Penampilan sempurna Arsenal pada 45 menit pertama cukup untuk mengunci kemenangan langka di markas Spurs.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SENIN – Arsenal bisa kembali mencicipi manis kemenangan di markas Tottenham Hotspur, setelah terakhir kali terjadi saat manajer Mikel Arteta masih menjabat kapten tim pada 2014. Kemenangan langka itu mempertegas, skuad “Si Meriam” memang berada di dunia berbeda musim ini.
Sepasang gol pada paruh pertama dari gelandang Martin Odegaard dan bunuh diri kiper Hugo Lloris cukup untuk mengantar Arsenal pulang dengan tiga poin dari Stadion Tottenham Hotspur, Senin (16/1/2023) WIB. Tim tamu menang 2-0 berkat penampilan sangat dominan pada 45 menit awal.
Setelah peluit akhir, Arteta bersama anak asuhnya menari-nari di depan tribun pendukung tandang. Para pendukung mengiringi dengan nyanyian “Kami Punya Super Mikel Arteta”. Seperti tercermin dari wajah semringah mereka, kemenangan itu sangatlah berarti bagi skuad Arsenal.
“Sangat emosional. Ini adalah hari sangat spesial untuk klub kami. Anak-anak sangat impresif. Mereka mampu menunjukkan kualitas dan determinasi, tidak takut bermain di stadion ini. Kami sudah menunjukkan keinginan besar (untuk mendominasi) sejak awal laga,” ujar Arteta.
Arsenal bisa berjaya lagi di markas tim rival seusai 8 laga beruntun tanpa kemenangan (6 kalah, 2 seri). Hasil itu juga menjadi kemenangan pertama Odegaard dan rekan-rekan sejak Spurs pindah dari Stadion White Hart Lane pada 2017.
Skuad Arsenal mempertegas, performa hebat mereka musim ini bukan sebuah tren sementara. Skuad muda itu memang sudah berkembang, lebih berkualitas dan dewasa musim ini. Adapun mereka saat ini memuncaki klasemen Liga Inggris setelah 18 laga, unggul 8 poin dari peringkat kedua Manchester City.
“Musim lalu dan sebelumnya, kami bermain bagus di markas mereka. Namun, kami tidak cukup tajam pada momen krusial. Kami memperlihatkan sisi berbeda hari ini. Hasil ini memperlihatkan betapa banyak kami telah berkembang musim ini,” ucap Odeegard.
Kematangan “Si Meriam” terpampang jelas pada paruh pertama. Mereka seolah mengajarkan cara bermain sepak bola kepada Harry Kane dan rekan-rekan. Tim tamu dominan menguasai bola di separuh lapangan lawan dengan kombinasi umpan pendek bertempo tinggi. Spurs tidak mampu keluar dari tekanan pertahanan blok ekstra tinggi tim tamu.
Sangat emosional. Ini adalah hari sangat spesial untuk klub kami.
Arsenal pun unggul cepat pada menit ke-14 lewat gol bunuh diri Lloris. Sang kiper tidak mampu mengantisipasi umpan silang penyerang sayap Bukayo Saka. Jelang turun minum, Odegaard menggandakan keunggulan lewat tendangan indah dari luar kotak penalti.
Spurs sempat memeragakan pertahanan blok tinggi pada awal laga. Namun, seperti diperlihatkan sepanjang musim, Arsenal sangat sulit ditekan di pertahanan sendiri. Mereka punya gelandang jangkar Thomas Partey dan bek sayap Oleksander Zinchenko yang akan berduet di lini tengah saat membangun serangan. Dengan teknik tinggi, keduanya tidak tersentuh.
“Si Lili Putih”, julukan Spurs, pun terpaksa memainkan blok medium. Mereka yang tampil dengan formasi 3-4-2-1 lebih banyak menunggu pada 45 menit pertama. Alhasil, sebelum turun minum, Arsenal unggul telak dalam penguasaan bola 56,2 persen dan sembilan tembakan, yang empat diantaranya mengarah ke gawang.
Di sisi lain, skema serangan balik mereka selalu bisa diputus oleh tekanan pemain Arsenal yang sangat reaktif. Trio penyerang Kane, Son Heung-min, dan Dejan Kulusevksi terpaksa lebih banyak membantu pertahanan. Mereka jarang mendapatkan bola di sepertiga akhir.
“Sulit untuk bangkit setelah tertinggal dua gol. Saat ini Arsenal adalah lawan yang sangat sulit, seperti City. Kedua tim merupakakan kandidat terkuat juara liga musim ini. Saya tidak kecewa dengan komitmen para pemain. Kami selalu mencoba bangkit dan berhasil merepotkan mereka,” jelas manajer Spurs Antonio Conte.
Badai serangan sempat menerpa Arsenal pada 15 menit paruh kedua. Conte menginstruksikan anak asuhnya untuk menyerang total. Beberapa peluang emas tercipta lewat Kane dan bek sayap Ryan Sessegnon, tetapi masih mampu digagalkan penjaga gawang Aaron Ramsdale.
Ramsdale membuat pertahanan Arsenal tetap tenang di tengah badai. Dia terpilih sebagai pemain terbaik laga dengan menciptakan tujuh penyelamatan. Salah satu penyelamatan terbaik Ramsdale terjadi saat skor 1-0. Dia menggagalkan upaya Son dalam duel satu lawan satu.
Di paruh kedua, tim tuan rumah mampu unggul jauh dalam jumlah tembakan 13 kali dan lima diantaranya mengarah ke gawang. Namun, Kane dan rekan-rekan kesulitan membuka keran gol karena pertahanan Arsenal cukup disiplin, selain juga karena aksi heroik Ramsdale. Adapun Arsenal tidak pernah kehilangan poin musim ini setelah unggul pada turun minum.
Pendekatan strategi bertahan dari Arteta juga sukses membuat frustasi para penyerang Spurs. Arsenal bermain dengan formasi empat bek, 4-3-3. Namun, formasi berubah menjadi lima bek saat bertahan. Saka diinstruksikan turun untuk sejajar dengan empat bek lain. Adaptasi itu bertujuan untuk mencegah serangan sayap yang selalu jadi andalan Spurs.
Tensi tinggi derbi terpanas di Inggris itu berlanjut setelah laga berakhir. Ramsdale terlibat adu mulut dengan pemain pengganti lawan Richarlison. Setelah itu, salah satu pendukung Spurs juga mencoba masuk ke lapangan, lalu menendang punggung Ramsdale.
Arteta mengakhiri kericuhan itu dengan meminta anak asuhnya fokus terhadap selebrasi dengan para pendukung di sisi lapangan lain. “Saya tidak melihat (insiden) itu. Saya hanya melihat permainan sepak bola yang hebat dan hanya ingin membicarakan itu,” pungkas sang manajer. (AP/REUTERS)