Setelah Roger Federer pensiun, dunia tenis akan tetap berputar. Namun, semua pesona di dalam dan luar lapangan membuat sosok berjulukan maestro tenis itu tak akan tergantikan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
AFP/GLYN KIRK
Petenis Swiss, Roger Federer, melambaikan tangannya saat diperkenalkan menjelang tampil di PIala Laver di Arena O2, London, Inggris, 23 September 2022. Laga itu menandai akhir karier Federer di tenis profesional.
Tenis kehilangan Roger Federer. Federer sebagai maestro di lapangan, sebagai duta berbagai jenama internasional yang menguasai berbagai bahasa, duta kemanusiaan, serta sebagai persona yang hangat dan mudah bergaul.
Meski masih memiliki keinginan untuk sekali lagi tampil pada Wimbledon 2023, Federer akhirnya menyerah pada cedera lutut kanan yang dialami sejak 2020. Hasil pemeriksaan yang dilakukan setelah menghadiri perayaan seratus tahun Lapangan Utama All England Club, London, Inggris, pada Juli, tak memungkinkan Federer menutup karier di Grand Slam yang delapan kali dijuarainya itu. Dia pun mempercepat pengunduran dirinya, menjadi pada turnamen Piala Laver, 23-25 September, di O2 Arena, London.
Federer memilih rival yang juga sahabatnya, Rafael Nadal, untuk menemani tampil pada laga terakhirnya. Duet dengan julukan ”Fedal” itu bermain ganda mewakili Tim Eropa, berhadapan dengan Jack Sock/Frances Tiafoe. Dalam laga terakhir sejak menjadi petenis profesional pada 1998 itu, Federer kalah 6-4, 6-7 (2/7), 9-11.
Meski isak tangis tak terhindarkan dalam acara setelah laga itu, Federer menyatakan, dirinya bahagia karena momen undur dirinya bagaikan perayaan. Petenis berusia 41 tahun itu dikelilingi istri, empat anak mereka, orangtua, petenis-petenis yang selama ini menjadi lawan sekaligus kawan, legenda tenis zaman dulu, serta penonton yang memenuhi stadion.
Dengan keindahan gaya bermain bak penari, penampilan di dalam dan luar lapangan yang elegan, serta mudah bergaul dengan orang lain karena rendah hati dan humoris, Federer dicintai banyak orang. Bertanding di mana pun bagai bertanding di rumah sendiri baginya.
AP/KIN CHEUNG
Robert Federer (kedua dari kiri), ayah dari Roger Federer, bersama ibunya, Lynette, dan istrinya, Mirka, menyaksikan Federer yang berpasangan dengan Rafael Nadal berlaga melawan Jack Sock/Frances Tiafoe pada turnamen Piala Laver di O2 Arena in London, 23 September 2022.
”Roger adalah epitome dari seorang juara. Dia berkelas, menawan, rendah hati, dicintai semua orang,” kata mantan tunggal putri nomor satu dunia, Chris Evert.
Bintang sepak bola Argentina, Lionel Messi, menilai, Federer adalah petenis genius dan unik. ”Dia juga menjadi contoh bagi banyak atlet. Federer akan dirindukan banyak orang,” katanya.
Karakter ”sempurna” yang dikenal dari pemilik 20 gelar juara Grand Slam itu merupakan transformasi dari watak pemarah ketika remaja, hingga dia berulang kali dihukum pelatih. Federer remaja juga malas berlatih karena dia terlalu percaya diri dengan talentanya.
Setelah sifatnya mulai berubah sejak Hamburg Masters 2001, Federer lahir menjadi simbol dari tenis, olahraga yang dimainkannya sejak berusia tiga tahun. Dia juga menjadi jenama global, sama seperti Michael Jordan yang dikaguminya pada masa kecil.
Dalam video yang pernah dibuat Asosiasi Tenis Profesional (ATP), petenis-petenis era Next Gen lebih banyak yang memilih Federer sebagai petenis terbaik sepanjang sejarah ketimbang Nadal dan Novak Djokovic. Namun, Federer tak terlalu suka ketika dibandingkan dengan kedua rivalnya.
”Orang lain memang punya hak untuk membandingkan kami, tetapi bagi saya, kami memiliki jalan masing-masing untuk menjadi yang terbaik,” katanya.
Ketika berbicara tentang prestasi fenomenal, Federer meraihnya karena dia memiliki kecintaan besar pada tenis. Setelah menepi dari turnamen selama setengah musim 2016 karena cedera pinggang dan lutut kiri, dia memperlihatkan ”apinya” kembali. Federer menjuarai tiga Grand Slam dari empat final, yaitu pada Australia Terbuka 2017 dan 2018 serta Wimbledon 2017. Dari 1.526 pertandingan yang dijalani, tak pernah sekali pun dia mundur di tengah laga.
Roger adalah epitome dari seorang juara. Dia berkelas, menawan, rendah hati, dicintai semua orang.
