Indonesia tertinggal 0-2 lebih dulu saat melawan Thailand yang hanya menurunkan pemain pelapis dalam Kejuaraan Asia Bulu Tangkis Beregu Campuran. ”Merah Putih” pun harus lebih waspada sejak perempat final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
DUBAI, KAMIS — Indonesia, yang menurunkan pemain terbaik di setiap sektor, kesulitan ketika berhadapan dengan Thailand yang mengandalkan pemain-pemain pelapis pada Kejuaraan Asia Bulu Tangkis Beregu Campuran di Dubai, Uni Emirat Arab. Ini menjadi peringatan bagi Indonesia untuk sisa persaingan di Dubai dan Piala Sudirman 2023.
Pertandingan yang berlangsung di Dubai Exhibition Center, Kamis (16/2/2023), dimenangi Indonesia dengan skor 3-2. Indonesia pun menjadi juara Grup C, unggul atas Thailand di peringkat kedua. Kedua tim dipastikan lolos ke perempat final, sehari sebelumnya, setelah masing-masing menang atas tiga tim lain, yaitu Lebanon, Suriah, dan Bahrain.
Bersama Indonesia dan Thailand, dua tim peringkat teratas pada tiga grup lainnya akan bersaing pada perempat final. Mereka adalah China dan Korea Selatan (Grup A), India dan Malaysia (Grup B), serta Jepang dan Hong Kong (Grup D).
Laga babak delapan besar, yang akan berlangsung Jumat, ditentukan melalui undian setelah semua pertandingan penyisihan grup selesai, Kamis tengah malam WIB. Perempat final mempertemukan tim juara dengan peringkat kedua dari grup berbeda.
Meski menjadi juara grup, hasil melawan Thailand menjadi peringatan bagi Indonesia bahwa apa pun bisa terjadi di lapangan. Dalam kejuaraan yang merupakan kualifikasi untuk Piala Sudirman di Suzhou, China, 14-21 Mei, ini, Indonesia mendaftarkan hampir semua pemain terbaik dari setiap nomor. Hanya tunggal putra yang tak memasukkan nama Jonatan Christie sebagai pemain terbaik berdasarkan peringkat dunia.
Namun, Anthony Sinisuka Ginting, yang memiliki peringkat ketiga dunia, satu tingkat di bawah Jonatan, diturunkan bersama rekan-rekannya yang berstatus nomor satu di Indonesia. Mereka adalah Gregoria Mariska Tunjung (peringkat ke-14 dunia), Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (8), Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (10), dan ganda putra peringkat teratas dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Gregoria bahkan dipilih untuk bermain meski dalam kondisi flu.
Sebaliknya, Thailand tampil di Dubai tanpa pemain-pemain berperingkat terbaik, seperti Kunlavut Vitidsarn (tunggal putra), Ratchanok Intanon (tunggal putri), dan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (ganda campuran). Namun, menghadapi barisan pemain pelapis, Indonesia langsung tertinggal 0-2 setelah Anthony kalah dari Sitthikom Thammasin dengan skor 9-21, 12-21, lalu Gregoria dikalahkan Busanan Ongbamrungphan, 18-21, 15-21.
Anthony kesulitan mengembangkan permainan di atas karpet licin yang membuatnya beberapa kali terpeleset. ”Memang, lawan juga main di lapangan yang sama, tetapi dia lebih baik dalam beradaptasi dengan lapangan. Saya sudah berusaha fokus ke permainan, tetapi sering hilang fokus karena tidak bisa bermain dengan karpet yang licin,” tutur Anthony.
Peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu sebenarnya selalu menang dalam empat pertemuan dengan Thammasin. Namun, pemain Thailand berperingkat ke-33 dunia itu adalah pemain yang ulet. Anthony selalu mendapat perlawanan ketat dalam empat laga sebelumnya.
Sementara itu, Gregoria mengaku kesulitan bertanding dengan baik dalam kondisi batuk, pilek, dan pusing. ”Saya kesulitan untuk mengatur napas. Hingga poin 15-an, saya masih bisa mengimbangi, tetapi setiap ada reli, terasa terganggu dan berat untuk mengatur napas. Saya berterima kasih masih diberi kesempatan main, tetapi kondisi saya memang sedang tidak prima,” tuturnya.
Saya sudah berusaha fokus ke permainan, tetapi sering hilang fokus karena tidak bisa bermain dengan karpet yang licin.
Tim ”Merah Putih” akhirnya memenangi pertandingan melalui tiga nomor ganda, yaitu ganda putra, putri, dan campuran. Fajar/Rian memperkecil ketertinggalan Indonesia, itu pun melalui laga tiga gim saat melawan pasangan dengan ranking ke-75 dunia, Pharanyu Kaosamaan/Worrapol Tongsa-nga. Fajar/Rian menang dengan skor 21-13, 19-21, 21-16.
Apriyani/Fadia, ganda putri terbaik Indonesia yang baru berpasangan sejak pertengahan 2022, menyamakan kedudukan setelah mengalahkan dua bersaudara, Benyapa/Nuntakarn Aimsaard, 18-21, 21-16, 21-14. Dari semua nomor, laga ganda putri menjadi yang paling seimbang karena mempertemukan dua pasangan peringkat sepuluh besar dunia.
Meski demikian, Aimsaard bersaudara bukanlah ganda putri nomor satu Thailand. Mereka memiliki pasangan nomor tujuh, Rawinda Prajongjai/Jongkolphan Kititharakul, yang tak disertakan ke Dubai. Rinov/Pitha akhirnya memberi kemenangan ketiga bagi Indonesia dengan kemenangan atas Pakkapon Teeraratsakul/Phataimas Muenwong (peringkat ke-221), 21-18, 21-19.
Fadia mengungkapkan, bermain dalam kejuaraan beregu tidaklah mudah, apalagi mereka tampil dalam situasi Indonesia tertinggal. Dia pun bermain dengan tegang pada gim pertama. ”Karena tegang, pola main saya pada gim pertama kurang maksimal. Sejak gim kedua, saya lebih fokus untuk bermain lebih baik dan kami pun bisa berkembang,” tutur Fadia.
Setelah persaingan penyisihan grup, lawan yang akan dihadapi Indonesia semakin kuat, termasuk juara bertahan China yang menurunkan skuad pelapis. Adapun India dan Malaysia diperkuat pemain-pemain terbaik mereka.