Newcastle Capai Final Pertama di Milenium Baru
Newcastle United menembus final pertama di turnamen mayor pada abad ke-21. Performa Sean Longstaff, bocah lokal, menjadi kunci "The Magpies" menuju Stadion Wembley.
NEWCASTLE, RABU – Dampak revolusi besar-besaran yang dicanangkan konsorsium Arab Saudi untuk Newcastle United tidak memerlukan waktu lama. Hanya dalam waktu 16 bulan di bawah kendali manajemen anyar, “The Magpies” mampu mengakhiri penantian mereka untuk tampil di Stadion Wembley demi memperebutkan satu trofi mayor.
Capaian itu tercipta di ajang Piala Liga Inggris. Setelah mengalahkan Southampton 2-1 pada laga kedua semifinal di Stadion St James’ Park, Rabu (1/2/2023) dini hari WIB, Newcastle menyabet tiket ke final perdana pada milenium baru berkat keunggulan agregat 3-1.
Kemenangan itu disambut suka cita oleh seluruh pemain, staf pelatih, dan sekitar 51.000 pendukung The Magpies yang hadir langsung di stadion. Khusus bagi fans, harapan baru dengan kehadiran konsorsium Arab Saudi untuk menyingkirkan hegemoni Mike Ashley, yang menyeret Newcastle ke jurang keterpurukan, ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.
Performa luar biasa Newcastle di semifinal kedua menghadapi Southampton tidak lepas dari dukungan tak kenal lelah ribuan suporter yang tak berhenti bernyanyi. Lagu paling keras terdengar di pengujung laga ditujukan kepada sang manajer, Eddie Howe.
Baca juga : Menguji Kelihaian Rotasi Ten Hag
Apresiasi itu adalah buah dari keberhasilan Howe membawa kembali Newcastle tampil di Wembley, stadion utama Inggris. The Magpies harus menanti hingga 24 tahun untuk kembali memperebutkan titel juara di salah satu stadion paling ikonik di dunia itu.
Mereka terakhir kali menembus partai puncak dan berlaga di Wembley terjadi pada final Piala FA edisi 1998-1999. Kala itu, Newcastle tumbang dari Manchester United, yang menyabet treble winners.
Howe mengakui dukungan dari seluruh pihak di dalam klub adalah resep sukses bagi The Magpies kembali tampil di Wembley. Ia tidak lepas mengapresiasi dorongan yang diberikan pendukung untuk membantu timnya menjaga fokus dan keunggulan.
“Ini malam yang luar biasa. Saya senang kepada semua orang yang terkoneksi dengan klub,” ujar Howe, yang menghabiskan delapan tahun memimpin Bournemouth sebelum hijrah ke Newcastle, November 2021, kepada BBC.
Baca juga : Kastil Fenomenal Newcastle United
Suporter menghadirkan atmosfer mengagumkan dan lingkungan yang brilian untuk penampilan semua pemain.
Ia menambahkan, “Suporter menghadirkan atmosfer mengagumkan dan lingkungan yang brilian untuk penampilan semua pemain”.
Newcastle berpeluang membalaskan dendam atas kekalahan mereka di final terakhir pada abad ke-20. Mereka kemungkinan besar akan menghadapi MU di partai puncak kedua di ajang Piala Liga Inggris dalam sejarah klub. “Si Setan Merah” akan menjalani laga kedua semifinal, Kamis (2/2) dini hari WIB, di Stadion Old Trafford, dengan bekal kemenangan 3-0 di pertemuan pertama.
Enggan berpuas diri
Menembus final Piala Liga tidak membuat Howe dan skuad Newcastle puas. Mereka ingin menciptakan capaian monumental bagi klub dengan meraih gelar Piala Liga perdana. Selain itu, mereka berambisi mengakhiri kemarau trofi domestik yang terakhir kali didapatkan ketika merebut Piala FA edisi 1954-1955.
