Tinggalkan Honda, Opsi Terakhir Marquez
Marc Marquez berharap Honda Racing Corporation menyediakan motor yang bisa bersaing meraih gelar juara MotoGP sebelum kontraknya berakhir pada 2024. Jika tidak, Marquez berpotensi mempertimbangkan untuk pindah pabrikan.
Marc Marquez masih menjadi salah satu pebalap yang diwaspadai oleh juara MotoGP Francesco Bagnaia dalam persaingan juara 2023. Pebalap tim Repsol Honda itu kembali menunjukkan karakter juara, setelah berangsur pulih dari cedera humerus kanan yang membelenggu selama tiga musim terakhir. Namun, juara dunia enam kali MotoGP itu masih menanti satu keping terakhir untuk kembali bersaing meraih juara, yaitu paket motor RC213V yang kompetitif.
Marquez, hingga tes akhir musim 2022 di Valencia, belum puas dengan protitipe motor Honda 2023. Dia menginginkan Honda Racing Corporation (HRC) melakukan pengembangan lebih baik lagi untuk menghadirkan RC213V yang solid untuk bersaing pada musim 2023. Tantangan musim depan sangat ketat, karena Ducati memiliki para pebalap muda yang cepat serta motor yang sangat andal.
Baca juga : Marquez Membuka Sisi Manusiawinya
Lawan berat bagi Marquez bukan hanya juara bertahan Francesco Bagnaia, tetapi juga Enea Bastianini, dan Jorge Martin. Bahkan, adiknya Alex Marquez pun berpotensi melesat bersama Ducati, setelah meninggalkan LCR Honda di akhir musim ini. Persaingan akan semakin ketat jika Yamaha bisa menghadirkan YZR-M1 yang lebih cepat bagi Fabio Quartararo.
Potensi persaingan yang sangat ketat itu, menuntut perbaikan performa RC213V yang pada musim 2021 dan 2022, sulit dikendalikan. Bahkan, Marquez merasa seperti tidak mengenal lagi karakter dasar motor yang sudah dia pacu sejak promosi ke kelas elite pada 2013 itu. Pengembangan motor 2023 pun diikuti terus oleh Marquez selama dia absen balapan karena pemulihan operasi keempat humerus kanan pada awal Juni lalu.
Saat kembali balapan pada September, Marquez mulai rutin menguji paket-paket aerodinamika, serta komponen lain yang ditujukan untuk motor 2023. Namun, hingga tes akhir musim 2022 di Valencia, Marquez belum menemukan indikasi RC213V akan kompetitif musim depan.
"Saya mengharapkan lebih karena Anda selalu ingin lebih dan lebih lagi. Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya kecewa, karena Honda telah bekerja, dan mereka berusaha. Tetapi, kami perlu lebih lagi jika kami ingin bersaing dalam perebutan juara. Atau, kami tidak akan bisa bersaing meraih gelar juara," ungkap Marquez seusai tes di Valencia, November lalu.
Baca juga: Marquez Masih Dibayangi Keraguan
Perasaan Marquez seusai tes itu diungkapkan oleh adiknya, Alex Marquez, yang satu mobil dalam perjalanan pulang. Bahkan, pebalap tim Gresini Racing itu menilai, ada potensi kakaknya meninggalkan Honda jika tidak mendapat motor yang kompetitif untuk meraih gelar juara.
"Kami bersama di dalam mobil dan kami tidak berbincang. Marc marah. Saya bertanya kepada dia apakah dia mencoba komponen-komponen baru, dia mengatakan ya, tetapi tidak ada yang berfungsi, dan hanya itu," ungkap Alex Marquez kepada La Gazetta dello Sport dikutip Crash.
"Saya hanya mengatakan kepada dia bahwa Ducati berbeda. Dia kakak saya, tetapi saya ingin mengalahkan dia. Menurut saya, jika Honda melakukan langkah maju yang harus dilakukan, Marc tidak akan pergi. Karena itu merupakan tim di mana dia selalu balapan bersama, yang menunggu dia dan menghormati dia ketika dia mengalami cedera. Tetapi jika motor bukanlah motor untuk kejuaraan dunia, maka itu bisa mungkin," ujar Alex Marquez.
Potensi meninggalkan Honda juga dikonfirmasi langsung oleh Marquez dalam wawancara dengan Motorsport. Namun, pebalap berusia 29 tahun itu pada dasarnya ingin tetap bersama Honda, tim yang selama ini dia hormati dan menghormati dirinya. Marquez terikat kontrak hingga akhir musim 2024.
Baca juga:Sinyal Kembalinya Marquez yang Dahulu
"Saya merasa sangat menghormati Honda karena selama dua tahun ini di mana saya cedera, cara kami berbicara, cara mereka merawat saya sangat istimewa. Saya tahu itu tidak normal, itu istimewa, dan saya akan selalu akan selalu sepenuhnya menghormati Honda," ungkap Marquez.
