Leeds United menghadapi "derbi mawar" versus Manchester United dengan situasi tidak ideal. Setelah memecat Jesse Marsch, "Si Putih" berambisi mengembalikan warna Marcelo Bielsa.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LEEDS, SELASA – Hanya berselang dua hari jelang tampil di Stadion Old Trafford, markas Manchester United, pada laga tunda pekan kedelapan Liga Inggris, Kamis (9/2/2023) pukul 03.00 WIB, Leeds United mengakhiri kerja sama dengan sang manajer, Jesse Marsch. “Si Putih” akan menjalani dua laga “derbi mawar” kontra MU dalam rentan waktu empat hari tanpa kehadiran juru taktik.
Kesabaran manajemen Leeds kepada Marsch, manajer asal Amerika Serikat, mencapai titik batas seusai kekalahan dari rival zona degradasi, Nottingham Forest, 0-1, Minggu (5/2) lalu. Kekalahan itu membuat Leeds hanya unggul selisih gol dari Everton, penghuni peringkat ke-18, yang menjadi posisi terakhir zona merah.
Selanjutnya, Leeds bakal menjalani dua laga krusial menghadapi MU. Mereka akan bertandang ke Old Trafford, 9 Februari, lalu gantian menjamu MU pada pekan ke-23 Liga Inggris di Stadion Elland Road, Minggu (12/2).
Marsch memang bisa membantu Leeds keluar dari ancaman turun kasta di akhir musim 2021-2022. Tetapi, selama 12 bulan kepemipinannya, Marsch gagal mengangkat prestasi Si Putih dibandingkan pada masa-masa akhir Marcelo Bielsa, pendahulunya.
Pada Februari tahun lalu, Bielsa dipecat manajemen Leeds usai hanya menduduki peringkat ke-16 dengan koleksi 20 pon setelah menjalani 26 pertandingan. Marsch memang bisa memenuhi target tim untuk bertahan di Liga Primer, tetapi Leeds mengalami penurunan pada posisi klasemen.
Pada musim 2021-2022, Leeds mengakhiri kompetisi di peringkat ke-17. Mereka hanya mengoleksi 38 poin dari 38 laga.
Usai merampungkan 20 laga musim ini, mantan Pelatih RB Leipzig itu tidak mampu mengeluarkan Leeds dari tim yang terperangkap dalam ancaman degradasi. Si Putih hanya mengemas 18 poin dari 20 gim.
Padahal, Marsch telah mendapat dukungan penuh dari manajemen untuk memperkuat skuad. Ia mengeluarkan dana 140 juta pounds atau sekitar Rp 2,5 triliun pada dua jendela transfer musim ini.
Dengan pemecatan itu, klub punya cukup waktu untuk mengatasi masalah (performa) itu. Leeds butuh manajer yang bisa mengeluarkan potensi terbaik dari skuad mereka dalam waktu cepat.
Namun, Leeds gagal tampil apik, bahkan tanpa meraih kemenangan dalam tujuh duel liga terakhir. Patrick Bamford dan kawan-kawan terakhir kali meraih kemenangan atas Bournemouth, 5 November lalu.
Paul Robinson, mantan kiper Leeds, mengaku dirinya tidak terkejut dan tidak kecewa dengan keputusan manajemen Si Putih terhadap Marsch. Menurut dia, Leeds sepatutnya lebih cepat memecat Marsch yang tidak mampu memberikan perubahan signifikan dari musim lalu.
“Dengan pemecatan itu, klub punya cukup waktu untuk mengatasi masalah (performa) itu. Leeds butuh manajer yang bisa mengeluarkan potensi terbaik dari skuad mereka dalam waktu cepat,” ujar Robinson kepada Sky Sports.
Untuk menghadapi MU, Leeds akan dipimpin oleh tiga pelatih tim utama, yaitu Michael Skubala, Paco Gallardo, dan Chris Armas.
Bamford mengakui, timnya berada dalam situasi sulit. Kekalahan dari Nottingham, yang merupakan pesaing langsung untuk keluar dari zona merah, kata Bamford, merangkum permasalahan tim yang kurang memiliki motivasi untuk keluar dari situasi sulit.
“Di ruang ganti kami hanya sedikit pemain, yang berpengalaman menghadapi kondisi buruk saat ini, demi membantu kami mengetahui apa yang harus dilakukan. Kami hanya bergantung kepada pemain-pemain muda. Semoga kami bisa melalui periode (sulit) ini,” kata Bamford kepada LUTV.
Leeds adalah tim dengan rerata pemain termuda kelima di Liga Inggris musim ini dengan usia 25,4 tahun. Hanya Brighton & Hove Albion, Chelsea, Arsenal, dan Southampton yang memiliki skuad lebih muda.
Nuansa Bielsa
Demi terhindar dari zona merah, Leeds mengincar Manajer West Bromwich Albion, Carlos Corberan. Juru taktik muda berusia 39 tahun itu bukan sosok yang asing bagi Leeds.
Ia sempat menangani Leeds U-23 pada periode 2017-2020. Selain itu, ia juga bakal mengembalikan memiliki nuansa Bielsa ke tim Leeds.
Selama menangani tim junior Leeds, Corberan juga bertugas sebagai pelatih tim utama Si Putih. Corberan adalah salah satu staf pelatih Leeds yang membantu Bielsa mengakhiri penantian Si Putih selama 16 tahun untuk kembali ke Liga Primer.
Meskipun tidak memiliki catatan cemerlang sejak menangani Huddersfield Town (2020-2022) dan Olympiacos (2022), Corberan mulai mendapat apresiasi di Inggris berkat mengangkat performa West Brom di Divisi Championship musim ini.
Sejak tiba di West Brom, Oktober 2022, Corberan mengangkat tim itu dari posisi ke-23 atau dua terbawah, ke peringkat enam. West Brom pun berpeluang merebut tiket babak play-off untuk memperebutkan tiket promosi ke Liga Primer edisi 2023-2024.
Namun, Corberan enggan membicarakan peluangnya kembali ke Stadion Elland Road. Ia hanya ingin fokus menjalani tugasnya bersama West Brom.
“Anda bisa membahas rumor (ketertarikan Leeds) selama pekan ini, tetapi fokus saya hanya bekerja untuk membantu peningkatan tim dan membawa tim lebih kompetitif. Saya sangat senang bekerja di sini,” kata Corberan kepada Birmingham Live.
Ketika ruang ganti Leeds tengah rapuh, kondisi sebaliknya dialami “Si Setan Merah”. Manajer MU Erik ten Hag mengatakan, kebersamaan adalah kunci utama skuad MU mengemas hasil positif dalam beberapa laga terakhir.
“Anda bisa lihat kebersamaan untuk bertarung satu sama lain telah ditampilkan pemain di setiap pertandingan. Kami harus mempertahankan standar dan nilai-nilai MU untuk terus mengejar hasil maksimal,” kata Ten Hag dilansir laman klub.
Jika bisa mengalahkan Leeds, MU akan menyamai perolehan poin Manchester City yang duduk di peringkat kedua. Duo Manchester akan sama-sama mengoleksi 45 poin. (AFP)