Piala Liga menjadi ajang yang tepat bagi tiga tim semenjana Liga Inggris untuk menebus performa yang melempem. Southampton dan Wolves ingin menjaga perbaikan performa. Sedangkan, Nottingham bertekad menebus malu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
SOUTHAMPTON, SELASA – Trio tim papan bawah Liga Inggris musim ini, yakni Southampton, Wolverhampton Wanderers, dan Nottingham Forest, menggunakan laga di babak perempat final Piala Liga Inggris, Kamis (12/1) dini hari WIB, sebagai pelipur masa-masa buruk di Liga Inggris musim ini. Kesempatan salah satu dari ketiga tim itu tampil di partai puncak terbuka.
Southampton, tim yang terdampar di dasar klasemen pada putaran pertama Liga Inggris 2022-2023, akan kedatangan tamu “agung”, Manchester City, di Stadion St Mary’s. The Saints sejatinya mengalami penampilan anomali di luar ajang liga.
Mereka memang paceklik kemenangan di liga karena gagal meraup kemenangan di tujuh laga terakhir, tetapi Adam Armstrong dan kawan-kawan mampu mengemas hasil positif di empat laga duel di luar liga, yang terdiri dari tiga laga di Piala Liga Inggris dan satu pertandingan Piala FA.
Jelang melawan City, Southampton memegang modal apik berkat keunggulan 2-1 atas Crystal Palace di putaran ketiga Piala FA, Sabtu (7/1) lalu. Itu merupakan kemenangan kedua yang dirah The Saints dari enam laga bersama manajer baru Nathan Jones, yang mengisi kursi juru taktik, pertengahan November lalu.
Meski tampil membaik di bawah kendali manajer asal Wales itu, performa Southampton tidak lepas dari kritik para pendukung. Mereka tetap memberikan siulan dan menyanyikan yel-yel ejekan kepada permainan tim kesayangan mereka.
Armstrong, penyerang The Saints, menilai semua pemain Southampton memahami buruknya performa mereka di musim ini. Ia pun menganggap kekecewaan suporter itu pantas disampaikan kepada mereka karena fans amat menginginkan Southampton bangkit pada sisa musim ini.
“Saya juga seorang pendukung, jadi saya memahami perasaan suporter. Di sepak bola segalanya bisa terjadi, saya menganggap reaksi kami dalam beberapa waktu terakhir amat baik demi memperbaiki penampilan dan meraih hasil positif,” ujar Armstrong dilansir Southern Daily Echo.
Laga melawan City, tambah Armstrong, akan menjadi momen yang tepat bagi Southampton untuk membuktikan peningkatan permainan mereka di awal tahun ini. Menurut dia, hasil positif kontra City tidak hanya akan mengangkat kepercayaan diri skuad Southampton, tetapi juga bakal memberikan kebahagiaan dan keyakinan fans untuk tak henti mendukung mereka guna meraih prestasi di Piala Liga serta keluar dari zona merah Liga Inggris.
Hasil positif kontra City tidak hanya akan mengangkat kepercayaan diri skuad Southampton, tetapi juga bakal memberikan kebahagiaan dan keyakinan fans.
“Kemenangan di Piala FA (versus Palace) adalah suntikan besar bagi mental tim. Kami perlu memanfaatkan kepercayaan diri ini dengan terus bekerja keras dan melakukan tugas sempurna menghadapi Manchester City,” katanya.
Dalam 11 duel melawan City di St Mary’s pada satu dekade terakhir, Southampton hanya tiga kali mengalahkan tim tamu. Adapun City enam kali membawa pulang kemenangan dan hanya dua kali laga berakhir imbang dengan skor identik, 1-1.
Di ajang Piala Liga, The Saints terakhir kali menembus semifinal pada musim 2016-2017. Kala itu, mereka tumbang 3-2 dari Manchester di laga final. Secara total, Southampton baru tiga kali tampil di babak empat besar Piala Liga Inggris sejak kompetisi itu dimulai pada 1960.
Namun, ambisi Southampton untuk menebus performa buruk itu tidak akan mudah. City pun kembali mengincar trofi Piala Liga Inggris yang lepas pada musim lalu.
“Kami sangat fokus untuk menghadapi setiap pertandingan, itu adalah mentalitas yang kami miliki di musim ini. Alih-alih berbicara target kompetisi, kami hanya berpikir untuk memenangkan setiap pertandingan,” ujar Riyad Mahrez, penyerang sayap City yang mencetak tiga gol dari dua laga terakhir, kepada City TV.
Perbaikan positif setelah melakukan pergantian manajer juga dialami Wolverhampton Wanderers. “Si Serigala” akan bertandang ke markas Nottingham Forest, Stadion City Ground, demi menyegel satu tiket ke babak semifinal.
Duel itu merupakan pertarungan dua tim yang berjuang untuk menghindari zona degradasi di Liga Inggris musim ini. Wolves masih terbenam di peringkat ke-19, sedangkan Nottingham berada di posisi ke-15. Meski berjarak lima tangga di klasemen, kedua tim hanya berselisih tiga poin.
Sejak ditangani juru taktik asal Spanyol, Julen Lopetegui, usai jeda Piala Dunia 2022, Wolves telah menjalani lima pertandingan dengan raihan dua kemenangan, dua seri, dan sekali kalah. Mereka pun menunjukkan penampilan membaik karena mampu menahan Liverpool, 2-2, di Stadion Anfield, Minggu (8/1) kemarin, pada ajang Piala FA.
Setelah memaksa Liverpool memainkan pertandingan ulangan di putaran ketiga Piala FA, misi Wolves selanjutnya tampil di semifinal Piala Liga, bahkan bisa tampil di Stadion Wembley untuk menjalani partai puncak. Wolves telah mendapatkan dua trofi Piala Liga, tetapi mereka tidak bisa melaju lebih dari fase perempat final sejak edisi 1995-1996.
Hwang Hee-chan, penyerang Wolves, mengakui, Lopetegui memiliki andil besar untuk membenahi performa dirinya dan rekan setim. Lopetegui, lanjutnya, adalah manajer yang bisa memberikan instruksi detail tentang peran pemain di atas lapangan hijau.
“Di pertandingan selanjutnya (versus Nottingham), kami berharap bisa melanjutkan performa yang telah meningkat dengan tampil percaya diri dan bermain semakin baik,” kata Hwang dilansir laman klub.
Sementara itu, Manajer Nottingham Steve Cooper meminta anak asuhannya untuk menebus penampilan buruk di babak ketiga Piala FA ketika jumpa Wolves. Nottingham secara mengejutkan dilibas 1-4 oleh Blackpool, tim yang berkompetisi di Divisi Championship, pada Piala FA.
“Kami tidak bisa melupakan performa memalukan itu dengan cepat. Kami harus memastikan penampilan buruk itu tidak pernah terjadi lagi di musim ini,” kata Cooper dalam konferensi pers jelang laga seperti dikutip laman Nottingham.