Dia bisa mengalahkan petenis top dari generasi sebelumnya (Pete Sampras dan Andre Agassi), petenis dari generasi yang sama (Andy Roddick, Lleyton Hewitt, Marat Safin), generasi berikut (Rafael Nadal, Novak Djokovic, Andy Murray), serta petenis top saat ini (Daniil Medvedev, Stefanos Tsitsipas, Carlos Alcaraz). Federer mengejar grup pertama, mendominasi yang satu generasi dengannya, bersaing ketat dengan generasi berikutnya, dan menjadi idola bagi petenis-petenis era saat ini.
”Saya beruntung bisa terlibat dalam laga epik yang tak akan saya lupakan. Kami bersaing sportif, bermain dengan hati dan intensitas tinggi. Persaingan itu menjadi motivasi bagi masing-masing hingga akhirnya kami bisa membawa tenis ke level yang tinggi,” kata Federer pada salah satu bagian surat pengunduran dirinya yang dipublikasikan dalam media sosial, 15 September.
AFP/GLYN KIRK
Roger Federer (kanan) memeluk ayahnya, Robert, seusai laga terakhirnya sebagai petenis profesional berpasangan dengan Rafael Nadal melawan Jack Sock/Frances Tiafoe pada turnamen Piala Laver di O2 Arena di London, 23 September 2022.
Pada masa yunior, Federer tertinggal dari Hewitt yang seusia dengannya. Namun, dia akhirnya mendominasi persaingan, unggul 18-9, pada era profesional. Dia mengalahkan Sampras pada babak keempat Wimbledon 2001 ketika petenis AS itu berstatus nomor satu dunia.
Laga epik lainnya adalah saat mengalahkan Nadal pada final Australia Terbuka 2017. Kemenangan ini terjadi setelah Federer absen pada setengah musim kedua 2016 karena cedera. Gelar dari Melbourne Park itu menjadi gelar pertama Grand Slam sejak Wimbledon 2012.
Akan tetapi, tak semua laga epik berakhir dengan kemenangan. Dia kalah dari Nadal pada final Wimbledon 2008, yang akhirnya disebut pertandingan tenis terbaik sepanjang sejarah. Federer juga kalah dalam momen yang lebih menyakitkan, yaitu final Wimbledon 2019. Dia mendapat match point saat melawan Djokovic pada final, tetapi akhirnya kalah 6-7 (5/7), 6-1, 6-7 (4/7), 6-4, 12-13 (3/7). Skor pada set kelima merupakan penerapan (untuk pertama kalinya di Wimbledon) sistem tiebreak setelah skor 12-12.
Mantan petenis yang saat ini menjadi komentator, Cliff Drysdale, bercerita, setiap Federer bertanding, ruang ganti pemain sepi. ”Mereka yang sudah atau belum bertanding biasanya mengelilingi televisi atau menonton di tempat yang bisa melihat langsung ke arah lapangan. Saya tak melihat kondisi itu sejak Rod Laver mendominasi pada era 1960-an,” katanya dalam The Telegraph.
”Ketika kekaguman yang Anda terima berasal dari sesama petenis, itu adalah sesuatu. Mereka akan menonton semua pertandingan Roger,” ujar mantan petenis asal Afrika Selatan itu.
AFP/GLYN KIRK
Petenis Swiss, Roger Federer, diangkat beramai-ramai oleh rekan setimnya dari Tim Eropa seusai pertandingan ganda putra kejuaraan beregu Piala Laver di O2 Arena, London, 23 September 2022.
Banyak orang mengatakan, dunia tenis akan tetap berputar meski Federer pensiun. ”Masa pensiun akan dialami semua atlet. Itu adalah siklus yang biasa dalam olahraga,” kata Nadal.
Akan tetapi, Nadal pun bercerita bahwa separuh bagian penting dari hidupnya telah lenyap seiring pensiunnya Federer. Kedekatan tak hanya terjadi di antara keduanya, tetapi di antara kedua keluarga dan tim pelatih mereka.
Selain itu, tak bisa dimungkiri bahwa ketika atlet cabang individu pensiun, akan hilang pula rivalitas di antara mereka. Sebanyak 40 kali duel Federer dengan Nadal dan 50 kali dengan Djokovic telah melahirkan laga-laga fenomenal yang membuat penggemar tenis tak akan bosan meski menontonnya berulang-ulang.
Mantan petenis Amerika Serikat, John McEnroe, juga mengatakan, era baru telah lahir. Dia menyebut Alcaraz, petenis 19 tahun yang menjadi nomor satu dunia saat ini, serta Tiafoe, Felix Auger-Aliassime, dan Jannik Sinner adalah petenis-petenis muda yang berkesempatan menjadi penerus Federer. Namun, McEnroe juga menyebut bahwa Federer tak akan tergantikan.
Federer sendiri berjanji tak akan menjauh dari tenis meski telah menutup buku karier profesionalnya. ”Untuk tenis, saya mencintaimu dan tak akan meninggalkanmu,” katanya.