Southampton menghapus ambisi Manchester City menyapu bersih gelar juara di tiga kompetisi domestik musim ini. ”The Saints” mengejar keajaiban demi meraih trofi pertama di Piala Liga.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SOUTHAMPTON, KAMIS – Eksperimen taktik yang diterapkan Manajer Manchester City Pep Guardiola tidak manjur pada duel perempat final Piala Liga Inggris menghadapi Southampton, Kamis (12/1/2023) dini hari WIB di Stadion St Mary’s. Agresivitas dan semangat juang ”The Saints” menjadi modal mereka menghadirkan kejutan demi menyegel satu tiket ke babak semifinal.
City datang ke St Mary’s dengan tren positif setelah mengalahkan Chelsea pada dua laga terakhir. Untuk menghindari kelelahan skuadnya, Guardiola melakukan eksperimen taktik yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Ia menempatkan Kyle Walker sebagai bek tengah untuk mendampingi Aymeric Laporte. Itu adalah posisi yang baru bagi Walker. Selain menempati pos bek sayap kanan, bek berusia 31 tahun itu sebelumnya hanya mengemban peran sebagai bek tengah ketika tampil dengan formasi tiga bek di tim nasional Inggris.
Kemudian, Guardiola juga menurunkan Kalvin Phillips untuk mengisi posisi gelandang jangkar yang selama ini identik dengan Rodri. Itu menjadi kesempatan pertama Phillips masuk susunan pemain utama City sejak 191 hari bergabung dengan ”The Citizens” dari Leeds United, musim panas lalu.
Namun, keputusan Guardiola untuk memainkan dua pemain itu justru menjadi titik lemah yang dibaca dengan baik oleh pemain Southampton. Tim tuan rumah unggul ketika laga baru berjalan 23 menit melalui sepakan penyerang muda, Sekou Mara.
Gol itu diawali kesalahan Phillips melakukan operan. Niat Phillips mengalirkan bola kepada bek sayap kiri, Sergio Gomez, dapat dibaca oleh bek kanan Southampton, Lyanco, yang menggiring bola hingga sepertiga akhir zona pertahanan City.
Umpan mendatar Lyanco bisa diterima dengan baik oleh Mara yang mampu keluar dari penjagaan Walker. Mara bisa dengan mudah menerima umpan itu karena kegagalan Walker membaca situasi permainan dan terlambat mengantisipasi pergerakan tanpa bola pemain didikan akademi Bordeaux, tim Perancis, itu.
Ketika berusaha mencetak gol balasan, lubang di sisi tengah pertahanan City yang seharusnya diisi oleh Phillips kembali dimanfaatkan dengan sempurna oleh The Saints untuk mencetak gol kedua di menit ke-28. Penyerang sayap Moussa Djenepo memimpin transisi cepat timnya untuk masuk ke wilayah pertahanan City.
Ia melepaskan sepakan melambung ketika melihat kiper City, Stefan Ortega, berdiri di luar kotak penalti kecil. Gol itu membuat pemain The Saints semakin percaya diri dan dukungan ribuan suporter kian menggema di St Mary’s.
”Ketika saya melihat pergerakan Sekou (Mara), saya melihat kiper tidak berada di garis (gawang) dan saya mencoba memanfaatkan itu,” ujar Djenepo terkait golnya ke gawang City dilansir laman klub.
Djenepo, pemain asal Mali, menilai, Southampton pantas menang karena mampu tampil bersatu sebagai sebuah tim. Selain itu, skuad The Saints, katanya, tampil dengan mentalitas yang tepat untuk mengimbangi permainan City.
Manajer Southampton Nathan Jones menganggap kemenangan atas City adalah malam yang indah bagi dirinya, pemain, dan pendukung The Saints. Sejak awal pertandingan, tambah Jones, dirinya telah mengingatkan kepada semua pemainnya untuk bermain tanpa cela, bertahan dengan kokoh, tampil terogranisasi, agresif ketika kehilangan bola, dan menjaga kotak penalti dengan baik.
Rencana permainan, eksekusinya, dan semua hal di pertandingan sangat luar biasa. Saya sangat bangga dan senang karena pemain mengeksekusi rencana permainan secara sempurna.
”Rencana permainan, eksekusinya, dan semua hal di pertandingan sangat luar biasa. Saya sangat bangga dan senang karena pemain mengeksekusi rencana permainan secara sempurna,” tutur Jones.
Tak ada ancaman
Skuad Southampton pun terlihat amat siap dengan berbagai skenario pertandingan yang diterapkan City. Ketika Kevin De Bruyne dan Erling Haaland masuk di babak kedua, mereka pun dengan sigap mengantisipasi dua pemain itu memberikan perbedaan di sisa pertandingan.
Meski menguasai bola dominan dengan 72 persen dan mencatatkan 723 operan, pemain City gagal memberikan ancaman berarti bagi lini pertahanan Southampton. Mereka tidak mampu sekali pun menghasilkan tembakan tepat sasaran, meski di babak kedua menurunkan dua penyerang, Julian Alvarez dan Haaland.
Untuk pertama kali di musim ini City gagal mengkreasikan satu pun tembakan mengarah ke gawang lawan. Alhasil, mereka pun kehilangan satu kesempatan untuk mengangkat trofi domestik di musim ini.
”Hasil dan penampilan kami sangat mengecewakan,” ucap gelandang Ilkay Guedogan dilansir laman klub.
Guedogan mengakui, skuad The Citizens amat berambisi menyapu bersih trofi di musim 2022-2023, termasuk kembali meraih gelar Piala Liga Inggris. Tetapi, lanjutnya, permainan yang ditampilkan di kandang The Saints membuat mereka pantas kehilangan salah satu trofi di musim ini.
”Hari ini kami tidak cukup baik untuk menciptakan peluang, tidak cukup baik untuk mencetak gol. Kami kurang agresif ketika tidak memegang bola, lalu melakukan banyak kesalahan saat menguasai bola. Campuran dari performa itu memberikan hasil buruk ini,” katanya.
Pada laga lain, Nottingham Forest melengkapi susunan tim yang tampil di semifinal Piala Liga Inggris musim ini. Mereka mengalahkan Wolverhampton Wanderers lewat adu penalti 4-3 setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
Di babak semifinal, Southampton akan menghadapi Newcastle United. Nottingham, pemilik empat gelar Piala Liga, akan menantang calon kuat juara, Manchester United. Babak semifinal berformat kandang-tandang. Pertandingan pertama akan berlangsung pada 23 Januari, kemudian seminggu berselang laga kedua semifinal dimainkan.