Sebelas bulan setelah dideportasi dari Australia, Novak Djokovic kembali ke negara itu. Djokovic menargetkan mencapai puncak penampilan pada Australia Terbuka untuk menyamai 22 gelar Grand Slam milik Rafael Nadal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
ADELAIDE, KAMIS - Novak Djokovic tak akan pernah lupa saat berada di dalam tahanan imigrasi di Melbourne, Australia, pada awal 2022. Meski pengalaman itu begitu pahit, dia membawa energi positif saat kembali ke Australia untuk menghadapi musim kompetisi 2023.
Petenis dengan sembilan gelar juara Grand Slam Australia Terbuka itu tiba di Adelaide, Australia, Selasa (27/12/2022) malam, tanpa terpantau media. Pertemuan dengan wartawan baru terjadi pada konferensi pers, Kamis (29/12) siang.
“Saya tak bisa melupakan momen itu. Peristiwa itu akan terus berada dalam ingatan. Saya belum pernah mengalaminya dan mudah-mudahan tak akan terulang. Namun, itu menjadi pelajaran,” tutur Djokovic.
Petenis Serbia itu bercerita perasaannya tentang pengalaman dideportasi dari Australia pada Januari 2022. Dia tiba di Melbourne tanpa vaksin Covid-19, yang saat itu menjadi syarat memasuki Australia bagi pendatang internasional.
Djokovic tiba sambil membawa surat pengecualian vaksinasi dari tim independen, karena baru terinfeksi Covid-19. Namun, petugas imigrasi menolak pengecualian itu hingga menahannya di tempat pusat detensi imigrasi.
Djokovic mengajukan banding dan menang, tetapi Menteri Imigrasi Australia saat itu menggunakan hak prerogative untuk membatalkan visa dan memulangkan mantan petenis nomor satu dunia tersebut. Djokovic pun batal tampil pada Grand Slam Australia Terbuka.
Sebelas bulan setelah kejadian itu, Djokovic kembali ke Australia dengan membawa energi, emosi, dan harapan positif. “Saya harus melanjutkan hidup dan karier. Saya senang berada di Adelaide, dan umumnya di Australia, karena negara ini mencintai olahraga, termasuk tenis. Saya datang dengan emosi positif dan sangat antusias bertanding kembali di sini,” tuturnya.
Ketika wartawan bertanya tentang sambutan publik dan Pemerintah Australia pada akhir tahun ini, Djokovic menjawab bahwa dia diterima dengan sangat baik. “Selama dua hari berada di sini, saya mendapat sambutan hangat, mulai dari petugas di bandara, karyawan hotel, hingga panitia turnamen. Semuanya sangat baik,” tuturnya.
Berulang kali, petenis berusia 35 tahun itu mengatakan bahwa Australia adalah tempat yang memberi kesan dalam baginya, sedangkan Australia Terbuka menjadi Grand Slam favoritnya. Dari 21 gelar juara Grand Slam, sembilan di antaranya didapat dari Australia Terbuka. Pada 2023, turnamen itu akan berlangsung di Melbourne Park, 16-29 Januari.
Saat Djokovic absen di Australia Terbuka 2022, Rafael Nadal keluar sebagai juara. Dengan tambahan gelar bagi Nadal dari Perancis Terbuka, serta Djokovic di Wimbledon, mereka mengakhiri tahun ini dengan 22 dan 21 gelar Grand Slam.
Saya tak bisa melupakan momen itu. Peristiwa itu akan terus berada dalam ingatan. Saya belum pernah mengalaminya dan mudah-mudahan tak akan terulang.
Tanpa ada petenis lain yang bisa mengimbangi prestasi mereka, kecuali Roger Federer yang pensiun pada September, Nadal dan Djokovic akan tetap bersaing menjadi tunggal putra dengan gelar Grand Slam terbanyak. Djokovic bahkan tak sungkan menyebut, dia ingin membuat sejarah.
“Targetnya adalah mencapai puncak penampilan di Melbourne (Australia Terbuka). Dalam perjalanan karier seperti sekarang, setiap ajang besar menjadi kesempatan bagi saya untuk membuat sejarah. Hal itu menjadi tantangan besar, tetapi saya tak pernah kekurangan inspirasi dan motivasi untuk tampil sebaik mungkin,” lanjut petenis yang saat ini berperingkat kelima dunia itu.
Setelah Pemerintah Australia menghapus syarat vaksinasi Covid-19 bagi pendatang internasional, Djokovic memiliki kesempatan besar untuk menyamai gelar juara Grand Slam milik Nadal. Dia akan menjalani pemanasan pada turnamen ATP 250 Adelaide, 1-8 Januari, dan akan bersaing dengan dengan pemain top lain, seperti Daniil Medvedev (finalis Australia Terbuka), Felix Auger-Aliassime, dan Andrey Rublev.
Tim unggulan memimpin
Berbeda dengan Djokovic, Nadal memilih mejalani pemanasan sebelum bersaing di Melbourne Park dengan tampil pada kejuaraan beregu campuran, Piala United, di Perth, Brisbane, dan Sydney, 29 Desember 2022-8 Januari 2023. Bersama tiga rekannya, Nadal membela Spanyol dan akan memulai penampilan melawan Inggris Raya pada Grup D di Sydney, 31 Desember.
Piala United adalah ajang baru yang digelar atas kerja sama dua organisasi tenis profesional, ATP dan WTA. Kejuaraan ini diikuti 18 tim, dibagi dalam enam grup untuk bersaing dalam format round robin. Turanmen berlangsung di Perth, Sydney, dan Brisbane, dengan tiap kota ditempati dua grup. Juara grup yang tampil di kota yang sama akan saling berhadapan untuk menjadi juara kota. Tiga tim juara kota tersebut, ditambah dengan tim peringkat kedua terbaik, akan tampil pada semifinal.
Berbeda dengan kejuaraan beregu campuran sebelumnya, Piala Hopman, yang mempertandingkan satu tunggal putra, satu tunggal putri, dan ganda campuran, Piala United terdiri atas dua tunggal putra, dua tunggal putri, dan satu ganda campuran. Lima partai antara dua tim pada penyisihan grup hingga semifinal berlangsung selama dua hari, adapun final akan digelar dalam satu hari.
Pada hari pertama, Kamis, Yunani sebagai unggulan teratas unggul 2-0 atas Bulgaria melalui kemenangan ketat pada dua partai. Pada tunggal putri, Despina Papamichail menang atas Isabella Shinikova dengan skor 3-6, 6-4, 6-1.
Setelah itu, tunggal putra peringkat keempat dunia, Stefanos Tsitsipas, harus bermain dengan tiebreak pada set penentuan melawan Grigor Dimitrov. Tsitsipas menang 4-6, 6-2, 7-6 (7/4). Pada laga tersebut, Yunani masih menyimpan tunggal putri terbaik mereka, Maria Sakkari, yang dijadwalkan melawan Viktoriya Tomova, pada Jumat.
Pada Grup C di Sydney, unggulan ketiga Amerika Serikat juga unggul 2-0 atas Ceko. Kemenangan didapat finalis tunggal putri AS Terbuka 2017, Madison Keys atas Marie Bouzkova, dan tunggal putra peringkat kesembilan dunia, Taylor Fritz atas Jiri Lehecka. (REUTERS)