Penantian sembilan tahun AC Milan untuk tampil di babak 16 besar Liga Champions berakhir. Olivier Giroud akan menjadi andalan Milan untuk bersaing di fase gugur.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, KAMIS — Setelah memastikan satu tempat di babak 16 besar Liga Champions, AC Milan memupuk misi besar lainnya di kancah Eropa. ”Si Merah Hitam” tidak hanya ingin menjadi penggembira sehingga siap menghadirkan kejutan bagi klub-klub besar Eropa yang akan berjumpa dengan mereka di fase gugur.
Kemenangan 4-0 atas Salzburg, Kamis (3/11/2022) dini hari WIB, di Stadion San Siro, mengukuhkan Milan sebagai runner-up Grup E untuk mendampingi Chelsea. Capaian itu sekaligus memperbaiki kegagalan Milan lolos dari fase grup di musim lalu.
Namun, berada di peringkat kedua, Si Merah Hitam akan mendapat lawan yang tidak mudah di babak 16 besar. Calon lawan anak asuhan Stefano Pioli adalah salah satu dari empat tim yang melaju ke final pada tiga musim terakhir.
Mereka adalah Real Madrid, Chelsea, Manchester City, atau Bayern Muenchen. Selain itu, Milan juga berpeluang menghadapi tim-tim pemuncak fase grup lainnya, seperti Tottenham Hotspur, FC Porto, atau Benfica.
Direktur Teknik AC Milan Paolo Maldini bangga dengan performa skuad Si Merah Hitam yang berhasil kembali tampil di babak 16 besar sejak musim 2013-2014. Meski menjalani babak gugur perdana di Liga Champions dalam sembilan musim terakhir, Maldini menegaskan, Milan tidak akan sekadar menjadi tim pelengkap.
”Kami harus punya ambisi di Liga Champions dan saya pikir kami akan menjadi kuda hitam di fase gugur. Ini baru awal dari perjalanan Milan di Eropa,” kata Maldini dilansir La Gazzetta Dello Sport.
Maldini, yang pernah lima kali mempersembahkan trofi Liga Champions untuk Milan, menambahkan, secara ekonomi Milan dan tim Italia memang tidak bisa menyaingi beberapa tim besar Eropa lainnya. Namun, lanjutnya, Milan memiliki sejarah brilian di Liga Champions yang bisa menjadi poin ekstra di fase gugur.
Meski tidak mudah bersaing dengan tim Eropa lainnya, kata Maldini, Milan telah menunjukkan mentalitas dan sikap tim yang tangguh ketika bisa meraih scudetto di musim lalu.
Kami harus punya ambisi di Liga Champions dan saya pikir kami akan menjadi kuda hitam di fase gugur.
”Kami memulai proyek tim ini empat tahun lalu dan di tahun ini kami mencoba berusaha meraih capaian lebih baik dari musim lalu. Kami bertekad menjadi protagonis bagi Italia untuk kembali bersaing di dimensi Eropa,” ucap Maldini yang menjalani 902 laga bersama Si Merah Hitam.
Ambisi besar Maldini itu diamini oleh Pelatih Milan Stefano Pioli. Ia ingin Milan keluar dari ”jebakan” babak 16 besar yang dirasakan pada musim 2012-2013 dan 2013-2014. Langkah terjauh Milan di Liga Champions sejak era 2010-an adalah tampil di perempat final di edisi 2011-2012.
”Kami tidak takut akan menghadapi siapa pun lawan di fase gugur. Semua lawan akan sulit dan mereka akan menghadapi Milan yang memiliki kepercayaan diri,” ujar Pioli.
Pelatih berusia 57 tahun itu menambahkan, ”Kami adalah juara Italia dan harus bermain dengan gaya sepak bola kami. Namun, sebelum mempersiapkan babak 16 besar, kami harus kembali fokus ke Liga Italia untuk mengejar Napoli.”
Olivier Giroud menjadi bintang yang bersinar sesuai dengan harapan Pioli dan lebih dari 74.000 milanisti, sebutan pendukung Milan, yang memadati San Siro. Pemain setinggi 1,92 meter itu tidak hanya mencetak brace atau dua gol di menit ke-14 dan ke-57, tetapi ia juga memberikan dua asis bagi dua gol Milan lainnya yang dicetak Rade Krunic (menit ke-46) dan Junior Messias (90+1).
Catatan dua gol ke gawang Salzburg membuat Giroud telah mencetak empat gol di Liga Champions musim ini. Alhasil, ia menjadi pemain tertajam serta tumpuan gol utama Milan di fase gugur Liga Champions musim ini.
”Saya bangga dengan penampilan saya. Saya masih merasa muda dan berambisi untuk terus berkembang,” kata Giroud yang menjadi pemain kedua tertua Milan yang mencetak dua gol di Liga Champions setelah Filippo Inzaghi.
Giroud menambahkan, mencetak gol di depan pendukung Milan di San Siro kian menumbuhkan kepercayaan dirinya untuk mengemban tugas sebagai pencetak gol utama di musim ini. Untuk perjalanan di Liga Champions, pemain tim nasional Perancis itu pun telah memiliki pengalaman dengan menjadi pencetak gol terbanyak bagi Chelsea ketika merengkuh trofi ”Si Kuping Besar” musim 2020-2021.
”Kami harus tetap rendah hati dan melihat dengan cermat lawan di hasil undian (fase gugur),” katanya.
Selain Giroud, gelandang Milan, Rade Krunic, juga menciptakan sejarah bagi kariernya. Ia mencetak gol pertama di ajang Liga Champions.
Pelatih Salzburg Matthias Jaissle menilai anak asuhannya telah berjuang maksimal untuk mengimbangi Milan. Beberapa peluang dihasilkan timnya, tetapi pemain Salzburg tidak cukup tenang untuk mengancam gawang Milan. Dalam catatan statistik Salzburg menciptakan 16 tembakan, sedangkan Milan menghasilkan 15 tembakan.
”Lawan kami (Milan) menampilkan kualitas kelas dunia di setiap posisi. Laga ini ditentukan dengan sikap tenang di area penalti. Milan sangat dingin untuk memanfaatkan setiap peluang, sedangkan kami gagal memaksimalkan peluang,” kata Jaissle dilansir laman UEFA.
Meski tersingkir di ajang Liga Champions, Salzburg akan tampil di laga play-off babak 16 besar Liga Europa. Mereka akan menghadapi peringkat kedua fase grup Liga Europa. (AFP)