Tiga gelar juara Grand Slam serta delapan gelar dari turnamen 2022 membuat Iga Swiatek menjadi favorit juara Australia Terbuka. Dia diprediksi memimpin persaingan tunggal putri dibandingkan calon juara baru lainnya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
AP/KAMRAN JEBREILI
Petenis Polandia Iga Swiatek memukul bola saat melawan petenis Kazakhstan Elena Rybakina dalam pertandingan final turnamen ekshibisi Liga Tenis Dunia di Coca-Cola Arena, Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu (24/12/2022). Swiatek akan menjadi bagian dari Tim Polandia pada kejuaraan beregu campuran Piala United di Australia, Sabtu (31/12/2022).
“Selalu menjadi kehilangan besar ketika ada petenis top dunia berpamitan. Namun, akan ada generasi baru setelah mereka. Saya telah melewatinya dalam enam atau tujuh generasi”
Itulah komentar mantan petenis tunggal putri nomor satu dunia, Billie Jean King, menanggapi tentang kerisauan penggemar tenis dengan penisunnya nama-nama besar pada 2022. Ada tiga kali juara Grand Slam asal Australia, Ashleigh Barty, yang memulai “musim perpisahan” dengan pensiun pada Maret. Barty berpamitan saat menempati puncak peringkat dunia tunggal putri, hanya dua bulan setelah menjuarai Grand Slam Australia Terbuka.
Setelah itu, pengumuman pensiun diumumkan Jo-Wilfried Tsonga (finalis Australia Terbuka 2008), Juan Martin Del Potro (juara AS Terbuka 2009), lalu dua legenda yang mundur dalam selang sekitar sebulan : Serena Williams dan Roger Federer.
Dunia tenis profesional memang akan berbeda tanpa mereka, terutama dengan “hilangnya” Serena dan Federer. Namun, seperti dikatakan King, siklus kelahiran bintang-bintang baru akan terus terjadi.
AFP/COREY SIPKIN
Petenis Amerika Serikat, Serena Williams, melambaikan tangannya ke para penggemarnya seusai dikalahkan Ajla Tomljanovic (Australia) pada babak ketiga Grand Slam AS Terbuka 2022 di USTA Billie Jean King National Tennis Center, New York, AS, Sabtu (3/9/2022) waktu Indonesia. Kekalahan itu menandai akhir kariernya di tenis.
Pada persaingan tunggal putra setelah Federer pensiun, masih ada dua dari Big Three, yaitu Rafael Nadal dan Novak Djokovic, yang bertahan di papan atas. Sudah banyak petenis generasi baru yang bisa mengalahkan mereka, meski masih sulit untuk dilakukan di arena Grand Slam.
Ini berbeda dengan persaingan tunggal putri yang memunculkan juara-juara baru Grand Slam (turnamen sebagai patokan prestasi petenis) ketika Serena masih bertanding meski tak lagi dominan. Setelah Serena menjuarai Australia Terbuka 2017, ada 12 juara baru Grand Slam tunggal putri dari 22 turnamen.
Dalam persaingan yang sangat terbuka pada nomor ini, sempat muncul harapan akan lahirnya ikon baru seperti Serena, yaitu Naomi Osaka. Selain menjadi petenis dengan gelar Grand Slam terbanyak, yaitu empat gelar, nilai jual Osaka sama tingginya seperti Serena. Talenta, berasal dari keluarga campuran (Jepang dan Haiti), dan peduli akan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, Osaka tak hanya menjadi idola di lapangan tenis.
Namun, kariernya memudar karena tak bisa menahan tekanan dari publikasi pers. Dia pun mengakui mengalami gangguan kesehatan mental karena hal tersebut. Sejak terakhir kali bermain pada babak kedua turnamen WTA 500 Tokyo, September 2022, Osaka belum bertanding kembali.
Osaka, juga, tak akan menjadi bagian dari peserta Australia Terbuka 2023 di Melbourne Park, pada 16-29 Januari. Pekan lalu, petenis berusia 25 tahun itu mengumumkan kehamilannya dan berencana berkompetisi kembali pada 2024.
Selalu menjadi kehilangan besar ketika ada petenis top dunia berpamitan. Namun, akan ada generasi baru setelah mereka.
