City merasakan betapa sulitnya hidup tanpa De Bruyne. Mereka beruntung karena Mahrez kembali hadir pada waktu yang dibutuhkan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
MANCHESTER, JUMAT – Manchester City begitu dekat dengan rekor tiga kali kekalahan beruntun setelah paruh pertama lawan Tottenham Hotspur, tertinggal dua gol. Beruntung, tim juara bertahan itu memiliki penyerang sayap Riyad Mahrez yang sedang berapi-api. Sihir dari kakinya menginspirasi parade empat gol City seusai turun minum.
Markas City di Stadion Etihad, Kota Manchester, menghadirkan sisi cerita bertolak belakang dalam dua babak, pada Jumat (20/1/2022) dini hari WIB. Tim tuan rumah sempat disoraki para pendukung sendiri setelah tertinggal 0-2 dari Spurs pada turun minum. Namun, mereka tetap mampu menutup kisah itu dengan manis lewat kemenangan 4-2.
Tim asuhan Manajer Josep Guardiola itu merasakan betapa sulitnya bermain tanpa gelandang kreatif Kevin De Bruyne yang absen pertama kali musim ini akibat cedera. Peran De Bruyne digantikan penyerang tim nasional Argentina Julian Alvarez yang dipaksa bermain lebih mundur dari posisi aslinya. Alvarez berperan sebagai gelandang serang dalam formasi 4-2-3-1.
Semakin sulit lagi karena lawan yang dihadapi adalah Spurs. Manajer Antonio Conte yang dikenal pragmatis datang dengan formasi bertahan, 3-4-2-1. Formasi itu akan berubah menjadi lima bek sejajar saat bertahan. “Sangat sulit (dengan lima bek lawan). Mereka bisa melapisi pemain sayap kami dengan dua pemain sekaligus,” kata penyerang sayap City, Jack Grealish.
Rasa frustasi The Citizens kentara jelang turun minum. Mereka tertinggal pada semenit sebelum akhir paruh pertama. Penyerang sayap Spurs Dejan Kulusevski sukses memanfaatkan sapuan buruk dari kiper Ederson. Beberapa menit berselang, Spurs menggandakan keunggulan lewat sundulan bek sayap Emerson Royal. Lagi-lagi dari tepisan Ederson yang kurang bersih.
“Gairah, api, dan semangat untuk memenangkan laga sejak menit pertama. Pendukung kami juga hening selama 45 menit pertama,” kata Guardiola saat ditanya alasan timnya tertinggal dua gol lebih dulu. “Juga, seharusnya kami tidak memberikan hadiah gol semacam itu,” lanjutnya.
Di tengah bayang-bayang kekalahan musim lalu dari Spurs di Stadion Etihad 2-3, City mampu menunjukkan kembali wajah juara bertahan pada paruh kedua. Mahrez dan rekan-rekan langsung tancap gas menekan Spurs yang bertahan lebih dalam. Sisi kanan City yang diisi Mahrez dan bek sayap Rico Lewis selalu memberi percikan di tengah jebakan benteng ala Conte.
Berkat aksi Mahrez dari sisi sayap, tim tuan rumah mampu menyeimbangkan kedudukan hanya dalam enam menit setelah paruh kedua dimulai. Gol pertama berawal dari pergerakan Mahrez di sisi kanan mengelabui dua pemain Spurs.
Gairah, api, dan semangat untuk memenangkan laga sejak menit pertama.
Aksi pemain kidal tersebut berujung kemelut di kotak penalti yang kemudian dimanfaatkan menjadi gol oleh Alvarez. Alvarez memang tidak punya kreativitas seperti De Bruyne, tetapi dia mampu menjadi sosok penyerang ekstra di kotak penalti untuk membantu Erling Haaland.
Suasana Stadion Etihad kembali hidup setelah gol pada menit ke-51 itu. Dua menit berselang, giliran Haaland yang mencetak gol lewat umpan terukur Mahrez. Berkat sentuhan magis Mahrez pula, Haaland akhirnya bisa mengakhiri paceklik setelah tiga laga beruntun gagal mencetak gol.
Mahrez menutup aksi menawannya dengan sumbangan dua gol pada menit ke-63 dan ke-90. Gol terakhirnya sukses menyudahi perlawanan Spurs yang sempat berupaya bangkit pada akhir paruh kedua. Adapun Mahrez melanjutkan penampilan impresifnya seusai mencetak tiga gol dalam tiga laga terakhir, termasuk sumbangan sepasang gol saat bertemu Chelsea di Piala FA.
Conte sudah memperingatkan anak asuhnya sebelum laga, mereka tidak boleh membuat kesalahan sekecil apa pun. Namun, luka di pertahanan “Si Lili Putih” agaknya belum pulih seusai takluk dari Arsenal di Derbi London Utara, akhir pekan lalu. “Kami kemasukan terlalu banyak gol. Empat gol di paruh kedua. Itu pertama kali terjadi di karier saya,” ujarnya.
“Namun, saya pikir penampilan kami lebih baik dibandingkan saat menang di tempat ini musim lalu. Kami lebih berani dan bisa membuat lebih banyak masalah untuk City. Musim lalu kami lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik,” lanjut manajer asal Italia tersebut.
Seperti kata Conte, Spurs selalu bisa merepotkan dengan serangan dari sisi sayap, terutama sisi kanan yang ditempati Kulusevski dan Emerson. Tim tamu bahkan nyaris unggul lagi saat kedudukan 2-2. Sayangnya, pemain sayap Ivan Perisic gagal memanfaatkan umpan silang dari Kulusevski. Tendangannya bisa diadang Lewis, lalu membentur tiang gawang.
Adapun “Si Lili Putih” tidak terlalu efisien setelah turun minum. Harry Kane dan rekan-rekan tidak mampu menciptakan satu pun tembakan tepat sasaran pada 45 menit kedua. Adapun mereka sempat unggul dalam tembakan tepat sasaran atas City pada paruh pertama, 3-2, dengan penguasaan bola jauh lebih sedikit, 39,2 persen.
Penyerang Spurs asal Korea Selatan Son Heung-min mencatatkan sejarah di Stadion Etihad. Dia menjadi pemain asal Asia pertama yang tampil dalam 250 pertandingan Liga Inggris. Mirisnya, Son harus menatap realitas performanya tidak sebaik musim lalu. Pencetak gol terbanyak Liga Inggris musim lalu itu baru menciptakan empat gol pada musim ini.
Lewat hasil itu, City kembali mempertegas status sebagai tim dengan mental juara terbaik. Menurut Opta, City tidak pernah terkalahkan dalam lima laga beruntun di Liga Inggris (3 menang, 2 imbang) setelah tertinggal dua gol atau lebih terlebih dulu. Catatan itu merupakan rekor terpanjang dalah sejarah kompetisi.
"The Citizens" juga sukses melepas tren buruk kekalahan di dua laga terakhir. Meskipun begitu, Guardiola masih jauh dari kata puas. Sang manajer menilai, penampilan inkonsisten itu yang membuat mereka masih tertinggal dari Arsenal di perburuan gelar juara. “Kami harus bersiap lebih baik lagi. Kami masih jauh dari performa yang seharusnya,” pungkasnya. (AP/REUTERS)