Pelajaran Berharga Petenis Muda, Renaldi Aqila, di Seleknas Piala Davis
Petenis termuda di pelatnas Piala Davis, Renaldi Aqila Arifadli, mendapat banyak pengalaman berharga saat menghadapi petenis nasional langganan tim Davis dan SEA Games, David Agung Susanto, di seleknas Piala Davis.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Duel petenis senior dan yunior antara David Agung Susanto (31) dan Renaldi Aqila Arifadli (17) tersaji pada seleksi nasional untuk tim Piala Davis di lapangan tenis Gelora Bung Karno, Rabu (4/1/2023). Renaldi harus mengakui keunggulan David dalam dua set langsung, 1-6, 3-6.
Renaldi, yang berstatus sebagai pemain termuda di pelatnas, mendapat pengalaman berharga dari petenis nasional langganan tim Davis dan SEA Games tersebut.
Renaldi dianggap sebagai salah satu petenis muda potensial Indonesia. Dengan kekuatan pukulan servis dan gaya bermain agresif, remaja yang masih duduk di kelas dua Sekolah Menengah Atas itu digadang-gadang bisa menjadi petenis andalan Indonesia. Selama 2022, Renaldi berhasil mengumpulkan tiga gelar juara, salah satunya gelar Kejuaraan Yunior Internasional Tennis Federation (ITF) di Yogyakarta pada bulan Mei.
Seleknas Piala Davis merupakan kesempatan perdana Renaldi mengikuti seleksi nasional di tim tenis senior Indonesia. Pada hari kedua seleknas yang menggunakan format round robin, Renaldi memulai pertandingan dengan cukup tegang menghadapi David.
Renaldi kerap kesulitan mengembalikan servis dari David. Pada gim-gim awal set pertama, dia sering melakukan kesalahan servis. Bahkan, Renaldi sempat membuat tiga kali kesalahan servis pada gim kedua. David pun unggul 2-0 pada dua set awal.
“Saya cukup tegang di awal pertandingan. Pukulan dan penempatan bola selalu bisa diantisipasi (David). Padahal, kalau di level yunior, pukulan seperti tadi sudah berbuah poin,” kata Renaldi.
Permainan Renaldi sempat membaik memasuki gim ketiga. Petenis yang mengidolakan Novak Djokovic itu mampu merebut servis David, sekaligus memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2. Akan tetapi, Renaldi gagal menjaga momentum tersebut saat kembali memegang servis.
David balas merebut servis dan menjauh, 3-1. Pada gim-gim selanjutnya, permainan Renaldi tak kunjung membaik, sehingga David mampu menutup set pertama ini dengan keunggulan 6-1.
Pada set kedua, Renaldi mencoba bermain lebih tenang untuk mengimbangi permainan David. “Saya mencoba bermain lebih tenang. Tetap bermain agresif dan memanfaatkan keunggulan servis saya,” ujar petenis asal Lamongan ini.
Terbukti, Renaldi mampu memberikan perlawanan kepada David pada set kedua. Kedua atlet bergantian mengamankan servis. Hal tersebut terjadi hingga pada gim keenam yang berkedudukan 3-3.
Pada gim ketujuh permainan berlangsung alot. Renaldi, yang memegang servis, memulai gim dengan meyakinkan. Akan tetapi, pada pertengahan gim, kematangan David membuat Renaldi kesulitan membuat angka kemenangan meski dalam posisi advantage. Setelah melewati dua kali deuce, David berhasil mengamankan gim tersebut, 4-3.
Di usianya yang sekarang masih 17 tahun, dia masih punya kesempatan tampil di turnamen yunior. Tapi, saya dorong dia untuk mulai konsisten tampil di turnamen level senior. (Bonit Wiryawan)
Momen kehilangan servis seakan menjadi penurunan performa Renaldi. Kekuatan pukulannya tampak berkurang. David, yang kembali memegang servis, memanfaatkan keadaan tersebut dengan mencetak angka sekaligus memperlebar jarak menjadi 5-3.
Pada gim kesembilan, permainan kembali alot. Renald, yang memegang servis, berupaya memperkecil keunggulan David. Sempat mendapatkan kesempatan merebut gim, namun kesalahan servis seperti gim awal set pertama kembali terulang. Setelah tiga kali deuce, akhirnya David mengakhiri pertarungan selama 74 menit tersebut serta mengunci kemenangan pada pertandingan ini, 6-1, 6-3.
“Dia masih muda, permainannya sangat agresif. Terbukti dia sangat menyulitkan saya. Dia perlu mendapat banyak kesempatan bermain di level senior agar lebih matang dengan bakat yang dimiliki,” ucap David.
Pelatih Tim Davis Indonesia Bonit Wiryawan menganggap, bakat Renaldi perlu terus diasah di level senior. Faktor usia yang masih belia membuat Renaldi kerap tergesa-gesa saat membuat keputusan. Ditambah lagi, Renaldi jarang menghadapi petenis senior, sehingga kurang mampu mengontrol diri ketika dalam situasi tertentu.
“Di sini, mereka tidak hanya saling bertarung berebut tempat (tim Piala Davis). Tetapi, pemain muda seperti Renaldi belajar banyak hal dari pemain senior. Mulai dari kematangan posisi hingga penempatan pengembalian yang presisi hingga cara mengontrol emosi saat ketinggalan,” ujar Bonit.
Bonit berharap Renaldi mendapat banyak kesempatan bermain di level senior, sehingga semakin terbiasa berhadapan dengan pemain yang levelnya lebih tinggi. Sebelumnya, pada hari pertama, Renaldi juga takluk dari petenis muda lain langganan seleknas, Lucky Chandra Kurniawan (19).
Renaldi kalah rubber set, 4-6, 6-2, 6-4. Dua pertandingan tersisa di Grup A, Renaldi akan menghadapi petenis anggota skuad SEA Games 2021, Achad Imam Ma'ruf (25) serta petenis senior lainnya, Ega Uneputty (29)
“Di usianya yang sekarang masih 17 tahun, dia masih punya kesempatan tampil di turnamen yunior. Tapi, saya dorong dia untuk mulai konsisten tampil di turnamen level senior,” kata Bonit.