Tim Indonesia U-20 gagal menaklukkan Guatemala kendati unggul dalam penguasaan bola dan penciptaan peluang. Kesalahan di lini belakang kembali menjadi setitik nila dalam penampilam impresif “Garuda Muda”
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS Kesalahan demi kesalahan di lini pertahanan masih dialami tim sepak bola Indonesia U-20 saat menghadapi Guatemala pada Turnamen Mini U-20 PSSI di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (21/2/2023) malam. "Garuda Muda" takluk 0-1. Belum ada perkembangan signifikan dari tim Indonesia jelang Piala Dunia U-20 yang akan bergulir pada Mei.
Koordinasi para pemain belakang yang buruk, akurasi operan yang tidak akurat, serta lemahnya penyelesaian akhir belum bisa diatasi Pelatih Indonesia, Shin Tae-yong. Kesalahan-kesalahan di lini belakang itu juga yang menjadi penyebab kekalahan 1-2 Indonesia dari Selandia Baru pada laga sebelumnya. Padahal, Indonesia mendominasi penguasaan bola dan penciptaan peluang.
Kelemahan itu kembali terlihat saat melawan Guatemala. Gol semata wayang kemenangan Guatemala yang dicetak Jorge Abelardo Solorzano pada menit ke-22 berawal dari kesalahan bek Marcell Januar Putra. Dalam kondisi tertekan, Marcell justru memilih mengoper bola kepada Arkhan Fikri yang sudah didekati pemain Guatemala.
Karena keputusan yang salah itu, bola direbut lawan dari kaki Arkhan yang belum siap ditekan. Lalu, Solorzano mencongkel bola melewati kiper Daffa Fasya Sumawijaya yang telanjur maju terlalu jauh.
Kesalahan itu membuat pelatih Indonesia, Shin Tae-yong mengganti Marcell dengan Sulthan Zaky saat turun minum. Selain itu, Shin juga memasukkan tiga pemain bertipe penyerang seperti Ronaldo Joybera Kwateh, Hokky Caraka, dan Hugo Samir untuk menambah ketajaman lini depan Indonesia.
Pada babak kedua, permainan Indonesia lebih hidup dengan suntikan tenaga dari pemain yang baru masuk. Shin mengubah pendekatan dari yang awalnya menggunakan dua penyerang menjadi tiga penyerang.
"Garuda Muda" kesulitan mencetak gol karena para bek Guatemala menerapkan penjagaan individual dan memutus beragam opsi operan progresif ke lini depan. Indonesia lebih dominan dengan total 609 operan, dibandingkan Guatemala dengan 166 operan.
Namun, operan-operan Indonesia itu sia-sia karena hanya berputar-putar di area sepertiga akhir pertahanan lawan dan jarang membahayakan gawang Guatemala. Keunggulan jumlah pemain setelah karena pemain Guatemala, Julio Fernando Garcia, mendapat kartu merah gagal dimanfaatkan Indonesia.
Hasil laga ini sangat disayangkan karena adanya kesalahan dari kita sendiri dan kita gagal mencetak gol balasan.
"Hasil laga ini sangat disayangkan karena adanya kesalahan dari kita sendiri dan kita gagal mencetak gol balasan," kata Shin.
Pada laga lainnya, Selandia Baru melanjutkan tren positif usai membekuk Fiji dengan skor 3-0. Tiga gol kemenangan Selandia Baru dicetak Charlie Beale, Oscar Obel Hall, dan Jay Herdman. Ini adalah kemenangan kedua Selandia Baru setelah kalah 1-3 menghadapi Guatemala dan menang 2-1 atas Indonesia.
Persiapan Piala Asia
Turnamen Mini PSSI U-20 itu digelar sebagai persiapan tim Indonesia yang akan tampil pada Piala Asia U-20 di Uzbekistan pada 1-18 Maret 2023. Indonesia berada satu grup dengan Uzbekistan, Suriah, dan Irak.
Oleh sebab itu, Shin meminta PSSI menghadirkan lawan tanding yang berkualitas guna menguji para pemain Indonesia jelang Piala Asia U-20. Permintaan itu dipenuhi dengan menghadirkan Fiji, Guatemala, dan Selandia Baru.
Ketiga rival Indonesia itu sudah menggenggam tiket ke putaran final Piala Dunia U-20. Dengan demikian, Turnamen Mini PSSI U-20 bisa memberikan sedikit gambaran tentang kemampuan dan kualitas tim peserta Piala Dunia U-20. Dengan satu kemenangan dan dua kekalahan di turnamen, Indonesia perlu bekerja lebih keras untuk memperbaiki diri.
Guatemala menjadi tim yang selalu menang pada turnamen itu. Sebelumnya, mereka melibas Selandia Baru dan Fiji dengan skor identik 3-1.
"Indonesia bermain bagus dan menerapkan pressing tinggi setelah kami kehilangan satu pemain. Saya harus katakan ini adalah laga terberat selama mengikuti turnamen ini," kata pelatih Guatemala, Rafael Loredo Silva.
Indonesia hanya mampu menang atas Fiji pada laga pembuka. Secara kualitas, Fiji kalah dari sisi kekompakan tim dan kualitas individual pemain dibandingkan Indonesia.
Kekuatan Indonesia masih sangat mungkin meningkat jelang Piala Asia U-20. Itu karena pada Turnamen Mini PSSI U-20 ini Indonesia tidak tampil dengan kekuatan penuh. Salah satu pemain utama Shin di tim U-20, yaitu Marselino Ferdinan tidak ikut serta karena masih berkarier di Liga Belgia. Keberadaan Marselino akan mengungkit harapan tim Indonesia untuk bisa meningkatkan pencapaian di Piala Asia U-20.
Pada gelaran Piala Asia U-20 edisi sebelumnya, yaitu pada 2018, “Garuda Muda” mampu melaju hingga babak perempat final. Pencapaian terbaik Indonesia di Piala Asia U-20 adalah menjadi juara pada 1961 di Thailand