Marc Marquez masih berpotensi besar meraih gelar juara dunia MotoGP jika Honda memberi dia motor yang bisa bersaing dengan Ducati. Honda pun kini berjuang keras membangun RC213V yang solid sebelum tes pramusim 2023.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
TRIVENETO, KAMIS – Legenda hidup balap motor grand prix Giacomo Agostini meyakini Marc Marquez mampu menambah gelar juara MotoGP jika dirinya mendapat motor yang kompetitif. Saat musim 2023 bergulir, kondisi fisik Marquez akan bugar 100 persen sehingga bisa memacu motor seperti sebelum cedera humerus kanan pada 2020. Namun, untuk bersaing meraih gelar juara, terutama melawan para pebalap Ducati, Marquez memerlukan motor yang kompetitif. Syarat itulah yang berusaha dipenuhi oleh Honda Racing Corporation melalui pengembangan RC213V.
Agostini yang sedang berlibur di kompleks ski Dolomiti Superski menyampaikan kepada La Gazzetta dello Sport, Marquez menjadi salah satu pebalap yang bisa menghentikan Francesco Bagnaia serta para pebalap Ducati lainnya. Marquez yang sudah meraih delapan gelar juara di semua kelas, memiliki kemampuan memaksimalkan potensi motor Honda.
Namun, kini performa RC213V sedang menurun, seiring dengan perubahan konsep motor pada 2022. Kondisi Marquez yang didera cedera sejak 2020, menambah sulit Honda Racing Corporation (HRC) untuk memperbaiki performa motor. Bahkan, hingga tes akhir musim 2022 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Marquez belum puas dengan performa prototipe RC213V 2023.
"Menurut saya Marquez hebat, pebalap agresif yang tidak pernah menyerah. Jika Honda memberi Marquez motor yang tepat, dia bisa menjadi orang yang mengalahkan para pebalap Ducati. Namun, jika Honda tidak memberi dia motor yang kompetitif, (akan seperti) setelah jatuh cinta kemudian kehilangan cinta, dan mengambil jalan berbeda," ujar Agostini, yang menjadi juara dunia 15 kali grand prix itu.
Peluang Marquez meninggalkan Honda sudah dikonfirmasi oleh dirinya sendiri dalam wawancara dengan Motorsport. Saat ini, juara enam kali MotoGP itu, masih berkomitmen meraih gelar juara bersama Repsol Honda. Namun, dia juga sudah menyampaikan kepada HRC, dirinya akan mencari jalan lain jika tidak memiliki alat yang bisa untuk kembali ke puncak.
"Saat ini (di akhir musim) 2022, pikiran saya hanya pada berusaha kembali ke puncak bersama Honda. Kemudian jika saya tidak bisa, karena saya merasa seperti saya tidak memiliki alat (untuk juara), saya akan berusaha mencari yang terbaik untuk saya," jelas Marquez.
"Itu sesuatu yang sudah saya sampaikan kepada mereka (HRC). Namun, sekarang, pada 2022, saya hanya ingin tetap bersama Honda, dan tetap bersama Honda merupakan target saya. Target terbesar saya adalah memenangi kejuaraan. Jadi, ini yang akan saya cari ke depan," tegas Marquez.
Kendala yang dihadapi oleh HRC adalah pengendalian RC213V yang sangat sulit sehingga setelah harus mengorbankan potensi mesin. Kondisi semakin sulit karena ruang penyetelan sangat kecil, bahkan Marquez pun kesulitan menemukan limit pengendalian. Di beberapa sirkuit, RC213V bisa bekerja dengan baik, terutama dengan memanfaatkan slipstream pebalap di depan. Namun, di trek lain, RC213V berubah menjadi tidak kompetitif.
Jika Honda memberi Marquez motor yang tepat, dia bisa menjadi orang yang mengalahkan para pebalap Ducati.
Kendala pada RC213V itu pun diakui oleh Manajer Repsol Honda Alberto Puig seusai tes di Valencia pada November lalu. "Ya, kami mencoba spesifikasi yang berbeda, serta prototipe mesin yang berbeda. Kami menemukan sesuatu, tetapi tidak seperti yang kami harapkan, kami berharap melakukan langkah yang lebih," ungkap Puig kepada MotoGP.
"Sejak tes di Misano kami mengerjakan pemikiran-pemikiran dari hasil tes, beberapa bagus, tetapi kami tidak bisa mengatakan kami menemukan sesuatu yang kami cari atau yang kami harapkan," lanjut mantan pebalap GP500 itu.
Terkait dengan inovasi pada sasis, Puig merasa belum ada yang bisa disampaikan apakah ada sesuatu yang bisa diambil. "Kami masih perlu melakukan modifikasi dan penyetelan," ungkap dia.
Demikian juga dengan arah pengembangan motor 2023, Puig menilai, belum ada arah yang benar-benar pasti. "Ya (kami menemukan indikasi arah pengembangan), tetapi itu tidak cukup, kami tidak bisa berhenti, dan harus terus melanjutkan (pekerjaan)," pungkas Puig.
Honda dan pabrikan lain, saat ini sedang berlomba dengan waktu untuk menyelesaikan motor 2023 yang akan diuji di Sepang, Malaysia, 10-12 Februari mendatang. Hasil tes pertama itu menjadi dasar perbaikan motor yang akan diuji terakhir kali di Portimao, Portugal, 11-12 Maret. Setelah tes itu, tim-tim masih bisa melakukan perbaikan sebelum dilakukan homologasi atau pengesahan oleh FIM menjelang balapan pertama di Portimao pada 23-25 Maret.