Liverpool dan Chelsea berupaya mengakhiri performa buruk pada duel hari Sabtu. Untuk itu, Liverpool ingin memperbaiki kinerja pertahanan, adapun Chelsea perlu meningkatkan ketajamannya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT — Duel Liverpool kontra Chelsea di Stadion Anfield, Sabtu (21/1/2023), pukul 19.30 WIB, telah kehilangan makna sebagai salah satu pertarungan untuk mengejar posisi di papan atas pada musim ini. Meskipun begitu, kedua tim itu wajib mengemas hasil positif demi memupus ”awan gelap” yang tengah menggelayuti akibat performa inkonsisten yang tidak kunjung berakhir.
Liverpool dan Chelsea kompak terpuruk dan terjebak di papan tengah memasuki paruh kedua Liga Inggris pada musim 2022-2023. Mereka sama-sama baru mengumpulkan 28 poin. ”Si Merah” berada di peringkat kesembilan, sedangkan ”Si Biru” kesepuluh. Dengan koleksi poin tersebut, kedua tim raksasa itu nyaris mustahil ikut serta pada pertarungan gelar juara Liga Inggris pada musim ini. Mereka tertinggal 19 poin dari Arsenal yang nyaman berada di di puncak klasemen.
Peluang Liverpool dan Chelsea untuk bersaing mengisi peringkat empat besar atau zona Liga Champions Eropa pun tidak akan mudah. Mereka masih tertinggal jauh, yaitu 10 poin, dari Newcastle United yang duduk di peringkat keempat.
Sepanjang Januari, kekuatan kedua tim itu sebagai pesaing gelar juara memang terlihat telah jauh memudar. Liverpool mengalami dua kekalahan beruntun di Liga Inggris, lalu hanya meraih satu imbang dan sekali menang menghadapi Wolverhampton Wanderers pada dua laga putaran ketiga Piala FA.
Sementara Chelsea baru sekali menang pada 2023, yaitu ketika mengalahkan Crystal Palace, 15 Januari lalu. Sebelum laga itu, Si Biru menelan tiga kekalahan dan satu imbang.
Cody Gakpo (23), penyerang baru Liverpool yang didatangkan pada jendela transfer Januari ini, bertekad mencetak gol pertamanya untuk tim barunya pada laga menghadapi Chelsea. Pada tiga laga sebelumnya, pemain tim nasional Belanda itu mengaku masih menjalani adaptasi sehingga belum bisa menyumbangkan gol untuk Si Merah.
”Saya dan rekan setim sedang berusaha untuk mengenal satu sama lain. Saya merasa sudah semakin membaik di setiap pertandingan dan saya yakin bisa tampil baik pada laga selanjutnya (melawan Chelsea),” kata Gakpo dilansir laman resmi Liverpool, Jumat (20/1).
Menurut dia, laga melawan Chelsea hadir pada waktu yang tepat. Skuad Liverpool, tambahnya, telah memugar kepercayaan diri seusai mengalahkan Wolves pada laga ulangan Piala FA, Rabu (18/1) lalu. ”Kemenangan atas Wolves bagus bagi semua orang di tim kami untuk menaikkan kepercayaan diri. Kami harus melanjutkan kerja keras dan meningkatkan diri setiap hari demi konsisten meraih hasil positif,” ucapnya.
Dalam konferensi pers jelang laga itu, Manajer Liverpool Juergen Klopp menyoroti performa pertahanan timnya yang kemasukan tiga gol, masing-masing, pada dua laga terakhir di Liga Inggris, yaitu dari Brentford dan Brighton & Hove Albion. Menurut dia, para pemainnya harus mulai menunjukkan kerja keras dan penampilan kompak di lini pertahanan demi bisa kembali meraih tiga poin di Liga Inggris. Kali terakhir mereka mampu menang di Liga Inggris adalah pada malam penutup 2022, yaitu saat membekap Leicester City, 2-1.
”Sisi positif dari permainan bertahan telah kami tampilkan pada laga melawan Wolves. Kami wajib menjaga fokus dan menghindari kesalahan,” kata Klopp, manajer asal Jerman yang akan menjalani laga ke-1.000 dalam kariernya sebagai juru taktik.
Pada laga melawan Chelsea, Liverpool belum bisa diperkuat bek tengahnya, Virgil van Dijk, yang masih dibekap cedera. Maka, pilihan Klopp untuk menutup jantung pertahanan timnya ada pada Ibrahima Konate, Joel Matip, atau Joe Gomez.
Kami harus menemukan stabilitas dengan kekuatan tim yang kami miliki. Ini tidak mudah, tetapi kami terus menganalisis performa untuk terus berbenah.
Absennya Van Dijk menjadi tantangan berat Liverpool untuk menghindari rekor buruk. Jika tumbang dari Chelsea, untuk pertama kalinya sejak 1953 mereka selalu kalah di tiga laga pertama pada Tahun Baru.
Pekerjaan rumah berat juga tengah menyelimuti Manajer Chelsea Graham Potter. Ia masih gagal mendongkrak penampilan Si Biru yang inkonsisten.
Tekanan terhadap Potter kian besar karena dirinya telah membuat pemilik Chelsea, Todd Boehly, mengeluarkan dana sebesar 183,5 juta euro (sekitar Rp 3 triliun) untuk mendatangkan enam pemain baru di bursa transfer musim dingin ini.
Namun, kehadiran para pemain baru itu, seperti Joao Felix, Benoit Badiashile, David Fofana, Mykhaylo Mudryk, dan Noni Madueke, belum sepenuhnya bisa membuat Si Biru bisa kembali disegani di kancah domestik. Potter berkilah para pemain barunya itu masih membutuhkan waktu untuk tampil sesuai dengan sistem yang diinginkannya.
”Kami harus menemukan stabilitas dengan kekuatan tim yang kami miliki. Ini tidak mudah, tetapi kami terus menganalisis performa untuk terus berbenah,” ujar Potter dalam konferensi pers jelang laga itu.
Serupa Liverpool, optimisme Chelsea bangkit setelah menang pada laga terakhirnya. Si Biru mengalahkan Palace, 1-0, berkat gol Kai Havertz. Namun, Chelsea perlu tampil lebih tajam di Anfield jika ingin menambah poin di klasemen.
Si Biru adalah tim dengan pertahanan terbaik keempat di Liga Inggris musim ini karena baru kemasukan 21 gol dari 19 laga. Namun, di sisi lain, mereka tim terburuk di peringkat sepuluh besar dalam hal produktivitas gol. Mereka hanya bisa membuat 22 gol dari 19 laga atau rata-rata 1,15 gol per laga.
Havertz, penyerang Chelsea, berharap bisa melanjutkan ketajamannya ketika menghadapi Liverpool. Pemain yang musim ini kerap tampil sebagai ujung tombak itu telah mengemas lima gol dari 18 laga di liga. ”Semoga saya bisa menambah torehan gol untuk membantu tim menang,” ucapnya. (AFP)