Piala Dunia Usai, PB Perbakin Berbenah Menuju Perebutan Tiket Olimpiade
Petembak Indonesia kini fokus menyiapkan diri menghadapi sejumlah kejuaraan yang memperebutkan tiket Olimpiade Paris 2024, termasuk Kejuaraan Asia Menembak, Februari 2024.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rangkaian Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol ISSF 2023 di Jakarta berakhir, seusai beberapa nomor dibatalkan pada Selasa (7/2/2023). Kontingen Indonesia menempati peringkat keenam klasemen perolehan medali, dengan 2 emas dan 4 perunggu. Setelah ini, Pengurus Besar Persatuan Berburu dan Menembak Seluruh Indonesia akan bersiap menuju Asian Games 2023 dan Kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
”Bersyukur dengan perolehan medali kali ini, tetapi kami belum puas karena sasarannya adalah Olimpiade,”Ketua Harian PB Perbakin Siswanto.
Dalam misi melanjutkan capaian Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba yang tampil di Olimpiade Tokyo 2020, PB Perbakin kembali menargetkan mendapat tiket pada sejumlah seri Piala Dunia dan Kejuaraan Asia yang menjadi kualifikasi Olimpiade.
Kepala Pelatih PB Perbakin Glenn Clifton Apfel mengungkapkan, sejumlah evaluasi telah disiapkan seusai Piala Dunia Menembak. Evaluasi tidak hanya perihal capaian performa saat pertandingan, juga evaluasi menyeluruh dari intelektual, emosional, hingga spiritual para petembak. Menurut Glenn, dengan pelatih asing yang dimiliki, PB Perbasi telah melakukan tugas dengan baik dalam mengembangkan kemampuan petembak.
”Sebenarnya, para atlet kita saat latihan sudah sangat bagus, tetapi ketika bertanding situasinya kan menjadi berbeda. Hal-hal seperti intelektual, emosional, dan spiritual sangat berperan, apalagi di kejuaraan-kejuaraan besar,” ujar Glenn.
Masalah mental atlet juga diungkapkan pelatih tim senapan Indonesia, Ebrahim Inanlou atau Ali Reza. Menurut dia, kemampuan petembak sudah berada cukup baik dan seharusnya mampu bersaing dengan petembak dunia. Akan tetapi, karena pengalaman menembak di kejuaraan yang masih minim, jadi perlu membiasakan diri berlaga di kejuaraan internasional.
Ali Reza berharap, PB Perbakin memfasilitasi pihaknya untuk melakukan kamp pelatihan di Jerman, sama seperti yang mereka lakukan sebelum SEA Games Vietnam 2021. Menurut pelatih asal Iran tersebut, kamp pelatihan perlu untuk kesiapan secara mental maupun teknik petembak.
Apalagi ada agenda perebutan tiket Olimpiade di Baku, Azerbaijan, pada Mei 2023. Dia berharap, Indonesia bisa mengirimkan petembak untuk berpartisipasi. Selain itu, setelah kejuaraan tersebut tim pelatih berharap para petembak muda diberikan kesempatan berlaga di turnamen seperti grand prix.
”Pengalaman bertanding bisa mulai bertahap dan rutin ikut turnamen internasional, mulai dari skala grand prix hingga kejuaraan dunia. Dengan demikian, jika semakin banyak pengalaman, petembak bisa meminimalkan kesalahan dasar dalam pertandingan,” kata Ali Reza.
Pernyataan Ali Reza soal mental bertanding memang tergambar pada Piala Dunia Menembak 2023. Sejumlah atlet yang minim mengikuti turnamen mengalami beberapa kendala teknis. Seperti yang dialami petembak pistol 10 meter putra, Izzuddin yang lalai mengecek senapan sebelum pertandingan. Akibatnya, ada insiden tabung angin senapannya bocor di tembakan ke-13. Kebocoran itu membuat tenaga senapan berkurang sehingga arah tembakan tidak bisa dikendalikan.
Situasi diperparah dengan kurangnya pemahaman aturan lomba. Selepas mengganti tabung angin, Izzudin membuang angin yang ternyata dilarang oleh panitia. Juri pun memberinya penalti pemotongan 10 poin atau hilang satu tembakan.
Kendala teknis juga dialami trio petembak putri Indonesia saat tampil di babak kualifikasi nomor senapan 50 meter tiga posisi. Diaz Kusumawardani, Vidya Rafika, dan Audrey Zahra Dhiyaanisa punya kesempatan tampil di final medali emas. Saat itu, mereka memimpin saat menembak dengan posisi pertama. Namun, akibat kendala teknis saat perpindahan posisi, membuat mereka gagal pada manajemen waktu yang berimbas terganggunya konsentrasi saat menembak.
”Saat latihan kami selalu menembak dengan baik. Tapi, di lapangan situasi menjadi berbeda, apalagi perihal mental pertandingan sehingga menajemen waktu kami ikut terpengaruh,” ujar Vidya.