Membaca Peluang Calon Pemilik Baru Manchester United
Manchester United tengah dijual. Suporter senang jika klub itu kembali ke pangkuan pengusaha Inggris. Di sisi lain, investor Qatar menawarkan uang dan visi yang lebih menjanjikan untuk "Setan Merah".
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Patung The United Trinity atau tiga pemain legendaris Manchester United terlihat di Stadion Old Trafford di Manchester, Inggris, Rabu (27/12/2017) lalu. Klub itu kini tengah dijual.
Dua miliarder dunia tengah bertarung membujuk keluarga Glazer untuk mengakhiri kepemilikan Manchester United yang telah berjalan selama 18 tahun. Mereka adalah orang terkaya di Inggris yang juga putra asli Manchester, Sir Jim Ratcliffe, serta Kepala Bank Islam Qatar yang merupakan bagian dari keluarga penguasa Qatar, Sheikh Jassim bin Hamad al-Thani.
Ratcliffe dan Jassim memiliki janji yang sama, yaitu mengembangkan skuad, meningkatkan fasilitas tim (termasuk mengembangkan Stadion Old Trafford), melibatkan kembali suporter dalam pengelolaan klub, serta tidak bakal membebankan dana pembelian itu menjadi utang klub seperti yang dilakukan keluarga Glazer, investor asal Amerika Serikat.
Di era Glazer, pembelian pemain sejatinya bukan isu yang meresahkan bagi MU. Keluarga Glazer sejatinya telah mengeluarkan dana lebih dari 2 miliar poundsterling (Rp 36,5 triliun) untuk memperkuat skuad sejak 2005. Jumlah pengeluaran itu hanya kalah dari Chelsea yang mengeluarkan 2,5 miliar pound (Rp 45,6 triliun) dan Manchester City yang menghabiskan 2,3 miliar pound (Rp 41,9 triliun) sejak Glazer menguasai MU.
Glazer pun tidak segan untuk memberikan gaji mahal kepada pemain “Si Setan Merah”. Hal itu terlihat dari jumlah rerata gaji skuad MU di musim ini yang mencapai 178.000 pound (Rp 3,24 miliar) per pekan. Angka itu adalah lima kali lipat peningkatan dibandingkan skuad MU pada 2005 lalu.
AFP/ANTHONY DEVLIN
Penggemar Manchester United berfoto di depan poster berisikan kritik terhadap keluarga Glazer, pemilik saham mayoritas klub Liga Inggris itu, 22 Agustus 2022 lalu.
Namun, Glazer hanya rela mengeluarkan 98 juta pound (Rp 1,8 triliun) untuk memelihara dan mengembangkan markas tim, Stadion Old Trafford, sejak 2010. Dibandingkan tim Liga Inggris lainnya, angka itu amat kecil, apalagi jika membandingkan pembenahan stadion yang dilakukan Tottenham Hotspur senilai 1,5 miliar pound (Rp 27,3 triliun), City dengan 421 juta pound (Rp 7,7 triliun), serta Liverpool yang menghabiskan 266 juta pound (Rp 4,9 triliun) untuk memelihara Stadion Anfield.
Ambil untung
Meski begitu, Glazer telah mengambil untung dari kepemilikan MU dengan mengoleksi dana sebesar 917 juta pound (Rp 16,7 triliun). Dengan jumlah itu, mereka telah mengoleksi keuntungan hampir 15 persen jika merunut uang 790 juta pound (Rp 14,4 triliun) yang menjadi akumulasi dana dikeluarkan Glazer untuk menguasai saham mayoritas MU secara bertahap pada 2004 hingga 2005.
Satu hal yang membuat pendukung geram selama kepemilikan Glazer ialah utang yang ditetapkan Glazer kepada klub dengan jumlah 515 juta pound (Rp 9,4 triliun). Jumlah itu adalah dana utang yang diambil Glazer untuk mengakuisisi MU. Alih-alih menyicil pembayaran utang itu sendiri, Glazer membebankan utang itu kepada klub.
