Pertemuan kedua semifinal Piala Liga Inggris antara Manchester United dan Nottingham Forest berpotensi menyajikan pemandangan langka. Manajer MU Erik Ten Hag diperkirakan akan melakukan rotasi besar-besaran di timnya
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MANCHESTER, SELASA – Manajer Manchester United, Erik ten Hag, dikenal sebagai sosok yang cenderung tidak menyukai rotasi secara besar-besaran pada tim besutannya. Kali ini, jadwal padat memaksa Ten Hag untuk melakukan rotasi ketika MU berjumpa Nottingham Forest pada pertemuan kedua semifinal Piala Liga Inggris.
Maka, laga melawan Nottingham di Stadion Old Trafford pada Kamis (2/2/2023) pukul 03.00 WIB akan menjadi pemandangan langka bagi pendukung MU untuk melihat sejauh mana kebolehan Ten Hag dalam merotasi skuadnya. Keengganan Ten Hag untuk merotasi skuad sudah berlangsung sejak ia membesut Ajax.
Ten Hag memang tidak pernah menyukai rotasi secara besar-besaran. Dia lebih memilih untuk tetap menurunkan susunan pemain utama yang sama dalam setiap laga dengan tujuan membiarkan mereka menyatu. Di MU, upaya itu ia tempuh karena menginginkan para pemainnya untuk meningkatkan gaya permainan sesuai dengan filosofi bermainnya.
“Setiap pesepakbola selalu suka dimainkan. Dalam perspektif saya, Anda bisa membangun dan merancang tim yang kuat jika para pemain sering bermain bersama,” kata Ten Hag.
Atas dasar keyakinan itulah Ten Hag memilih untuk hanya merotasi satu pemain ketika menghadapi Reading di putaran keempat Piala FA. Pelatih berpaspor Belanda itu hanya melakukan rotasi di jantung pertahanan tim dengan mengganti Lisandro Martinez dengan Harry Maguire. Selebihnya, susunan pemain yang ia turunkan persis sama seperti saat menaklukkan Nottingham 3-0 di pertemuan pertama.
Setiap pilihan selalu mengandung risiko. Demikian pula dengan keputusan Ten Hag tersebut. Tidak dimungkiri pendekatan Ten Hag membuat para pemain utama MU kelelahan dan mudah cedera lantaran kurangnya waktu pemulihan. Terbaru, MU kehilangan gelandang kreatif, Christian Eriksen, saat berjumpa Reading. Eriksen mengalami cedera pergelangan kaki di babak kedua usai mendapat tekel keras dari Andy Carrol.
Kehilangan Eriksen menjadi kerugian besar untuk MU karena dia merupakan salah satu pemain andalan Ten Hag di lini tengah. Ten Hag amat menyukai visi bermain, ketenangan, dan kreativitas Eriksen. Itu menjelaskan mengapa Eriksen termasuk pemain yang paling sering diturunkan Ten Hag musim ini. Sebelum Eriksen, MU juga sudah kehilangan sejumlah pemain kunci seperti Jadon Sancho, Anthony Martial, Diogo Dalot, dan Donny van De Beek.
Jadwal padat
Deretan pemain yang cedera memaksa Ten Hag untuk merotasi pemain di pertemuan kedua menghadapi Nottingham. Apalagi MU akan menjalani jadwal padat di bulan Februari dengan menjalani delapan pertandingan dalam 26 hari. MU saat ini menjadi satu-satunya klub Inggris yang masih bermain di empat kompetisi. Dengan begitu, tiada pilihan lain bagi Ten Hag untuk meruntuhkan prinsipnya itu demi menjaga kebugaran pemain jelang jadwal padat.
Dalam perspektif saya, Anda bisa membangun dan merancang tim yang kuat jika para pemain sering bermain bersama.
Di satu sisi, MU sedang dalam kondisi yang diuntungkan lantaran punya modal kemenangan 3-0 di pertemuan pertama. Menghadapi Nottingham, tim papan tengah Liga Inggris, di Old Trafford tentunya bukanlah perkara yang besar bagi MU. “Setan Merah” cukup menahan imbang Nottingham atau kalah dengan selisih gol tidak lebih dari tiga.
Catatan pertemuan kedua tim juga memihak MU. Dalam dua pertandingan terakhir, MU selalu mampu mengatasi Nottingham dengan skor 3-0. Maka, tidak ada alasan mendesak bagi Ten Hag untuk mempertahankan susunan pemain mula yang sama seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya. Tenaga para pemain kunci MU masih sangat dibutuhkan untuk laga krusial lain di Piala FA, Liga Inggris atau play off Liga Europa menghadapi Barcelona.
Laga melawan Nottingham akan membuka kesempatan bagi Jadon Sancho untuk kembali tampil setelah berkutat dengan cedera sejak Oktober 2022. Selain itu, Fred bisa menjadi opsi untuk menggantikan Eriksen. Marcus Rashford dan Bruno Fernandes yang selalu turun sebagai pemain mula bisa dicadangkan Ten Hag di laga ini.
Meski akan menghadapi jadwal padat, Ten Hag tidak merisaukan hal itu dan sebaliknya menganggap itu positif. Jadwal padat itu, bagi Ten Hag, justru mengindikasikan MU punya kesempatan besar untuk memenangkan trofi pertama setelah enam tahun mengalami nirgelar.
“Saya tidak mengeluh. Kami tahu apa jadwal pertandingannya. Kami hanya harus menghadapi ini,” kata Ten Hag.
Sementara itu, manajer Nottingham, Steve Cooper, mengakui timnya akan menjalani misi berat untuk membalikkan keadaan di Old Trafford. Tuntutan itu agak mustahil bagi Nottingham yang musim ini tidak punya rekor laga tandang cukup baik. Nottingham gagal mencetak gol dalam enam dari 10 pertandingan tandang. Dengan defisit tiga gol, keharusan mengejar ketertinggalan itu nyaris seperti hal tak masuk akal untuk Nottingham.
“Kami jelas kecewa dengan leg pertama, tapi itulah situasinya. Ini jelas merupakan tugas yang sangat sulit untuk lolos. Tapi ini semifinal dan saat Anda bermain untuk (Nottingham) Forest, itu suatu kehormatan dan keistimewaan. Kita harus menangkap semangat itu,” kata Cooper, dikutip dari Talk Sport. (REUTERS)