Tetapi saat ini (di akhir musim) 2022, pikiran saya hanya pada berusaha kembali ke puncak bersama Honda. Kemudian jika saya tidak bisa, karena saya merasa seperti saya tidak memiliki alat (untuk juara), saya akan berusaha mencari yang terbaik untuk saya.
"Tetapi saat ini (di akhir musim) 2022, pikiran saya hanya pada berusaha kembali ke puncak bersama Honda. Kemudian jika saya tidak bisa, karena saya merasa seperti saya tidak memiliki alat (untuk juara), saya akan berusaha mencari yang terbaik untuk saya," jelas Marquez.
"Itu sesuatu yang sudah saya sampaikan kepada mereka. Tetapi sekarang, pada 2022, saya hanya ingin tetap bersama Honda, dan tetap bersama Honda merupakan target saya. Tetapi, target terbesar saya adalah memenangi kejuaraan. Jadi, ini yang akan saya cari ke depan," lanjut juara dunia delapan kali di semua kelas itu.
Di awal musim 2022, Marquez sebenarnya menargetkan bisa meriah gelar juara ketujuh MotoGP, sebagai perayaan satu dekade membela Honda. Namun, dia kemudian harus menjalani operasi keempat untuk meluruskan tulang humerus kanan. Kondisi Marquez yang tidak optimal pun membuat Honda kesulitan bersaing, juga seperti kehilangan arah pengembangan motor karena pebalap andalannya absen balapan.
Marc Marquez merupakan pebalap Honda paling sukses di ajang MotoGP dengan enam gelar juara dunia. Pada 2022, dia menjalani satu dekade bersama tim Repsol Honda di kelas premier. Marquez menjalani debut bersama Repsol Honda di ajang MotoGP pada musim 2013 di mana dia menjadi pebalap termuda yang memenangi balapan pada usia 20 tahun 63 hari dalam seri Amerika.
Baca juga: Mata Marquez Tertuju pada Motor 2023
Di dalam musim rookie itu, Marquez mendapatkan momentum menjadi juara dunia setelah meraih empat kemenangan beruntun di Jerman, Laguna Seca, Indianapolis, dan Brno. Dia pun menjadi juara dunia termuda pada usia 20 tahun 266 hari, memecahkan rekor sesama legenda Honda Freddie Spencer.
Di kelas MotoGP, Marquez kini telah menjalani 154 balapan, meraih 100 podium, 63 posisi start terdepan, memenangi 59 balapan, dan meraih enam gelar juara dunia. Perjalanan Marquez memang tidak selalu mulus, dia pernah mengalamai masa-masa sulit, seperti pada musim 2015 dan 2018, serta cedera yang mengoyak musim 2020-2022. Cedera humerus yang memerlukan pemulihan lama pun menjadi penghalang memenuhi target meraih gelar ketujuh juara MotoGP.
"Waktu berlalu begitu cepat. Sepuluh tahun di MotoGP dan sepuluh tahun di tim Repsol Honda merupakan mimpi. Ini sesuatu yang tidak bisa saya bayangkan dalam mimpi terbaik saya, dan dalam sepuluh tahun ini kami meraih hasil yang sangat bagus, jadi ini sesuatu yang istimewa dan saya sangat menikmati itu. Kami berusaha meraih gelar juara (musim 2022) untuk merayakan dengan bagus," ungkap Marquez saat peringatan satu dekade dirinya bersama Honda.
Baca juga : Ganjalan Marquez dan Quartararo
Hubungan panjang dirinya dan Honda itu, diakui oleh Marquez selalu dijaga dengan sikap saling menghormati. Dia tidak pernah berpaling ke pabrikan lain, dan selalu berkomitmen pada Repsol Honda.
"Dalam kontrak-kontrak sebelumnya, saya sangat menghormati mereka dan Honda selalu menjadi pilihan pertama, dan saya tidak berbicara dengan siapa pun, hanya Honda. Jika Anda menghormati mereka, maka mereka akan menghormati Anda. Jika Anda tidak menghormati mereka, mereka tidak akan menghormati Anda," ungkap Marquez kepada Motorsport.
Baca juga : M1 2023 Bangkitkan Optimisme Quartararo
"Jadi, ya, untuk ke depan kita lihat saja. Anda tidak pernah tahu. Seperti yang saya katakan, Honda adalah Honda, ini mimpi saya untuk tetap bersama Honda. Tetapi mimpi terbesar saya adalah memenangi kejuaraan," pungkas Marquez yang berharap RC213V 2023 solid dalam tes pramusim pertama MotoGP di Sepang, Malaysia, 10-12 Februari mendatang.