AFP/GETTY IMAGES/CARMEN MANDATO
Petenis Jepang Naomi Osaka berbicara dengan wasit pada laga melawan petenis China Qinwen Zheng pada turnamen WTA 500 San Jose, si San Jose, California, AS, Selasa (2/8/2022). Naomi memenangi laga itu dengan skor 6-4, 3-6, 6-1.
Saat performa Osaka menurun dan Barty pensiun dalam usia 25 tahun, Iga Swiatek mengambil alih sorotan komunitas tenis dan media. Dominasinya pada 2022, bahkan, melebihi dua seniornya itu. Setelah meraih gelar pertama dari arena Grand Slam pada usia 20 tahun, dari Perancis Terbuka 2020, dia menambahnya dari Perancis Terbuka dan AS Terbuka 2022.
Dua trofi Grand Slam itu menjadi bagian dari delapan gelar juara yang didapatnya tahun lalu. Tidak heran jika tunggal putri nomor satu dunia tersebut difavoritkan menjadi juara Australia Terbuka untuk pertama kalinya.
Mantan petenis nomor satu dunia, John McEnroe, menilai, Swiatek memiliki kesempatan besar juara di Melbourne Park karena dia memiliki kemampuan terbaik saat ini. “Iga sudah menguasai lapangan keras, jadi, wajar dia difavoritkan juara pada setiap turnamen, bukan hanya di Perancis Terbuka,” tutur McEnroe pada Eurosport.
Namun, Swiatek tersandung pada salah satu ajang pemanasan, kejuaraan beregu campuran Piala United di Australia 29 Desember 2022 – 8 Januari 2023. Saat membela Polandia bersama rekan-rekannya pada semifinal melawan AS, Swiatek kalah dari Jessica Pegula 2-6, 2-6. Swiatek pun menangis saat meninggalkan lapangan.
Petenis Polandia Iga Swiatek mengembalikan bola ke petenis AS Coco Gauff pada laga penyisihan grup Turnamen Tenis WTA Finals di Fort Worth, Texas, Sabtu (5/11/2022). Swiatek memenangi laga itu.
Persiapannya tampil di Melbourne Park, juga, terganggu cedera bahu. Cedera ini membuatnya batal tampil pada turnamen pemanasan lain, WTA 500 Adelaide 2, 9-14 Januari.
Namun, petenis Polandia itu tak khawatir dengan kondisinya dan kekalahan dari Pegula. “Saya merasa agak tidak berdaya karena tak sempat memperlihatkan kemampuan terbaik dan tidak bisa menyelesaikan masalah. Itu bukan pertama kalinya saya menangis setelah kalah. Namun, saya akan lebih segar untuk Australia Terbuka,” tutur Swiatek yang akan melawan Jule Niemeirer (Jerman) pada babak pertama, Senin (16/1/2023),
Pesaing terberatnya pada Australia Terbuka ini adalah unggulan kedua, Ons Jabeur. Petenis Tunisia itu, bahkan, tak segan menyatakan tekadnya untuk juara. “Target saya adalah tidak kalah lagi di final,” katanya.
Jabeur, yang menjadi kebanggaan bangsa Arab, mencapai performa terbaik pada 2022. Dia untuk pertama kalinya tampil pada final Grand Slam, yaitu di Wimbledon, dan berlanjut di AS Terbuka.
Petenis Tunisia, Ons Jabeur, memukul bola saat melawan petenis Inggris, Emma Raducanu, dalam laga Kejuaraan Tenis Dunia Mubadala di Abu Dhabi International Tennis Complex, Uni Emirat Arab, Sabtu (17/12/2022) dini hari WIB. Jabeur menang dengan skor 5-7, 6-3, 10-8.
“Saya memberi tekanan pada diri sendiri karena terkadang membutuhkannya untuk menjadi bagian dari petenis top dunia. Saya ingin menjadi petenis nomor satu dunia, menambah gelar juara, dan menjuarai Grand Slam. Untuk itu, level permainan dan kedisiplinan saya pun harus meningkat,” tutur Jabeur yang akan berhadapan dengan Tamara Zidansek (Slovenia) pada babak pertama.
Petenis lain yang bisa memberi tekanan pada Swiatek adalah Pegula, Caroline Garcia, Maria Sakkari, dan Cori Gauff. “Persaingan dan permainan petenis putri saat ini semakin baik. Itu terjadi diantaranya berkat Serena yang memiliki level permainan tinggi. Keberadaan satu generasi akan melahirkan generasi yang lain,” ujar King. (AP/AFP)