoord, atau Union Saint-Gilloise.
Proses pengundian bagan perempat final, semifinal, dan final akan dilakukan pada Jumat siang waktu setempat. ”Kami berada di perempat final, jadi kami seperti semua tim lainnya bisa bersaing memperebutkan trofi. Kini, level kami jauh lebih tinggi,” ucap bek Roma Chris Smalling, kepada Sky Sport.
Dengan ini, ”Pasukan Romawi” turut menjaga tren positif mereka di sejumlah pentas Eropa. Sebelum menembus perempat final Liga Europa musim ini, mereka menjuarai Liga Konferensi Eropa musim lalu dan mencapai semifinal Liga Europa 2020/21. Itu menjadi capaian terbaik di antara wakil Italia di Eropa tiga musim terakhir.
Kami grup yang solid. Kami memang bukan tim terbaik di dunia, tetapi semangat kami luar biasa.
Secara keseluruhan, Roma selalu menembus fase gugur kejuaraan Eropa yang mereka ikuti dalam sembilan musim terakhir atau sejak mereka kembali ke panggung kompetisi Benua Biru. Klub yang bermarkas di Stadion Olimpico, Roma itu sempat menembus semi final Liga Champions 2017/18 dan 16 besar pada 2015/16 serta 2018/19. Mereka juga mencapai 16 besar Liga Europa 2014/15, 2016/17, dan 2019/20.
Jalan pertandingan
Dalam laga itu, Mourinho betul-betul menjaga reputasinya sebagai pelatih spesialis turnamen. Dengan segala cara, pelatih asal Portugal itu berusaha menjaga keunggulan agregat 2-0 yang diperoleh di kandang. Walau permainan tidak indah sekalipun, dia tidak peduli. Tidak heran, Roma bermain dengan taktik parkir bus yang membosankan.
Roma bermain dengan formasi 3-5-1-1 yang bertransformasi menjadi 5-4-1 kalau diserang lawan. Sebaliknya, karena ingin mengejar agregat gol, Sociedad memainkan formasi 4-3-1-2 yang menjadi 2-3-5 saat menyerang. Bisa dibayangkan, Roma nyaris dikurung di wilayah pertahanannya sepanjang laga tersebut.
”Mengingat skor dari laga pertama cuma 2-0, Sociedad pasti lebih berhati-hati di kandangnya dan berupaya dengan segala yang mereka bisa untuk membuat sejarah. Mereka bermain bagus di depan fans mereka, didorong oleh dukungan yang fantastis. Awalnya, kami mencoba menyerang. Setelah itu, kami menyusun ulang strategi secara defensif, mencari serangan balik,” kata Mourinho menjelaskan alasan timnya bermain pragmatis.
Para pemain bertahan dan kiper Roma bermain baik di laga tersebut. ”I Giallorossi” alias ”Si Kuning-Merah” pun cenderung dinaungi oleh ”Dewi Fortuna”. Betapa tidak, kendati mendominasi dengan penguasaan bola 77 persen berbanding 23 persen, Sociedad kesulitan untuk melahirkan kemelut di muka gawang Roma.
Sociedad memang melakukan 19 tembakan, tetapi hanya tiga yang tepat sasaran ke gawang. Tiga peluang itu, antara lain dari tendangan gelandang Brais Mendez dari dalam kotak penalti di menit ke-29. Namun, tendangan keras menyusur tanah itu bisa dipeluk dengan sempurna oleh penjaga gawang Roma Rui Patricio.
Kegemilangan Rui Patricio
Rui Patricio bermain cukup gemilang dalam laga tersebut. Pada menit ke-31, kiper asal Portugal itu kembali bisa memeluk dengan sempurna tendangan keras dari pemain Sociedad, yakni gelandang Mikel Merino yang melepaskan tendangan keras menyusur tanah dari luar kotak penalti.
Puncak kegemilangan Rui Patricio dan keberuntungan Roma terjadi di menit ke-68. Bermula dari umpan sepak pojok dari sisi kiri oleh Brais Mendez, penyerang Sociedad Mikel Oyarzabal melakukan sontekan dengan baik yang mengarah ke gawang.
Akan tetapi, Rui Patricio berdiri pada waktu dan posisi yang tepat sehingga bisa mementahkan sontekan tersebut. Oyarzabal sempat mendapatkan bola muntah dan melakukan sontekan kedua tetapi bola membentur mistar gawang sebelum jatuh didekapan Rui Patricio.
Itu menjadi peluang terbaik dari kedua belah pihak sebelum wasit meniup pluit panjang tanda laga berakhir. Adapun Roma tidak menciptakan satu pun ancaman ke gawang Sociedad. ”Serigala Ibu Kota Italia” cuma melakukan tiga tembakan tetapi tidak ada yang menyasar ke gawang.
Pelatih Sociedad Imanol Alguacil dikutip Romapress.net, dirinya sangat menyesali kegagalan tersebut. Dia menganggap, timnya sangat dekat untuk menyamakan kedudukan. Mereka memiliki banyak kesempatan untuk mencetak minimal satu gol. Namun, pertahanan Roma bermain sangat baik. ”Kami melakukan banyak hal tetapi itu tidak cukup untuk membawa kami maju (ke perempat final). Kami tersingkir karena detail kecil (tidak bisa menyarangkan gol),” terangnya.