PSSI Komitmen Buat Cetak Biru Sepak Bola Nasional Menuju Piala Dunia 2040
Ada masukan bagi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI untuk membuat cetak biru persepakbolaan nasional. PSSI pun berkomitmen menyegerakan cetak biru tersebut di antaranya menuju Piala Dunia 2040.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah siap mendukung transformasi sepak bola Indonesia. Sejumlah masukan pun disampaikan kepada pengurus baru Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI, termasuk untuk membuat cetak biru persepakbolaan nasional dalam jangka pendek, menengah, hingga panjang.
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan pengurus baru Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dipimpin Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/2/2023). Pengurus PSSI lainnya yang hadir, antara lain, Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali, Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha, dan para anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
”Beliau tadi memberikan masukan-masukan kepada kami bahwa, (terkait) bagaimana pemerintah siap mendukung transformasi sepak bola Indonesia,” kata Erick saat memberikan keterangan seusai pertemuan di Kantor Presiden, Jakarta.
Erick menuturkan, pemerintah akan mendukung pembangunan sejumlah infrastruktur yang dibutuhkan oleh tim nasional ataupun PSSI. Infrastruktur tersebut mulai pusat pelatihan hingga lapangan-lapangan pertandingan untuk kejuaraan internasional.
Dukungan juga akan diberikan oleh pemerintah terkait perizinan. ”(Hal) ini tentu bagian yang luar biasa, yang selama ini menjadi kendala. Dan, pemerintah juga mendukung—tadi disampaikan melalui Kapolri—(bahwa) tidak hanya perizinan, tetapi juga bagian perbaikan sistem pengaturan skor. Di mana Kapolri, kemarin, menyampaikan sudah membuat satgas (penanganan) mafia sepak bola,” ujar Erick.
Pada pertemuan tersebut, menurut Erick, Presiden mengharapkan kerja sama yang baik antara PSSI dan pemerintah. PSSI mendukung hal ini karena diyakini perbaikan sepak bola tidak mungkin terjadi tanpa ada upaya bahu-membahu dari pemerintah dan juga masyarakat.
”Beliau tadi memberikan masukan-masukan kepada kami bahwa (terkait) bagaimana pemerintah siap mendukung transformasi sepak bola Indonesia. ”
Dukungan berbagai pihak penting untuk memastikan transformasi sepak bola di Tanah Air. Konsistensi dan kesinambungan kerja sama antara PSSI, FIFA, dan pemerintah diharapkan menjadikan transformasi sepak bola Indonesia ke arah yang benar.
”Tidak kalah pentingnya juga kami mendapat arahan bagaimana sepak bola harus punya blue print-nya, apakah jangka pendek, menengah, dan panjang. Dan, ini menjadi komitmen kami bahwa blue print sepak bola ini harus segera terjadi,” kata Erick.
Menuju kejuaraan dunia
Di sesi tanya jawab, Erick menuturkan bahwa dalam diskusi antara Presiden Jokowi dan Presiden FIFA Gianni Infantino saat perhelatan G20, Indonesia diharapkan dapat menjadi tuan rumah kejuaraan dunia di tahun 2040. Artinya, dalam konteks tersebut, Indonesia tentu harus mempunyai cetak biru menuju 2040, baik menyangkut program, infrastruktur, dorongan percepatan tim nasional, maupun pembinaan secara menyeluruh.
”Dan kalau (dalam) blue print ini ada tujuan besar, saya yakin siapa pun pemerintahnya, siapa pun menterinya, siapa pun ketua PSSI-nya, kita punya tujuan yang sama, (yakni) mengibarkan bendera Merah Putih, mengibarkan garuda di musim kompetisi. Jelas, kompetisi tertinggi di dunia, yaitu bagaimana kita bisa menjadi tuan rumah. Jadi, itu yang kita upayakan,” kata Erick.
Terkait target pembuatan cetak biru, Erick menuturkan, pihaknya akan mengadakan sarasehan sepak bola pada 4 Maret 2023, yakni khusus Liga 1 dan Liga 2. ”Habis itu nanti Liga 3, Asprov, (dan) habis itu wasit. Tentu setelah ini jadi, kita baru bisa menciptakan blue print secara jangka panjang,” katanya.
Fokus pada sepak bola
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali menuturkan dirinya secara pribadi sudah melapor kepada Presiden Jokowi. Presiden Jokowi pun sudah mengetahui Amali terpilih sebagai salah satu Wakil Ketua Umum PSSI.
”Dan, beliau menyerahkan kepada saya, karena saya menyampaikan kepada teman-teman (bahwa) saya harus memilih. Dan, saya sampaikan kepada Bapak Presiden (bahwa) saya akan fokus dan konsentrasi mengurus sepak bola, menjadi pengurus PSSI, dan itu dipahami oleh beliau. Dan, beliau menyampaikan kepada saya (bahwa) saya diizinkan untuk konsentrasi dan fokus pada sepak bola,” kata Amali.
Saya sampaikan kepada Bapak Presiden (bahwa) saya akan fokus dan konsentrasi mengurus sepak bola, menjadi pengurus PSSI, dan itu dipahami oleh beliau. Dan, beliau menyampaikan kepada saya (bahwa) saya diizinkan untuk konsentrasi dan fokus pada sepak bola.
Amali enggan menjelaskan lebih panjang pernyataannya tersebut. ”Jadi, beliau sudah mengizinkan saya untuk fokus dan konsentrasi mengurus sepak bola mendampingi Pak Erick Thohir, Bu Ratu Tisha, dan teman-teman Exco,” katanya.
Secara terpisah, pada Senin sore, saat ditanya apakah Golkar akan mencalonkan orang lain untuk menggantikan Amali sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto hanya tersenyum sembari mengucapkan terima kasih. Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu kemudian beranjak ke mobilnya yang diparkir di Kompleks Istana Kepresidenan.
Ketika ditanya lebih lanjut apakah sebelum Amali bertemu Presiden Jokowi, ada perbincangan antara dirinya dan Amali, Airlangga menjawab, ”Saya, sesudah Pak Amali pulang dari Presiden, belum bertemu.”
Namun, sebelumnya, menurut Airlangga, dirinya sering ketemu. ”Sebelumnya sering ketemu, namanya (sama-sama di) Golkar.” Sehubungan pertanyaan, apakah juga dalam pertemuan tersebut dibahas soal status Menpora, Airlangga menjawab singkat bahwa semua dibahas. Dan, ketika ditanya apakah artinya akan disiapkan nama pengganti Menpora, Airlangga menjawab, ”Kita tunggu arahan Bapak Presiden.” (CAS)