Barbora Krejcikova adalah petenis dengan banyak gelar juara besar pada nomor ganda putri dan campuran. Setelah tertatih-tatih pada persaingan tunggal 2022, dia menargetkan menjuarai Grand Slam kembali.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
DUBAI, MINGGU - Petenis putri Ceko, Barbora Krejcikova, punya banyak gelar ajang besar dan pernah menempati puncak peringkat dunia pada nomor ganda. Dia berharap bisa menambah gelar Grand Slam nomor tunggal seperti yang pernah dilakukan pada 2021.
Krejcikova mengatakan hal itu setelah meraih gelar pertama dari turnamen berlevel WTA 1000 di tunggal. Gelar dari turnamen di Dubai, Uni Emirat Arab itu didapat setelah mengalahkan Iga Swiatek, petenis nomor satu dunia yang berada di puncak penampilan, pada final. Dalam pertandingan yang berlangsung Minggu (25/2/2023) tengah malam waktu Indonesia, Krejcikova mengalahkan Swiatek dengan skor 6-4, 6-2.
Kemenangan tersebut memberi berbagai arti bagi petenis berusia 27 tahun tersebut. Selain menjadi gelar pertama dari WTA 1000, dia menjadi tunggal putri keempat yang mengalahkan tiga petenis peringkat teratas dunia dalam satu turnamen. Sebelum mengalahkan Swiatek, dia menyingkirkan Jessica Pegula (peringkat ketiga) pada semifinal dan Aryna Sabalenka (2) di perempat final. Dia pun menyamai prestasi yang pernah dibuat Sabalenka, Venus, dan Serena Williams.
Meski memiliki 14 gelar juara dari ganda, gelar juara dari Dubai hanya menjadi gelar keenamnya pada nomor tunggal. Atas dasar inilah, dia menargetkan diri bisa sukses kembali pada persaingan tunggal seperti yang didapatnya, dua tahun lalu. Saat itu, Krejcikova menjuarai Perancis Terbuka yang menjadi gelar pertama Grand Slam dari tunggal. Padahal, sebelum itu, dia telah mengumpulkan lima gelar Grand Slam dari ganda putri dan campuran.
Setelah juara tunggal dan ganda putri Perancis Terbuka 2021, dia menambah empat trofi juara ganda putri dari Grand Slam. Adapun di tunggal, hasil terbaiknya hanyalah perempat final AS Terbuka 2021 dan Australia Terbuka 2022. Krejcikova pun mendapat label yang sama seperti sebagian besar pemain putri setelah era Serena, yaitu menjadi juara Grand Slam lalu “menghilang”.
Alasan lain yang membuatnya kesulitan tampil konsisten di level atas adalah cedera siku kanan yang mendera pada paruh pertama 2022. Menjelang akhir 2022, cedera lain muncul, yaitu pada pergelangan tangan kanan. Setelah sempat menempati peringkat kedua dunia pada April 2022, posisinya turun menjadi ke urutan ke-30 pada saat ini.
“Tahun lalu menjadi momen yang berat. Saya tak bisa tampil baik hingga akhir musim kompetisi dan justru cedera lagi. Dalam persiapan menjelang 2023, saya merasa fit. Semoga trofi ini bisa membuat saya kembali ke posisi yang pernah saya tempati,” tuturnya.
Salah satu target yang dibidiknya adalah bisa menjuarai lagi Grand Slam pada nomor tunggal. Apalagi, dia bisa melewati tantangan besar di Dubai dengan baik, termasuk ketika mengalahkan Swiatek.
Swiatek tiba di Dubai setelah menjuarai turnamen WTA 500 Doha, sepekan sebelumnya. Pada enam pertandingan sebelum berhadapan dengan Krejcikova, dia hanya kehilangan 14 gim.
Dalam persiapan menjelang 2023, saya merasa fit. Semoga trofi ini bisa membuat saya kembali ke posisi yang pernah saya tempati.
Banyak lawan Swiatek yang hanya mendapat angka satu atau nol dalam skornya. Maka, Krejcikova pun menaruh respek besar pada Swiatek yang bisa meraih hasil seperti saat ini dalam usia 21 tahun. Petenis Polandia itu memiliki tiga gelar juara Grand Slam dan menjadi tunggal putri nomor satu dunia sejak 4 April 2022.
Kekalahan dari Krejcikova menjadi yang pertama bagi Swiatek dalam final WTA 1000. Sebelumnya, dia selalu menang dalam final WTA 1000 Roma 2021 dan 2022, serta tiga turnamen lain pada 2022, yaitu di Doha, Indian Wells, dan Miami.
“Saya yakin, kita akan sering bertemu pada final dan semoga final berikutnya akan menjadi milik saya. Saya minta maaf untuk tim saya. Kita akan tetap bekerja keras dan mendapat hasil yang lebih baik,” tutur Iga.
800 kemenangan
Meski harus bersaing dengan petenis-petenis yang lebih muda serta pemain seangkatan yang masih berada dalam performa terbaik, yaitu Novak Djokovic dan Rafael Nadal, Andy Murray memiliki target untuk meraih 800 kemenangan. Pemain berusia 35 tahun itu mengatakan, target tersebut penting untuk membuatnya tetap termotivasi berkarier di arena tenis profesional yang dijalani sejak 2005.
Murray memiliki 723 kemenangan setelah tampil pada turnamen ATP 250 Doha, pekan lalu. Dia tampil fenomenal dengan selalu menang tiga set dalam empat pertandingan, sejak babak pertama hingga semifinal, meski kalah dari Daniil Medvedev, 4-6, 4-6, pada final, Minggu.
“Meski targetnya berbeda dengan 5-10 tahun lalu, saya masih punya ambisi untuk menjuarai turnamen dan bisa mencapai babak tinggi dalam Grand Slam. Saya akan mencoba untuk meraih 800 kemenangan. Selain menjadi motivasi, target itu juga untuk melihat sejauh mana fisik saya bisa bertahan,” kata Murray yang memilik metal pada pinggulnya karena dioperasi pada 2019.
Saat ini, Murray berada pada posisi ketiga petenis tunggal putra aktif berdasarkan jumlah kemenangan. Dia berada di belakang Djokovic dengan 1.043 kemenangan dan Nadal yang 1.068 kali menang.
Penampilannya di Doha mendapat sorotan ketika mengalahkan Jiri Lehecka pada semifinal setelah menggagalkan lima match point lawan. Dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya, Murray pun bangga dengan performa tersebut.
Dia memiliki kesempatan bertemu dengan Djokovic pada perempat final turnamen ATP 500, 27 Febuari-4 Maret. Namun, Murray belum memastikan akan tetap tampil dalam ajang tersebut atau batal. Setelah fisiknya terkuras, karena bermain selama 11 jam 51 menit dalam lima pertandingan, Murray akan berdiskusi dengan tim pelatihnya untuk memutuskan partisipasinya di Dubai. (AP/Reuters)