Secara ideal, Anda mengingnkan Ratcliffe. Kami butuh seseorang yang dekat dengan rumah dan memahami sejarah klub.
Setelah 18 tahun memimpin MU, yang dihiasi protes demi protes dari pendukung dalam beberapa tahun terakhir, Glazer akhirnya rela melepas kepemilikan saham mereka di Si Setan Merah. Mereka menunjuk firma investasi asal Amerika Serikat, Raine, untuk menentukan nilai jual dan melakukan transaksi pengambilalihan saham dari calon pemilik baru MU.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Suasana di dalam Stadion Olf Trafford, markas Manchester United di Inggris, Rabu (27/12/2017) lalu. Klub itu tengah dijual.
Raine menetapkan harga sekitar 6 miliar pound (Rp 109,4 triliun) untuk melepas 97 persen saham keluarga Glazer di klub itu. Ratcliffe dan Jassim bersedia memenuhi banderol Raine serta berjanji mengeluarkan dana lain untuk meningkatkan kualitas klub di dalam dan luar lapangan.
Berdasarkan survei yang dilakukan The Athletic, mayoritas pendukung MU ingin fokus utama pemilik baru adalah meningkatkan prestasi olahraga (34 persen) dan menghapus utang klub (33 persen).
Manchester United Supporters’ Trust (MUST), yang mengayomi 150 kelompok pendukung MU, menyimpan harapan besar bagi calon pemilik baru. Mereka sudah muak dengan keberadaan keluarga Glazer yang dianggap hanya mementingkan keuntungan finansial dan membuat klub berjarak dengan pendukung.
“MUST sangat jelas pada permintaan kami kepada pemilik baru Man United. Kami ingin mereka bisa mengembalikan klub ke level top Eropa, berinvestasi untuk tim, mengembangkan klub dan stadion, meyakinkan stabilitas finansial, dan bekerja melalui kemitraan yang nyata dengan fans sepanjang waktu,” bunyi pernyataan resmi MUST, Senin (20/2/2023).
Ratcliffe disukai, Jassim diunggulkan
Keputusan dua miliarder itu menghadirkan era baru bagi MU didasari kesukaan mereka kepada salah satu klun tersukses di Inggris itu. Ratcliffe adalah putra Manchester yang telah menyukai klub itu sejak masa anak-anak. Adapun Jassim juga seorang pendukung setia yang rutin menyaksikan MU di Old Trafford ketika mengeyam pendidikan di Royal Military Academy, Inggris, pada awal dekade 2000-an.
Dalam survei The Athletic, dukungan mayoritas mengarah kepada Ratcliffe. Pendiri perusahaan kimia, INEOS, itu didukung sebanyak 66,2 persen responden. Sejumlah pemilik tiket musiman MU pun lebih mendukung Ratcliffe untuk mengambilalih kepemilikan klub dari Glazer.
“Secara ideal, Anda mengingnkan Ratcliffe. Kami butuh seseorang yang dekat dengan rumah dan memahami sejarah klub,” ucap Jim Murdoch (61), pendukung MU, kepada Daily Mail.
Martin Scanlon (66), pendukung MU yang rutin ke Old Trafford sejak 1971, berkata, MU sebaiknya dimiliki orang Inggris. “Orang sedikit gugup dengan investasi negara kaya minyak ke liga kita dalam beberapa tahun terakhir, tetapi saya pikir orang sebenarnya tidak terlalu peduli dari mana asal uang itu. Saya lebih suka jika (pemilik baru) orang Inggris," ujarnya.
AFP/ANTHONY DEVLIN
Pendukung Manchester United berunjuk rasa menentang kepemilikan saham mayoritas klub itu oleh keluarga Glazer, 22 Agustus 2022. Mereka mendesak klub itu dijual.
