Juara bertahan AC Milan kalah dari Torino pada ajang Coppa italia, meskipun telah unggul pemain sejak menit ke-70 dan bermain di kandang sendiri. Paceklik gelar Coppa Italia bagi Milan menjadi kian lama.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
AP/LAPRESSE/MARCO ALPOZZI
Pemain Torino Michel Adopo (kanan) mencetak gol ke gawang AC Milan dalam laga babak 16 besar Coppa Italia di Stadion San Siro, Milan, Kamis (12/1/2023) dini hari WIB. Gol Adopo membuat Torino menang 1-0 pada laga itu.
MILAN, KAMIS – Juara bertahan Serie A Liga Italia AC Milan kalah nasib dari Torino. Bermain sebagai tuan rumah dan unggul jumlah pemain sejak menit ke-70 dalam 16 besar Coppa Italia di Stadion San Siro, Milan, Kamis (12/1/2023), ”Sang Setan Merah” justru tumbang 0-1 oleh gol penuh kejutan ”Sang Banteng Turin” pada babak tambahan. Kekalahan itu membuat AC Milan kembali mengubur mimpi mengakhiri paceklik juara Coppa Italia, yang terakhir diraih 20 tahun silam.
”Ini kekecewaan besar, tidak dapat disangkal. Kami hanya memberikan satu peluang untuk Torino selama laga normal, 90 menit. Saya melakukan sejumlah perubahan untuk menambah karakteristik dan opsi dalam menyerang. Namun, kami kurang tajam dan tenang. Seharusnya, kami bisa memanfaatkan situasi ini sebaik-baiknya tetapi kami malah kebobolan oleh serangan balik,” ujar pelatih AC Milan Stefano Pioli kepada Sport Mediaset dilansir Football-Italia sehabis laga.
Torino membuka laga dengan peluang emas dari gelandang Sasa Lukic di menit ke-12. Usai menerima umpan terobosan penyerang Antonio Sanabria, Lukic membawa bola ke kotak penalti lawan sebelum melepaskan tendangan keras menyusur tanah. Sayangnya, peluang itu masih bisa dimentahkan oleh kiper AC Milan Ciprian Tatarusanu.
Setelah itu, nyaris tidak ada lagi peluang yang didapat Torino. AC Milan coba mengambil keuntungan mental dari bermain di hadapan pendukungannya sendiri. Mereka terus menggempur tim tamu dengan sejumlah peluang, seperti tendangan jarak jauh pemain sayap kiri Sergino Dest yang setengah mati diamankan kiper Torino Vanja Milinkovic-Savic di menit ke-24.
Pada menit ke-26, sundulan penyerang AC Milan Charles De Ketelaere yang menerima umpan tendangan sudut gelandang Sandro Tonali nyaris berbuah gol kalau tidak membentur tiang jauh gawang lawan. De Ketelaere kembali nyaris mencetak gol kalau tembakan kerasnya dari luar kotak penalti tidak ditepis dengan brilian oleh kiper Milinkovic-Savic pada menit ke-45.
AP/LAPRESSE/MARCO ALPOZZI
Pemain AC Milan Sandro Tonali (tengah) mengontrol bola saat melawan Torino dalam laga babak 16 besar Coppa italia di Stadion San Siro, Milan, Kamis (12/1/2023) dini hari WIB. Torino menang 1-0 pada laga itu.
Pada menit ke-66, giliran penyerang pengganti AC Milan, Junior Messias yang mendapatkan peluang. Usai menerima umpan terobosan lambung Tonali dari lini tengah ke kotak penalti, Messias melakukan kontrol bola yang baik dan melepaskan tendangan voli yang melenceng sedikit dari gawang.
AC Milan berada di atas angin ketika bek Torino Koffi Djidji diganjar kartu kuning kedua pada menit ke-70. Dia diusir wasit karena menghentikan Messias dengan tekel keras di garis tengah lapangan. Adapun Messias sedang berlari kencang untuk merebut bola tatkala mengomandoi timnya melancarkan serangan balik.
Kendati demikian, AC Milan tidak mampu mengoptimalkan keunggulan jumlah pemain tersebut. Mereka kesulitan menembus pertahanan Torino yang rapat dan displin. Setelah Torino kehilangan pemain, AC Milan praktis hanya mendapatkan satu peluang terbaik, yakni melalui bek sayap kiri pengganti Theo Hernandez yang melakukan tembakan spekulasi dari lur kotak penalti di menit ke-90+2, tetapi lagi-lagi bisa ditepis kiper Milinkovic-Savic.
Pada babak tambahan, AC Milan tetap kesulitan mencuri gol. Mereka cuma mendapatkan satu peluang terbaik yang kali ini dari tendangan sontekan peyerang pengganti Olivier Giroud di dalam kotak penalti pada menit ke-104. Namun, peluang itu pun bisa digagal dengan baik oleh kiper Milinkovic-Savic.
Pemain Torino Perr Schuurs (kiri) berebut bola dengan pemain AC Milan Charles De Ketelaere dalam laga babak 16 besar Coppa Italia di Stadion San Siro, Milan, Kamis (12/1/2023) dini hari WIB. Torino menang 1-0 pada laga itu.
