Manchester United akan menantang Newcastle United di final Piala Liga Inggris, 26 Februari. Optimisme memayungi "Si Setan Merah" untuk mengakhiri penantian trofi juara sejak 2017.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MANCHESTER, KAMIS – Penantian Manchester United selama delapan tahun untuk mengangkat trofi berpeluang mencapai titik akhir pada 26 Februari mendatang. “Si Setan Merah” hanya memerlukan satu kemenangan menghadapi Newcastle United di partai puncak Piala Liga Inggris demi menambah koleksi gelar juara.
Setelah Jose Mourinho mempersembahkan trofi Piala Liga Inggris edisi 2016-2017, tuah MU di kompetisi domestik seakan memudar. Tidak hanya gagal menjadi pesaing juara di liga, skuad Si Setan Merah juga tidak berdaya untuk memenangkan perebutan gelar juara di dua kompetisi alternatif, yaitu Piala FA dan Piala Liga.
Dalam kurun waktu 2018 hingga 2022, MU hanya sekali merasakan tampil di laga final sebuah kompetisi, yaitu Piala FA 2017-2018. Kala itu, MU tumbang dari Chelsea berkat gol tunggal dari Eden Hazard.
Alhasil, kemenangan 2-0 atas Nottingham Forest di laga semifinal kedua Piala Liga, Kamis (2/3/2023) dini hari WIB, di Stadion Old Trafford meningkatkan optimisme di dalam skuad dan keyakinan para pendukung MU untuk bisa mengakhiri rindu trofi pada musim ini. Secara agregat, MU unggul mutlak atas Nottingham, yang berstatus tim promosi Liga Primer, dengan agregat skor 5-0.
Luke Shaw, bek sayap kiri MU, menuturkan, dirinya dan rekan setim merasakan momen yang bagus karena bisa merayakan keberhasilan melaju ke final Piala Liga di Stadion Wembley ketika tampil di kandang sendiri. Shaw menambahkan, semua pemain MU sudah amat menantikan bisa berjuang untuk memperebutkan trofi. Duel final Piala Liga bakal menjadi kesempatan perdana mereka berjuang merebut gelar juara di bawah asuhan Manajer Erik ten Hag.
“Kesempatan tampil di final adalah kesempatan masif untuk kami. Ini adalah hal yang sepatutnya tim seperti MU perjuangkan di setiap musim. Masih ada beberapa pekan untuk mempersiapkan diri, tetapi laga melawan Newcastle akan berjalan ketat dan berat,” ujar Shaw kepada Sky Sports.
Bekal Si Setan Merah menuju final perdana setelah delapan tahun amat positif. Sejak memasuki 2023, mereka meraup tujuh kemenangan serta masing-masing hanya mengalami satu hasil imbang dan kekalahan di seluruh kompetisi.
“Mencapai babak final bukan sebuah penghargaan karena kami harus bisa memenangkan laga itu. Kami ingin menang, tetapi masih harus menyelesaikan hal lain untuk kembali ke liga dan sejenak mengubur ambisi di Piala Liga,” ucap Ten Hag kepada BBC.
Kesempatan tampil di final adalah kesempatan masif untuk kami. Ini adalah hal yang sepatutnya tim seperti MU perjuangkan di setiap musim.
Persiapan menuju Piala Liga tidak akan berjalan mudah. Hal itu diakui oleh Ten Hag. Pasalnya, MU akan menjalani enam laga dalam kurun waktu 24 hari mendatang yang terdiri dari empat duel di liga serta dua pertarungan kontra penguasa sementara Liga Spanyol, Barcelona, di babak play-off 16 besar Liga Europa.
Di tengah jadwal super padat itu, Ten Hag berusaha mengambil hikmah. Menurut dia, laga demi laga yang akan dijalani timnya akan membantu semua anggota skuad MU meningkatkan performa mereka.
“Ada keuntungan dari jadwal sibuk itu karena Anda bisa meningkatkan diri untuk mengatur standar dan bekerja demi peningkatan performa. Saya punya waktu untuk memberikan masukan kepada pemain dan menunjukkan apa yang perlu mereka benahi demi meningkatkan penampilan di laga selanjutnya,” kata Ten Hag yang berambisi memberikan gelar Piala Liga keenam untuk MU.
Kontribusi Rashford
Memulai laga dengan bekal 3-0 tidak membuat MU mudah untuk mengulangi hasil tersebut ketika tampil di hadapan 72.315 pendukung. Skuad Setan Merah memang mendominasi permainan berkat penguasaan bola lebih dari 70 persen, tetapi mereka kehilangan efektivitas serangan selama satu jam laga berjalan.
Kondisi berubah ketika Ten Hag melakukan tiga pergantian sekaligus untuk trio lini depan. Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Jadon Sancho masuk menggantikan Alejandro Garnacho, Wout Weghorst, dan Antony ketika laga memasuki menit ke-63.
Kehadiran tiga pemain itu, terutama Rashford, memberikan serangan MU lebih beragam. Pergerakan trisula lini depan pun lebih cair karena tidak ada satu pemain yang menunggu bola di kotak penalti.
Rashford kembali menunjukkan kontribusi besarnya bagi MU. Meski tidak mencetak gol, ia menyumbangkan dua asis bagi dua gol kemenangan MU yang dicetak Martial (73’) dan Fred (76’).
Selama 30 menit bermain, ia menunjukkan performa lebih baik dari lima penyerang lain yang diturunkan Ten Hag. Pemain bernomor punggung 10 itu menciptakan dua tembakan dan dua umpan kunci.
Sementara itu, Manajer Nottingham Steve Cooper mengakui, kekalahan telak di kandang pada laga pertama telah menutup peluang timnya melaju final. Hanya saja, ia memuji penampilan skuad Nottingham yang jauh lebih baik untuk berusaha mengimbangi MU setidaknya selama satu jam pertandingan berlangsung.
“Kami telah melakukan langkah maju dengan memberikan performa yang lebih baik, meski gagal melaju ke final. Kami akan berkonsentrasi untuk bersaing dan meningkatkan penampilan di Liga Inggris,” kata Cooper yang mendatangkan kiper, Keylor Navas, dan bek sayap, Felipe, di hari pamungkas bursa transfer musim dingin, Selasa (31/1) kemarin. (AFP)