Dalam keterangan resmi menyusul penawaran resminya, Jumat (17/2/2023) lalu, Ratcliffe berjanji menyusun rencana jangka panjang untuk pengembangan klub. Ia pun bertekad untuk mengembalikan keterikatan MU dengan kultur Manchester dan Inggris.
“Kami ambisius untuk berinvestasi di Manchester United guna membawa klub kembali menjadi nomor satu di dunia. Kami ingin menancapkan budaya sepak bola Inggris dengan mengedepankan kebijakan kepemilikan yang modern, progresif, dan pendekatan berbasis pendukung,” ungkap INEOS dalam pernyataan resminya.
Ratcliffe mengincar 97 persen saham milik keluarga Glazer, sedangkan Jassim mengincar 100 persen saham MU. Jassim, yang memiliki hubungan sepupu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, berencana mengelola MU melalui Yayasan Nine Two yang dimilikinya.
Pada saat ini, Qatar berada di depan. Mereka percaya diri dan memiliki tawaran terbaik. Tidak hanya berkaitan harga, tetapi juga visi untuk klub dan tim.
Fokus utama Jassim jika bisa menguasaai MU adalah berinvestasi untuk skuad putra dan putri MU demi berprestasi di Inggris dan Eropa, merenovasi pusat latihan dan stadion, serta memperbaiki hubungan dengan pendukung dan komunitas.
“Sheikh Jassim melakukan penawaran 100 persen saham Manchester United. Penawaran itu adalah untuk mengembalikan kejayaan klub dan di atas segalanya akan menempatkan kembali fans di hati Manchester United,” bunyi pernyataan perwakilan Jassim dikutip BBC.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Pengunjung melihat koleksi piala yang pernah dimenangi Manchester United ketika mengikuti tur di museum Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, Rabu (27/12/2017). MU adalah salah satu klub tersukses di Inggris.
Perbedaan cara pandang
Kaveh Solhekol, pemimpin redaksi Sky Sports News, menyatakan, kedua calon investor baru MU itu memiliki rencana yang sama untuk pengembangan klub di masa depan. Tetapi, lanjutnya, ada perbedaan cara pandang keduanya terhadap utang yang ditinggalkan di masa Glazer.
“(Investor) Qatar berkomitmen untuk membersihkan utang Man United, terutama utang yang dibebankan Glazer dari pembelian klub pada 2005. Qatar tidak memiliki masalah dana, sehingga mereka akan membeli MU tanpa pinjaman, tanpa utang, tanpa deviden, dan menggunakan keuntungan seluruhnya untuk berinvestasi ke klub dan komunitas lokal,” ujar Solhekol.
Ia menambahkan, “sejauh ini Grup INEOS milik Sir Jim Ratclife menyampaikan tidak ada utang yang dibebankan kepada klub jika mereka sukses melakukan pembelian (saham mayoritas)”.
Lebih lanjut, Solhekol menilai, Jassim berada di posisi yang lebih diunggulkan untuk menjadi pemilik baru MU. Di sisi lain, status Qatar Sports Investement sebagai pemilik Paris Saint-Germain dan INEOS yang memegang saham mayoritas klub Perancis lainnya, Nice, tidak akan membuat keduanya melanggar aturan UEFA dan Premier League ketika menjadi pemilik MU.
“Pada saat ini, Qatar berada di depan. Mereka percaya diri dan memiliki tawaran terbaik. Tidak hanya berkaitan harga, tetapi juga visi untuk klub dan tim,” ucapnya.
Proses akuisisi kepemilikan MU paling cepat rampung pada pertengahan tahun ini. Ketika MU mulai bangkit di bawah kendali Erik ten Hag, kehadiran Ratcliffe atau Jassim membawa asa baru bagi Setan Merah di luar lapangan. Semoga yel-yel “Glory Glory Man United!” bisa lebih nyaring terdengar di masa depan.