Suporter Indonesia Tertib, tetapi Calo Bertebaran di GBK
Pertandingan timnas Indonesia melawan Kamboja di Piala AFF 2022 berlangsung lancar dan nyaman bagi penonton. Namun, calo masih bertebaran menjajakan tiket secara ilegal.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Puluhan ribu orang penggemar sepak bola Indonesia berbondong-bondong mendatangi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Jumat (23/12/2022) untuk mendukung langsung timnas Indonesia melawan Kamboja di Piala AFF 2022. Mereka tetap antusias untuk datang langsung ke stadion walaupun sepak bola nasional masih berduka karena Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang dua bulan lalu.
Mereka mulai hadir di kawasan Gelora Bung Karno sejak pukul 13.30 dengan memakai beberapa atribut timnas, seperti syal, jersei, topi merah putih, hingga bandana Indonesia. Pertandingan pertama dengan suporter setelah Tragedi Kanjuruhan ini juga dimeriahkan oleh banyaknya anak-anak dan perempuan yang datang sebagai penanda pertandingan sepak bola yang aman bagi semua orang.
Salah satu penonton, Ceceng (45) datang dari Bogor bersama anaknya yang masih berusia 10 tahun. Dia mengaku tidak khawatir dengan keamanan di stadion saat mendukung timnas Indonesia, terlebih kali ini bermain di SUGBK yang terletak di tengah Kota Jakarta.
"Saya yakin kalau timnas beda sama klub fanatisme suporternya, jadi saya tidak takut untuk bawa anak. Kalau pertandingan liga saya belum berani, Persikabo main di Bogor saya tidak berani datang. Semoga Indonesia menang, jangan jadi runner-up terus," kata Ceceng.
Selain Ceceng, ada pula Dina Heri Kurniawan yang datang dengan istri, Lia Nurlela dan kedua anaknya. Keluarga kecil dari Sukabumi, Jawa Barat itu rela datang ke Jakarta sejak kemarin dan menumpang di rumah saudara demi menyaksikan skuad garuda hari ini.
"Saya sering nonton timnas, tetapi kalau sama istri dan anak baru sekali ini, kebetulan anak juga lagi libur sekolah. Kalau trauma Kanjuruhan tidak juga, saya saya yakin aman sekali untuk anak menonton sepak bola, semoga sepak bola Indonesia lebih baik lagi, kembalikan lagi penonton," ucap Dina.
Pengamanan pertandingan tampak sudah sangat rapi, beberapa kali panitia pelaksana mengumumkan melalui pengeras suara di stadion untuk menjelaskan peraturan menonton pertandingan dan mitigasi kondisi darurat kepada penonton. Para penonton juga baru diperbolehkan masuk ke tribun pada pukul 15.30 atau satu jam sebelum kick-off.
Petugas gabungan TNI-Polri tampak hanya berjaga di luar stadion, mereka tampak siaga di setiap sudut luar stadion dan beberapa di antaranya membantu mengatur antrean penonton. Sementara tugas memeriksa penonton menjadi tanggung jawab steward yang berseragam merah muda.
Saya yakin kalau timnas beda sama klub fanatisme suporternya, jadi saya tidak takut untuk bawa anak.
Sebelum memasuki tribun, setiap penonton harus melewati dua lapis pemeriksaan oleh steward. Barang-barang terlarang seperti suar, korek api, rokok, dan vape akan disita oleh steward. Mereka bisa mengambil kembali barang-barang itu setelah pertandingan.
Para penonton pun tampak bisa berbaris rapi di antrean dan tertib saat diperiksa oleh steward. Hanya ada sekelompok penonton yang berbaju serba hitam bertuliskan Ultras Garuda yang meneriakkan yel-yel tuntutan atas Tragedi Kanjuruhan, tetapi tetap tertib.
Tuntutan itu terus digaungkan mereka hingga ke dalam stadion. Saat pertandingan, mereka membentangkan spanduk hitam bertuliskan "Mereka Bukan Meninggal Tapi Dibunuh".
Calo Bertebaran
Beberapa orang mendatangi gedung GBK Arena Senayan untuk berburu tiket yang masih dijual Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara langsung. Namun, mereka datang terlambat karena tiket yang dijual di loket sudah habis pada pukul 12.00. Sementara tiket yang dijual secara daring juga sudah habis terjual.
Namun, mereka yang sudah datang ke GBK tanpa tiket ini masih bisa mendapatkan tiket dari calo yang bertebaran di setiap sudut kawasan GBK. Mereka tampak bebas menawarkan tiket ke sejumlah penonton yang hadir, tidak ada petugas yang mengamankan para pencari keuntungan ini. Para calo menjual tiket dengan meraup keuntungan Rp 50.000 per satu tiket.
"Ini kategori 2, masuk dari zona utara pintu 36-37, saya jual Rp 150.000 saja. Harga aslinya Rp 100.000, itung-itung Rp 50 ribu untuk pajak dan biaya saya mencetak," kata Fajri, salah satu calo.
Di tangan Fajri ada puluhan tiket yang dijualnya mulai dari kategori paling murah Rp 100.000 hingga kategori termahal Rp 300.000. Namun, dia enggan mengungkapkan asal muasal tiket-tiket tersebut dan identitas siapa yang dia gunakan untuk membeli tiket sebanyak itu.