Meski telah dekat untuk meraih trofi perdana bagi kariernya sebagai manajer, Howe menganggap makna final itu lebih besar untuk klub dibandingkan dirinya. Ia pun tidak ingin anak asuhannya terlena dengan kebahagiaan di Piala Liga yang menghadirkan risiko kehilangan fokus untuk menghadapi laga lanjutan Liga Inggris.
Baca juga:
“Capaian ini tidak ada artinya bagi saya, ini tentang klub bukan saya. Kami memiliki tantangan di beberapa hari mendatang menghadapi West Ham (di liga), sehingga kami harus kembali bekerja agar keberhasilan mencapai final tidak berimbas pada laju kami di liga,” ucap Howe yang juga berambisi mempersembahkan tiket Liga Champions untuk The Magpies di akhir musim ini.
Drama 30 menit
Laga kedua Newcastle kontra Southampton di St James’ Park menghadirkan drama pada 30 menit pertama dengan menghasilkan tiga gol yang bertahan hingga peluit akhir. Tim tuan rumah tampil lebih mendominasi di setengah jam awal laga dengan mengandalkan kolaborasi operan-operan pendek dari kedua sisi sayap.
Newcastle telah unggul ketika laga baru berjalan lima menit setelah gelandang, Sean Longstaff, mencetak gol melalui sepakan keras dari dalam kotak penalti. Gol itu diawali umpan cermat bek sayap kanan, Kieran Trippier.
Sekitar 16 menit berselang, Longstaff mencatatkan brace usai menerima operan matang dari Miguel Almiron yang bergerak di sisi kiri lini serang The Magpies. Performa itu seakan menjadi puncak bagi performa Longstaff yang amat menanjak di musim ini.
Baca juga: Eddie Howe, Pilihan Kompromistis Newcastle
Pemain didikan akademi Newcastle itu adalah salah satu dari tiga pemain yang tampil di 27 laga The Magpies pada musim ini. Longstaff pun telah mencetak tiga gol dan dua asis.
“Ia (Sean Longstaff) pantas mencetak dua gol dari performanya yang menganggumkan di musim ini. Ia adalah bocah lokal dan sangat mencintai klub, jadi saya senang ia akhirnya mendapat kredit dari penampilannya,” kata Howe.
Performa apik Newcastle ternoda dengan kartu merah yang diterima gelandang bertahan, Bruno Guimaraes, akibat menekel Samuel Edozie. Awalnya, pemain tim nasional Brasil itu hanya menerima kartu kuning. Tetapi, setelah menyaksikan tayangan ulang insiden itu, wasit Paul Tierney menganulir kartu kuning dan langsung menghukum Guimaraes dengan kartu merah.
Guimaraes mendapat hukuman larangan tampil di tiga laga The Magpies. Ia beruntung karena hukuman kartu merah di Piala Liga berlaku di Liga Inggris, sehingga ia masih bisa tampil di laga final, akhir Februari mendatang. Tiga laga yang akan dilewatkan Guimaraes adalah tiga duel di liga menghadapi West Ham United, Bournemouth, dan Liverpool.
Baca juga: Kekuatan Motivasi Newcastle Jegal Manchester City
Meskipun telah tertinggal dua gol, Southampton tidak berhenti berjuang. Tim tamu mencetak gol hiburan melalui sepakan dari luar kotak penalti penyerang, Che Adams. Gol itu tercipta setelah gelandang Newcastle, Joseph Willock, salah melakukan operan yang justru mengarah kepada Adams.
Kerja keras Southampton untuk tampil menyerang di paruh kedua gagal membongkar pertahanan Newcastle, yang berlabel tim dengan lini belakang terbaik di Liga Inggris musim ini.
Setelah tersingkir dari Piala Liga Inggris, Manajer Southampton Nathan Jones menegaskan, fokus utama timnya adalah keluar dari zona degradasi Liga Inggris. Hingga menjalani laga ke-20, Southampton masih terdampar di posisi juru kunci dengan koleksi 15 poin.
“Seluruh fokus kami berada di Liga Inggris demi keluar dari turun kasta. Mengalahkan ancaman degradasi adalah target utama kami,” ucap Jones dilansir Sky Sports.