Keajaiban Torino
Sebaliknya, Torino yang seperti tidak ada harapan menang justru membuat keajaiban pada menit ke-114. Memanfaat kelengahan Milan, Torino membangun serangan balik yang dioptimalkan gelandang pengganti Brian Bayeye. Setelah menerima dan menggiring bola sesaat menyusur sisi kanan luar, dia melepaskan umpan datar kencang ke arah kotak penalti lawan dan disambut sontekan gelandang pengganti lainnya, Ndary Adopo. Bola sontekan itu pun meluncur deras masuk ke gawang.
Tertinggal 0-1, kepanikan sontak melanda AC Milan. Mereka lebih sporadis melancarkan serangan, tetapi hanya satu saja peluang yang benar-benar meyakinkan lewat tembakan voli jarak jauh bek pengganti Davide Calabria di menit ke-118. Nahasnya, bola yang meluncur kencang itu masih bisa dimentahkan oleh Milinkovic-Savic.
”Kami bermain agresif, betekad untuk menang. Namun, kami tanpa kualitas dan ketajaman yang diperlukan. Kami tergesa-gesa, kami lebih banyak mencoba melepaskan tembakan dan umpan silang daripada membuka pertahanan lawan,” ucap Pioli.
Kekalahan itu membuat AC Milan tersisih lebih dini dari Coppa Italia musim ini. Padahal, musim lalu, mereka bisa melangkah hingga semifinal sebelum takluk agregat 0-3 (0-0, 0-3) dari rival sekotanya, Inter Milan. Adapun AC Milan seperti kurang beruntung di Coppa Italia. Mereka baru lima kali meraih gelar turnamen itu, yakni pada 1967, 1972, 1973, 1977, dan 2003.
”Sekarang, kami harus memulai lagi dengan tekad yang kuat (melupakan kekalahan tersebut). Masih ada Serie A dan Piala Super Italia (kontra Inter pada 19 Januari), serta 16 besar Liga Champions (menghadapi Tottenham Hotspur pada 15 Februari dan 9 Maret) yang menunggu kami,” tegas Pioli.
kiper Torino, Vanja Milinkovic Savic, melakukan penyelamatan saat gawangnya diserang pemain AC Milan dalam laga babak 16 besar Coppa Italia di Stadion San Siro, Milan, Kamis (12/1/2023) dini hari WIB. Berkat ketangkasan Savic, Torino menang 1-0 pada laga itu.
Secara keseluruhan, itu menjadi kekalahan kedua AC Milan dari Torino pada musim ini. Pada pekan ke-12 Serie A, 31 Oktober 2022, mereka takluk 1-2 dari Torino yang bertindak sebagai tuan rumah. Menurut Football-Italia, itu pertama kalinya Torino bisa mengalahkan Milan dua kali dalam semusim di semua kompetisi sejak 1985 dan dua kali pada dua ajang berbeda sejak 1969.
”Ini adalah malam yang luar biasa. Kami sejajar dengan Milan saat berman 11 lawan 11. Kemudian, seusai kehilangan satu pemain, kami tetap terorganisir dan menunjukkan fokus yang baik. Gol itu juga diciptakan oleh pemain yang dipinjamkan ke klub Serie C. Jadi, ini bisa menjadi motivasi yang bagus untuk mereka,” kata pelatih Torino Ivan Juric kepada Sport Mediaset.
Bagi Torino, kemenangan itu membawa mereka melangkah ke perempat final dan menunggu calon lawan antara Fiorentina atau Sampdoria yang baru memainkan partai 16 besar, Jumat (13/1). Torino memperbaiki prestasi mereka yang musim lalu terhenti di 32 besar karena dijegal Sampdoria. Sama seperti AC Milan, Torino sudah lima kali menjuarai turnamen ini, yakni pada 1936, 1943, 1968, 1971, dan 1993.
”Kami menggerakkan bola dengan baik melawan beberapa bek kuat, seperti (Pierre) Kalulu, (Fikayo) Tomori, dan (Matteo) Gabbia. Jadi, memang benar kami bisa melakukan sesuatu yang lebih di sepertiga akhir laga. Namun, saya pikir kami juga merespons dengan baik permainan tim yang sangat agresif ini,” tutur Juric.
Pemain Torino Nikola Vlasic (kanan) menggiring bola dengan dibayangi oleh pemain AC Milan dalam laga babak 16 besar Coppa Italia di Stadion San Siro, Milan, Kamis (12/1/2023) dini hari WIB. Torino menang 1-0 pada laga itu.
Sebaliknya, hasil bertolak belakang diraih juara bertahan Coppa Italia, Inter. Walau bermain sampai babak tambahan, mereka bisa mengatasi perlawanan klub Serie B, Parma dengan skor tipis 2-1 dalam 16 besar di Stadion San Siro, Milan, Rabu (11/1). Gol kemenangan Inter dibukukan oleh penyerang Lautaro Martinez di menit ke-88 dan bek Francesco Acerbi pada menit ke-110, sedangkan satu-satunya gol Parma dilesatkan gelandang Stanko Juric pada menit ke-38.
Inter akan jumpa Atalanta atau Spezia pada perempat final nanti. ”Itu laga yang sulit karena kami memiliki permainan yang bagus tetapi kebobolan dengan satu-satunya tembakan yang dilakukan Parma. Itu menjadi lebih rumit karena kami mesti bermain 120 menit. Tetapi, hasil ini memberikan kami kepercayaan diri untuk menatap laga-laga berikutnya,” ujar pelatih Inter Simone Inzaghi. (DRI)